22 Oktober 2008

2008, tahun eksekusi mati !!

Sepanjang tahun 2008 tercatat enam orang terpidana mati menjalani eksekusi. Ini mungkin eksekusi mati paling banyak sepanjang tahun, selama perjalanan hukuman eksekusi mati di Indonesia.

Eksekusi mati tahun ini terjadi pada 26 Juni. Dua orang warga negara Nigeria, Samuel Iwachekew dan Hansen Anthony. Kedua warga negara asing ini terlibat kasus peredaran narkoba di Indonesia ini, ditahan di LP Pasir Putih – Nusakambangan, Cilacap – Jawa Tengah. Sebelum di eksekusi, Samuel dan Hansen terlibat kerusuhan di LP Pasir Putih.

Sebulan kemudian, 10 Juli, dilakukan eksekusi mati terhadap Ahmad Suraji alias Nasib Keleweng. Lelaki yang dikenal sebagai Dukun AS dieksekusi di sekitar kawasan perkebunan karet di Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang – Sumatera Utara oleh tim eksekusi Brimob Polda Sumatera Utara. Ahmad Suradji divonis hukuman mati Pengadilan Negeri Deli Serdang pada 27 April 1997. Ia dinyatakan terbukti membunuh 42 wanita di perkebunan tebu Dusun Aman, Desa Sei Semayang, Kabupaten Deli Serdang. Dukun AS kemudian mengajukan permohonan banding ditolak Pengadilan Tinggi Sumut pada 27 Juni 1998, demikian juga kasasi ke Mahkamah Agung ditolak pada 27 September 2000. MA kembali menolak PK Suradji pada 28 Mei 2003. Dan pada Januari 2008, Kejagung menerima penolakan grasi yang diajukan Dukun AS. Jenazah Dukun AS dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Keling Garuda, Dusun XV, Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut).


Seminggu setelah eksekusi Dukun AS, 18 Juli, eksekusi terhadap Usep atau Tubagus Yusuf Maulana dilakukan di kawasan hutan wilayah KEcamatan Cimarga, Kabupaten Lebak – Banten. Usep dinyatakan bersalah melakukan pembunuhan berencana hingga membuat delapan warga tewas. Para korban datang ke rumah Usep untuk mencari kekayaan dari ”Bank Ghaib”. Lima korban tewas setelah diberi ramuan racun dan dikubur pada 17 Mei 2007. Adapun tiga korban lain dibunuh pada 19 Juli 2007 dan dikubur di lokasi berbeda. Dalam menjalankan praktiknya, dukun Usep dibantu Sobirin alias Oyon yang bertugas mencari dan mengantar pasien. Oyon divonis mati hakim Pengadilan Negeri Rangkasbitung, 12 Maret 2008, dan tengah mengajukan permohonan banding ke Pengadilan Tinggi Banten. Eksekusi mati terhadap Usep merupakan yang tercepat dalam sejarah eksekusi terpidana mati di Indonesia. Usep dieksekusi empat bulan setelah divonis mati oleh Pengadilan Negeri Rangkasbitung, vonis dijatuhka hakim pada 10 Maret 2008.

