22 April 2008

" One Of My Inspiration "

" Kami disini memohon diusulkan pengajaran dan pendidikan anak-anak perempuan bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban yang diserukan alam sendiri kedalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama. "
(Surat RA Kartini , Kepada Prof. Anton dan Nyonya 4 oktober 1902)

Alvaro Bayanaka Maru

Menikah & be a mother ... Dulu tidak pernah terpikirkan, bahkan terlintas pun tidak. Kehidupan sendiri yang bebas dan tidak ada beban serta tanggung jawab menjadi pilihan yang menggiurkan. Namun, pada 2005, Allah SWT berkehendak lain. Pilihan untuk hidup sendiri dihapuskan Allah SWT dengan menghadirkan seorang laki - laki, yang akhirnya menjadi suami - pendamping hidup.


28 Januari 2006 .... Be a merried women


Perubahan hidup terus berlanjut ....

April 2007 ... Kabar kehamilan datang dari dokter ... Be a mother comes true ....

12 November 2007 ... " Alvaro Bayanaka Maru " hadir menyemarakan kehidupan. Kehadiran " Alvaro Bayanaka Maru " mengajarkan untuk menjadi manusia & perempuan seutuhnya .... Terima kasih anak ku

Kehadiran " Alvaro " merubah pandangan untuk tidak pernah menjadi seorang ibu ... Mama ... ternyata adalah pilihan paling bodoh yang pernah terpikirkan. Menjadi seorang ibu ... Mama ...ternyata indah & menyenangkan.


" Alvaro Bayanaka Maru " mewujudkan kenikmatan, keindahan & kesenangan menjadi seorang ibu ... Mama ...


Tawa & senyum " Alvaro " adalah pelepas dahaga disaat kelelahan, kepenatan & kekesalan hadir. Bermain & bercanda dengan " Alvaro " adalah momen terindah dan menyenangkan yang tak akan pernah tergantikan. Pelukan, pegangan dan genggaman " Alvaro " adalah sentuhan terlembut yang tak akan pernah ingin dilepaskan sepanjang hayat masih di kandung badan.

Mama ... Mama ... Adalah kata pertamanya yang terindah, termerdu, yang membuat ingin menangis penuh kebahagian yang tak terhingga dan tergantikan. Terima kasih ya Allah SWT, Kau telah merubah pandangan hidup hamba Mu. Menikah dan menjadi ibu ternyata bukanlah belenggu dalam kehidupan.

" Alvaro Bayanaka Maru " ... Anugrah terindah dan terpenting yang kau berikan, tlah membuktikannya ...

21 April 2008

RA KARTINI

Raden Ajeng Kartini lahir dari keluarga ningrat Jawa. Ayahnya, R.M.A.A Sosroningrat, pada mulanya adalah seorang wedana di Mayong. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara. Peraturan Kolonial waktu itu mengharuskan seorang Bupati beristerikan seorang bangsawan. Karena M.A. Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi, maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Ajeng Woerjan (Moerjam), keturunan langsung Raja Madura. Setelah perkawinan itu, maka ayah Kartini diangkat menjadi bupati di Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowikromo.

Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari kesemua saudara sekandung, Kartini adalah anak perempuan tertua. Beliau adalah keturunan keluarga yang cerdas. Kakeknya, Pangeran Ario Tjondronegoro IV, diangkat bupati dalam usia 25 tahun. Kakak Kartini, Sosrokartono, adalah seorang yang pintar dalam bidang bahasa.
Sampai usia 12 tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Di sini antara lain Kartini belajar bahasa Belanda. Tetapi setelah usia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena sudah bisa dipingit.

Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, maka di rumah ia mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya. Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi, dimana kondisi sosial saat itu perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah.

Oleh orangtuanya, Kartini disuruh menikah dengan bupati Rembang, Raden Adipati Joyodiningrat, yang sudah pernah memiliki tiga istri. Kartini menikah pada tanggal 12 November 1903. Suaminya mengerti keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka.

Anak pertama dan sekaligus terakhirnya, RM Soesalit, lahir pada tanggal 13 September 1904. Beberapa hari kemudian, 17 September 1904, Kartini meninggal pada usia 25 tahun. Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.

Berkat kegigihannya Kartini, kemudian didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912. Nama sekolah tersebut adalah " Sekolah Kartini". Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis.

Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964, yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini.

