24 Januari 2014

ACA Untuk Alvaro

Mama.. Liburan sekolah kali ini aku mau ke Singapura
Mama.. Liburan sekolah nanti aku mau ke Leggo Land ya
Mama.. Libur sekolah aku mau ikut tante ke Malaysia
Mama.. Aku mau ke Mall

Itu semua permintaan Alvaro menyambut liburan sekolahnya semester lalu. Permintaan Alvaro sebenarnya bukan hal yang aneh, tapi itu sedikit menyentil karena ternyata Alvaro konsep liburannya terlalu “mengikuti perkembangan jaman” J

Mulailah aku berfikir untuk tidak terlalu memberikan liburan yang serba luar negeri atau pun serba mall ke Alvaro, bukan karena biaya liburan keluar negeri yang mahal, atau liburan ke playground di mall yang hanya Alvaro tahu.

Akhirnya konsep liburan Alvaro aku pilih “Alvaro Cinta Alam” (ACA). Tampa diduga ternyata Alvaro menyukai ide itu. Baiklah libur sekolah kali ini temanya “No mall”.

Konsep ACA yang aku perkenalkan ke Alvaro adalah mengenal alam dan binatang, dan pilihan terdekat adalah mengunjungi Pusat Primata Schmutzer di Kawasan Kebun Binatang Ragunan, Jakarta Selatan. Maka tanggal 28 Desember 2013 lalu, kami sekeluarga pun ber edu-wisata ke Ragunan.


Pusat Primata Ragunan Schmutzer merupakan yang terbesar di dunia. Total kawasan ini mencapai 13 ha. Ini lebih luas kalau dibanding Pusat Primata di kota Leipzig, Jerman. Disana luasnya hanya 4,5 ha.

Berbagai jenis primata Indonesia ada disini, antara lain gorila, simpanse, orangutan dan lain-lain. Pusat Primata Schmutzer tidak hanya mengoleksi hewan primata, tetapi juga berfungsi sebagai pusat edukasi dan konvensi lingkungan hidup.

Pusat Primata Schmutzer dibangun pada tahun 1999, dan diresmikan pada 20 Agustus 2002. Komples seluas 13 ha ini dirancang dengan konsep "Open Zoo" dimana stwa yang tinggal di dalammnya seolah-olah berada di habitat aslinya.

Nyonya Pauline Antoinette Schmutzer-versteegh adalah orang yang mempelopori didirikannya Pusat primata Schmutzer. nyonya Pauline adalah seorang pecinta hewan, pelukis dan dermawan. Ia mewariskan seluruh harta miliknya kepada The Gibbon Foundation yang diketuai oleh Willie Smith untuk dibuat sebuah fasilitas terbaru khusus untuk primata di Kebun Binatang Ragunan.


Schmutze adalah tempat Edu-wisata yang sangat murah, untuk masuk ke pusat primata terbesar didunia ini untuk tiket kita hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp 6.000 (senin-jumat) & Rp 7.500 (sabtu-minggu & hari libur nasional). 

Sehabis puas keliling-keliling di Pusat Primata Schumtzer, Alvaro melanjutkan perjalanan mengelilingi Kebun Binatang Ragunan, berbagai macam hewan dapat dilihat, mulai dari gajah, burung unta dan rusa.


Selesai puas berkeliling, dalam perjalanan pulang ke rumah aku bertanya ke Alvaro. "Gimana main di Ragunannya?" Alvaro jawab "seru mama, binatangnya banyak, lucu-lucu. Kalau di Ragunan kita bisa deket sama binatangnya. Terus gorila itu besar banget ternyata, jalannya sama kaya orang".











Ternyata liburan murah meriah ke Ragunan bermanfaat juga untuk Alvaro, paling tidak dia suka dengan altenatif liburannya kali ini. (Diu oktora/Graha Raya Bintaro-Cluster Valencia, 24 Januari 2014).

14 Januari 2014

Enjoying Being Full Time Mother


Sudah satu minggu ini aku di rumah dan menjadi full time mother untuk Alvaro dan Shaqira. Mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi Alvaro dan Shaqira aku urus, ternyata capainya minta ampun.

Alvaro yang memang sudah agak besar dari adiknya, tapi mulai dari minum, makan, pakai baju dan mandi harus dibantu mama nya. Belum lagi kalau mau sekolah, mulai dari bangunin tidur, nyiapin bekal sampe buku pelajaran yang akan dibawa ke sekolah masih harus dibantu.

Sementara itu Shaqira, lagi senang-senangnya jalan sendiri. Karena jalannya masih ogleg-ogleg pengawasan penuh harus full ke Shaqira, karena takut jatuh atau nabrak perabotan. Ini lebih cape lagi karena ngomong belum jelas, jadi untuk minta sesuatu andalan Shaqira nangis, kalau udah nangis ya ampunnn.. Orang se RT bisa denger suaranya.