Sehari kemudian, 19 Juli, giliran terpidana mati Sugeng dan Sumiarsih yang menjalani eksekusi mati. Sumiasih dan Sugeng adalah dua terpidana mati kasus pembunuhan Letkol (Mar) Poerwanto, istri dan dua anak mereka, serta seorang keponakannya pada 13 Agustus 1988. Eksekusi mati terhadap ibu & anak ini berlangsung setelah mereka mendekam di penjara selama 20 tahun. Jenazah Sumiarsih (60) dan Sugeng (44), Sabtu (19/7) dini hari, akhirnya dimakamkan di TPU Sama'an, Malang. Keduanya dimakamkan berdampingan di blok C2.
8 Agustus 2008, giliran Rio Alex Bullo di eksekusi. Lelaki yang mendapat julukan Rio Martil divonis mati Pengadilan Negeri (PN) Purwokerto karena melakukan pembunuhan sadis terhadap seorang pengacara terkenal sekaligus pemilik persewaan mobil di Purwokerto, Jeje Suraji di Hotel Rosenda Baturaden, 21 Januari 2001.
Selama 1997-2001, terpidana telah membunuh sedikitnya empat orang pemilik atau pengelola rental mobil. Pembunuhan itu merupakan cara terpidana untuk membawa lari mobil yang disewa dari para pemilik atau pengelola rental tersebu
Setiap melancarkan aksinya, terpidana selalu menyiapkan dua buah martil untuk memukul kepala korbannya. Karena itu pula, terpidana diberi julukan Rio Si Martil Maut. Namun, selama mendekam di LP Nusakambangan, terpidana juga pernah membunuh teman satu penjaranya, Iwan Zulkarnaen.
Pelaksanaan eksekusi mati tahun2008 tampaknya tidak akan berakhir di Rio Martil, sebab masih ada eksekusi mati yang menjadi “Top nya Eksekusi Mati” yaitu eksekusi terhadap Trio pelaku Bom Bali 1, pada Oktober 2002, Yaitu Imam Samudra – Ali Imron – Amrozi.

Ketiga terpidana mati ini sekarang mendekam di LP Nusa Kambangan – Cilacap, Jawa Tengah. Pihak kejaksaan sudah memastikan bahwa eksekusi terahadap tiga serangkai akan dilakukan tahun ini juga. Kita tunggu saja, apakah eksekusi akan dilakukan … Karena ini yang paling dinantikan. (Diu Oktora / 22 Oktober 2008)

14 Oktober 2008

Wali Nanggroe Pulang Kampung

11 Oktober 2008, sekita pukul 11.30 WIB, Bandara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh berbeda dari biasanya. Memang tetap ramai dengan hiruk – pikuk penumpang yang akan naik – turun pesawat terbang. Namun, hiruk – pikuk kali ini jauh berbeda dari biasanya, ada upacara penyambutan dan pengamanan super ketat… Bandara Sultan Iskandar Muda dan Masyarakat Aceh menyambut tamu khusus.

Kekhususan Bandara Sultan Iskandar Muda terjadi karena “Wali Nanggroe” Muhammad Hasan di Tiro pulang kampong. Setelah 32 tahun tidak pernah menginjakkan kakinya di Bumi Serambi Mekkah, melalui Malaysia dengan menggunakan pesawat sewaan Hasan Tiro kembali mencium aroma tanah kampung halamannya.

Ribuan masyarakat aceh pun berdatangan, tumpah ruah, berkumpul di Masjid Raya Banda Aceh untuk melihat sosok kharismatik pimpinan yang mereka rindukan selama ini.

Kepulangan deklarator “Gerakan Aceh Merdeka”, GAM pada 4 Desember 1976 ini memang menyedot banyak perhatian banyak orang, tidak hanya di Banda Aceh sana saja, bahkan nuansa kepulangan Hasan Tiro terasa juga di salah satu rumah di kawasan Graha Raya Bintaro, Serpong – Tangerang.

Di depan layar televisi yang saat itu sedang menyiarkan berita kedatangan Hasan Tiro terjadi “dialog” antara seorang papa dan anaknya yang masih berusia 11 bulan.

Papa : Nak, tuh lihat wali nangroe mu pulang kampung.

(Si anak yang baru berusia 11 bulan, belum bisa bicara benar dan pastinya ga ngerti soal wali nangroe. Tapi, seolah – olah ngerti, si anak yang saat itu sedang asik main mobil – mobilan, langsung melihat layar televisi dan menjawab dengan caranya.)