17 April 2008

Prof. DR. Gulardi Wiknyosastro SpOG

Prof. Gul ... Begitu biasanya Prof. DR. Gulardi Wiknyosastro SpOG biasa disapa. Dokter kandungan di RSIB Budi Kemuliaan, Tanah Abang - Jakarta Pusat ini orangnya rada "3N" ... Nyentrik, Nyeleneh dan Nyantai. Gelar Profesor dinamanya tidak membuat dirinya jadi "Profesor".
Penampilan Prof Gul sangat sederhana, padahal dirinya adalah dokter kandungan ternama, guru besar Fakultas Kedokteran UI, dan Profesor pula. Kalau praktek Prof Gul tidak pernah menggenakan baju putih, pakaian kebesaran para dokter, layaknya dokter - dokter lain. Prof Gul hanya mengenakan kemeja lengan panjang, yang tangannya selalu digulung. Secara mata, penampilan Prof Gul tidak seperti dokter, hanya orang yang kenal dia atau pasiennya yang tahu kalau Prof Gul itu adalah dokter kandungan.
Dan, Prof Gul itu dokter kandungan favorit ku. Awal perkenalan dengan Prof Gul melalui teman kantor ku, Ali Indra Gunawan .... (Thanks ya ndra udah rekomendasi Prof Gul). Sudah setahun menikah, jabang bayi yang ditunggu belum juga datang, Indra merekomendasikan Prof Gul untuk konsultasi. Entah karena tangan dingginya Dan Allah sudah memberikan kepercayaan padaku, baru dua kali konsultasi aku dinyatakan hamil.
Selama masa kehamilan, aku kontrol ke Prof Gul, banyak cerita lucu & mengagetkan yang aku alami dengan gaya "3N" nya. Diawal kehamilan aku sering kali pendarahan. Karena ini anak pertama tentu saja aku khawatir dengan kondisi ini. Tapi Prof Gul justru bilang "Kalau memang rejeki mu hamil, kamu akan tetap hamil". Denger Prof Gul ngomong begitu, jujur aja aku kesel banget. Tapi itulah Prof Gul ....
Nah, kalau pas kontrol, tiap kita masuk ke ruangannya, belum juga duduk, Prof Gul selalu mengerakkan jarinya menunjuk ke tempat tidur di ruang pemeriksaan. Awalnya aku bingung dengan tingkah Prof gul. Tapi ternyata itu maksudnya kita alias pasien langsung ke tempat tidur untuk di periksa. N kalau kita kontrol paling lama cuma 5 menit di ruangannya. Kilat banget deh.
Selama kehamilan 9 bulan, berat badan ku hanya naik 4 kilogram. Sementara orang hamil normal lainnya, berat badan bisa naik sampai belasan atau puluhan kilogram. Waktu aku tanya ke Prof Gul, jawabannya "Gue ga peduli berat badan loe ga naik, yang penting berat yang didalam perut loe naik dan sehat"... Nyeleneh banget kan.
Trus, di usia kandungan ku 35 minggu, aku mengalami kontraksi tak diundang. Akhirnya aku bed rest di rumah sakit. Waktu Prof Gul datang untuk periksa kondisi ku, dia ngomong "Eh, ada setan lewat hari gini loe kontraksi. Udah pulang aja, istirahat di rumah, kita tahan bayinya sampai umur 39 minggu". Trus keluar deh Prof Gul sambil bilang ke perawat kasih obat n surat istirahat... Prof Gul ... Prof gul ...
Tiba waktunya melahirkan... Jam 11 siang aku sudah masuk ruang perawatan RSIB Budi Kemuliaan, dengan kondisi pecah ketuban dan sudah pembukaan satu. Kemudian Prof Gul datang untuk observasi. Dia bilang "OK, kita tunggu saja, paling ntar malam atau besok pagi kamu baru melahirkan". Tapi jam 3 sore, aku sudah masuk kamar bersalin, karena sudah pembukaan empat. Setelah satu setengah jam di kamar bersalin, Prof Gul datang. Sambil ketawa dia bilang "Kan gue udah bilang lahir ntar malam atau besok pagi, ini malah mo lahir serang. Buru - buru amat, gue kan lagi seminar". Sambil periksa, dia bilang "OK, ini mungkin lahirnya abis magrib, sekarang gue keluar dulu". Tapi belum setengah jam, Prof Gul dipanggil lagi karena aku sudah pembukaan sembilan dan kepala bayinya sudah mau keluar. Dengan santainya dan sambil tersenyum Prof Gul masuk "OK kondisinya bagus, sekarang gue cuci tangan dulu". Selesai cuci tangan sambil nyanyi - nyanyi kecil Prof Gul pakai sarung tangan kemudian dia bilang "Ayo kita mulai, gue hitung sampai tiga ya, anak loe udah harus keluar". Mulailah Prof Gul berhitung, baru sampai hitungan ke dua lahirlah "ALVARO BAYANAKA MARU"
Mungkin dengan gaya "3N" ditambah kalau ngomong selalu blak - blakan, mungkin banyak pasien yang akan illfill. Tapi tidak buat ku, Prof Gul justru buat aku nyaman. Ditengah - tengah kesakitan saat kontraksi mau melahirkan, begitu melihat wajah Prof gul dikamar bersalin, tiba - tiba saja semua rasa sakit itu hilang ... Thanks prof Gul sudah bantu saya melahirkan Alvaro Bayanaka Maru, sekarang varo usianya sudah 5 bulan.
Prof ... Semoga kita bisa ketemu lagi untuk anak saya ke dua. Thanks alot Prof Gul ....

16 April 2008

Jalalu'ddin Rumi ...

Tuhan taburkan cahaya-Nya
kepada segenap manusia.
Bahagialah mereka yang telah
menadahkan kain
untuk menerimanya.
Mereka yang beruntung
tak akan melihat apapun
selain Tuhan.
Tanpa kain cinta,
kita akan kehilangan bagian kita.
Bersabar adalah
jiwa yang tahu bersyukur.
Bersabarlah,
sebab itulah pemulihan
yang sesungguhnya.
Tak ada pemulihan yang lebih berharga dari rasa sabar.
Bersabarlah,
kesabaran adalah obat
suatu penyakit.
Dengan cinta,
yang pahit menjadi manis.
Dengan cinta,
tembaga menjadi emas.
Dengan cinta,
sampah menjadi jernih.
Dengan cinta,
yang mati menjadi hidup.
Dengan cinta,
raja menjadi budak.
Dari ilmu,
cinta dapat tumbuh.
Pernahkah kebodohan
menempatkan seseorang
diatas tahta seperti ini?