Belum lagi rumah yang berantakan karena mainan Shaqira dan Alvaro, ini juga buat badan pegel-pegel ngerapihinnya. Baru dibersihin, belum 5 menit Alvaro dan Shaqira udah numpahin mainannya, begitu terus sampe mereka tidur. Cape memang, tapi ada rasa kepuasaan di dalam hati. Apalagi kalau lihat anak-anak tidur kayanya damai banget hati. 

Selama seminggu menjadi full time mother untuk Alvaro dan Shaqira seperti menyadarkan aku bahwa ini sudah waktunya buat aku menaggalkan seragam sebagai perempuan pekerja, ini waktunya aku lebih banyak bersama anak-anak, karena diusia mereka yang sekarang ini kehadiran aku menjadi lebih penting buat Alvaro & Shaqira.

Sebagai perempuan pekerja, terkadang (selalu bahkan) perasaan galau, bersalah dan sedih meninggalkan anak-anak di rumah selalu aku rasakan. Apalagi saat anak-anak sedang sakit misalnya, dan aku harus tetap ke kantor rasanya berdosa sekali terhadap Alvaro dan Shaqira. Belum lagi tiap pulang kerja, aku sampai rumah malam dan anak-anak sudah tidur, duchh pengen nangis banget sebenernya, kasian Alvaro dan Shaqira ga bisa ketemu mama nya.

Sementara, di weekend waktunya utnuk anak-anak, dan aku memang biasanya menghabiskan waktu dengan mereka dan tidak mau diganggu dengan urusan lain. Tapi badan ini ga bisa bohong juga, seminggu kepala penuh dengan kerjaan, badan cape karena jalan macet setiap hari, akhirnya di weekend aku maunya tiduran di kamar aja, jarang main sama anak, akhirnya waktu dengan anak jadi berkurang juga. Kata orang quality time dengan anak ga ada.. Sedih.

Sebagai Perempuan pekerja dan juga seorang Ibu, mungkin aku salah satu yang beruntung, karena selalu bisa menyaksikan moment-moment penting dalam kehidupan Alvaro dan Shaqira, anak-anak ku.

Ketika Alvaro bisa mengucapkan kata pertamanya, Aku yang pertama kali mendengar.
Ketika Alvaro pertama kali bisa jalan, Aku menyaksikannya.
Ketika Alvaro gigi nya pertama kali ganti, Aku bisa mengantarkan ke dokter gigi untuk cabut.
Ketika Alvaro masuk sekolah SD hari pertama, Aku bisa mengantarkannya ke sekolah.
Ketika Alvaro harus terima rapot di sekolah, Aku bisa mengambil rapotnya ke sekolah.
Ketika Alvaro sakit agak lama, Aku bisa mendampinginya setiap hari sampai sembuh.
Ketika Alvaro harus aku antar ke ulang tahun temannya, Aku selalu bisa mengantar.

Ketika Shaqira, bisa mengucapkan kata pertamnya, Aku yang pertama kali mendengar.
Ketika Shaqira tumbuh gigi pertamanya, Aku menyaksikan.
Ketika Shaqira mengucapkan kata-kata pertamanya, Aku menyaksikan.
Ketika Shaqira merangkak pertama kali, Aku menyaksikan.
Ketika Shaqira berdiri pertama kali, Aku orang yang pertama kali melihat.
Ketika Shaqira mulai jalan sendiri dengan kaki kecilnya, Aku mendampingi.
Ketika Shaqira kesakitan dan harus di rawat di RS, Aku mendampingi hingga sembuh.

Tapi pertanyaannya adalah : APAKAH AKU AKAN SELALU MENJADI IBU PEKERJA YANG SEBERUNTUNG ITU TERUS? Pastinya tidak. Dan selama satu minggu ini, walaupun cape, lelah dan kadang emosi marah ga bisa ditahan, aku sangat menikmati menjadi full time mother untuk Alvaro dan Shaqira.

Dan ini, membuatku yakin untuk mengambil keputusan untuk berhenti bekerja. Mungkin akan sulit diawal, karena Aku sudah terbiasa bekerja setiap hari, Aku terbiasa sibuk dengan pekerjaan menumpuk. Tapi roda sudah harus berputar ke sisi berikutnya, ini waktunya buat aku untuk penuh mengurus anak-anak dan memilih pekerjaan part time yang bisa dilakukan dari rumah untuk membiasakan diri tidak bekerja lagi.

Semua memang ada fasenya, 12 tahun lamanya aku sudah menjadi perempuan pekerja, kini masanya aku menjadi ibu yang full time untuk anak-anak ku Alvaro & Shaqira, Kedepan mungkin saja disaat anak-anak sudah besar aku akan bekerja lagi. Tapi yang terpenting adalah aku menjalani fase masa kini dengan baik, "Enjoying Being Full Time Mother for Alvaro dan Shaqira". (Diu Oktora/Graha Raya Bintaro-Cluster Valencia, 14 Januari 2014)