Anak : U … U … U … U …
Papa : Iya, itu kampung halaman mu
Anak : U … U … U … U …

Kepulangan “Wali Nanggroe” selain menghipnotis perhatian banyak orang, karena mereka ingin mendegarkan pesan perdamaian dari Muhammad Hasan di Tiro langsung. Sementara diseberang pulau Sumatera, bagi seorang papa kepulangan Hasan Tiro kesempatan untuk memperkenalkan kampung halaman buat anak yang belum sempat menginjak tanah leluhurnya … (Diu Oktora / 12 Oktober 2008)

08 Oktober 2008

Facebook

Mencari teman bisa dengan cara apapun, salah satunya melalui situs pertemanan lewat dunia maya alias internet. Sekitar tahun 2003–an, salah satu situs pertemanan www.friendster.com menjadi pilihan banyak orang. Friendster langsung diminati banyak orang. Ribuan orang dari berbagai belahan dunia tergabung dalam friendster. Demam friendster merambah semua golongan, tua – muda – remaja. Asyik memang menjalin pertemanan melalui friendster, kita bisa memiliki teman dari berbagai belahan dunia manapun. Bahkan kita bisa menemukan teman yang mungkin saja sudah lama sekali tidak kita temui.

Di friendster kita tidak hanya bisa menjalin pertemanan saja, kita juga bisa menulis testimoni dan kritikan juga masukan, entah itu mengenai teman kita atau apapun. Selain itu kita juga bisa menulis berbagai macam topik, baik yang serius atau nyeleneh sekalipun .. Pokoknya untuk asyik – asyikan, friendster seru juga.

Nah, sekarang yang sedang terjadi adalah demam facebook. Dimana – mana sekarang banyak orang tergabung dalam www.facebook.com. Sebenarnya facebook tidak jauh berbeda dengan friendster, sama – sama situs pertemanan. Namun, ada kelebihan di fecebook.

Di facebook ada kolom dimana kita bisa menulis apapun, namanya “notes”. Nah, siapa pun bisa mengomentari isi dari tulisan itu, baik komentar positif atau negatif. Tulisan yang dimuat di “notes” juga bebas, bisa merupakan testimoni kita tentang apapun saja.

Nah, karena “notes” sifatnya lebih ke testimoni atau apa yang dirasakan dan dijalani oleh si penulis, maka sah – sah saja dia menulisakan dalam bentuk kalimat apapun.

Friendster, facebook, atau situs pertemanan yang lain adalah situs untuk menjaring teman, bukan musuh. Jadi situs seperti ini sifatnya just for having fun, untuk asyik – asyik kan aja. Jadi kalau ada tulisan, testimoni, notes yang sifatnya sedikit “keras”, kritik terhadap suatu kondisi, kejadian, peristiwa yang sedang atau sudah terjadi, ga usahlah dianggap serius banget trus dimasukin ke hati… Kan itu testimoni dari si penulis, jadi penulis berhak menuangkan apa yang dia rasa dan pikirkan.

Negara kita kan bebas untuk menyampaikan aspirasi. sekarang bukan jaman orde baru lagi, ada orang ngomong keras sedikt – ada orang kritik sesuatu, tahu – tahunya besok udah ga ada, diculik, ketemu – ketemu udah jadi mayat. Sekarang kan jaman reformasi, jaman kebebasan untuk mnyampaikan apirasi – pendapat – keinginan dalam bentuk apapun.

Tolong dong hargai perjuangan Amin Rais, Mahasiswa Universitas Trisakti yang meninggal, dan Mahasiswa yang meninggal di Semanggi pada tahun 1998 saat mereka memperjuangkan reformasi, jaman kebebasan dalam bentuk apapun.

Bukankah negara yang besar adalah negara yang menghargai jasa para pahlawannya. Mereka sudah mempertaruhkan nyawa memperjuangankan kebebasan, masa ada orang yang sedikit menikmati kebebasan itu dengan menulis ga boleh, dianggap pemberontak, dianggap nyebarin fitnah… Please dong … Come on, berpikirlah dengan kepala dingin, jangan berpikiran buruk dengan orang lain … (Diu Oktora / 24 September 2008)