12 November 2008

Teori "Ingus" Kebijakan BBM

Gonjang - ganjing merosotnya harga minyak mentah dunia, berdampak langsung terhadap kebijakan penetapan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) oleh pemerintah. Terus turun nya harga minyak mentah dunia, mendorong adanya tuntutan untuk menurunkan harga BBM.

Tuntutan untuk menurunkan harga BBM dinilai sangat wajar, karena selama ini alasan pemerintah untuk menaikkan harga BBM adalah karena harga minyak mentah dunia yang terus melangit. Kini harga minyak mentah dunia turun, berati sudah wajar jika pemerintah juga ikut menurunkan harga BBM.
Namun, untuk mengeluarkan kebijakan penurunan harga BBM, pemerintah sangat sulit. Berbagai pertimbangan dijadikan dasar, berbagai kondisi "yang kemungkinan kelak akan terjadi" di jadikan alasan. Memang, setelah berbagai pertimbangan di timbang, berbagai masukan ditampung, mungkin juga berbagai wangsit dijadikan latar belakang, keputusan untuk menurunkan harga BBM keluar juga.

Melalui pejabat menteri koordinator perekonomian, yang juga menteri keuangan, Sri Mulyani, pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan Harga BBM, premium, turun menjadi Rp 5.500 yang sebelumnya Rp 6.000 dan berlaku mulai 1 Desember 2008. Sementara untuk Solar dan Minyak Tanah, pemerintah lagi - lagi sedang mengkaji kemungkinan menurunkan harganya.

Nah, terkait soal tuntutan untuk menurunkan harga BBM. Suatu sore di rumah gue, saat santai sambil nonton berita di sore hari, dan semua TV memberitakan mengenai penurunan harga BBM. Bokap gue nyeletuk...

Bokap : Pemerintah kita lagi ingusan
Gue : Ingusan? Maksudnya?
Bokap : Itu soal BBM, kaya orang lagi ingusan

Entah sebelumnya bokap gue dapat istilah "Ingusan" itu dari seorang pengamat ekonomi yang sedang mengkomentari tuntutan penurunan harga BBM. Atau komentar seoarang warga negara Indonesia, rakayat kecil yang spontan terhadap kinerja pemrintah.

Tapi, memang melihat gaya pemerintah menurunkan harga BBM jadi inget sama orang yang sedang flu berat, ingus (maaf kalau bahasanya kasar dan jorok terdengar) meler terus - terusan. Dan, memang kebijakan harga BBM pemerintah sama dengan orang yang sedang ingusan.

Kenapa kaya orang ingusan?? Coba dech perhatikan orang yang sedang ingusan. Ingus yang keluar dari lubang hidung kan TURUNNYA PELAN - PELAN. Tapi begitu ingus itu dihirup, NAIKNYA CEPET BANGET. Begitu juga dengan pemerintah kita, kalau naikin harga BBM cepet banget, mikirnya ga pake lama, pertimbangannya cuma harga minyak mentah dunia naik terus.

Tapi, giliran harga minyak mentah dunia turun, kebijakan untuk nuruin harga BBM dalam negeri lama banget. Mikirnya lama, banyak pertimbangan, dan berndai - anadai pula kalau harga minyak mentah dunia akan naik lagi dalam waktu singkat.

Pemerintah kita ga sedang ingusan kan?? Ga sedang sakit flu berat?? (Diu Oktora / 12 November 2008)