31 Agustus 2014

Selamatkan Air Untuk Wujudkan Indonesia Yang Lebih Sehat

Belum lama ini, aku mengadakan acara syukuran khitan putra pertama ku Alvaro Bayanka Maru. Supaya tidak ribet, aku menyediakan air mineral dalam kemasan gelas untuk para tamu. Benar sih, dengan menyediakan air mineral dalam kemasan gelas, memang tidak ribet dan simple. Para tamu bisa bebas mengambil minum sesukanya, dan sebagai tuan rumah aku tidak usah bingung untuk mencuci gelas. Tapi, apa yang terjadi sesungguhnya?? Dengan menyediakan air mineral dalam kemasan gelas justru terjadi pemborosan yang besar-besaran.

Kok bisa? Pemborosan Apa? Yang terjadi adalah pemborosan air secara besar-besaran, karena banyak sekali tamu yang datang tidak menghabisakan minumnya, banyak air mineral dalam kemasan gelas yang terbuang dan masih banyak airnya. Dan ini tidak hanya terjadi di acara syukuran yang aku gelar saja, tapi dikegiatan-kegiatan lain pasti juga terjadi seperti ini.

Bayangkan saja, jika satu hari ada 10 kegiatan dan menyediakan air mineral dalam kemasan gelas untuk para tetamuya, jika satu kegiatan menyediakan 500 air mineral dalam kemasan gelas dan setengahnya tidak habis diminum, jika dikumpulkan berapa banyak air yang telah dibuang cuma-cuma.

Lantas salah siapa jika terjadi pemborosan seperti ini? Salah pabrik gitu yang memproduksi air dalam kemasan gelas?? Atau salah tuan rumah, yang karena tidak mau repot cuci gelas?? Sesungguhnya ini terjadi karena diri kita sendiri, banyak diantara kita yang belum menyadari manfaat dari air. Sehingga kita tidak merasa sayang, ketika kita minum, ada air yang terbuang, kita selalu berpikir “ach cuma sedikit ini air yang kebuang” padahal dari yang sedikit itu lama-lama bisa menjadi gunung loh.

AIR DAN MANUSIA
Sesungguhnya air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sudah dapat dipastikan makhluk hidup di dunia ini tidak dapat dipisahkan dengan air. Tanpa air kemungkinan tidak akan ada kehidupan di dunia ini sebab semua makhluk hidup, baik itu manusia, tumbuhan atapun hewan sangat memerlukan air untuk bertahan hidup.

Contohnya saja kita, manusia. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air. Dan yang perlu dicatat adalah tidak ada seorang pun manusia yang dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. 



Volume air dalam tubuh manusia rata-rata 65% dari total berat badannya, dan volume tersebut sangat bervariasi pada masing-masing orang, bahkan juga bervariasi antara bagian-bagian tubuh seseorang. Berikut adalah gambar organ tubuh ma­nusia yang mengandung banyak air, antara lain : 

Karena vitalnya air bagi manusia, maka untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berupaya mengadakan air yang cukup bagi dirinya sendiri. 


Bagi manusia air bukan hanya untuk sekedar untuk minum saja, tapi air juga dibutuhkan untuk berbagai macam kegiatan kehidupan lainnya, seperti terlihat pada gambar disamping kiri.

AIR DAN KESEHATAN
Air merupakan salah satu kunci terwujudnya kesehatan bangsa, sebab air sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan. Oleh karena itu  penyediaan air bersih, khususnya air minum yang aman dan layak menjadi hal yang paling penting untuk disediakan kepada masyarakat. 

Jika ditinjau dari sudut ilmu kesehatan masyarakat, penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat. Volume rata- rata kebutuhan air setiap individu per hari berkisar antara 150-200 liter atau 35-40 galon. Kebutuhan air tersebut bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat.

Kegunaan Air sangat penting bagi tubuh manusia, karena dengan meminum air bersih dan sehat tubuh kita akan terhindar dari dehidrasi. Air juga dapat membantu membuang racun dari tubuh tanpa meninggalkan residu yang berbahaya. 

Manfaat lain dengan banyak minum air, khusunya bagi wanita bisa membuat kulit lebih indah. Air juga dapat membantu menurunkan berat badan.

Salah satu fungsi terpenting air adalah bisa berfungsi menekan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit infeksi. Saat ini banyak masyarakat di Indonesia, khususnya yang tinggal dibantaran kali sangat sulit untuk bisa mendapatkan air minum yang bersih dan sehat, sehingga mereka beresiko terinfeksi berbagai penyakit akibat air minum yang tercemar. 

Akibat masih banyaknya masyarakat yang bisa mengakses air minum yang sehat, menyebabkan Separuh dari penyakit yang diderita masyarakat Indonesia disebabkan air minum yang tercemar. Berbagai penyakit akibat air minum tercemar seperti diare, tifus, parathypus, kolera, disenteri, hepatitis A, dan lain-lain. Khusus untuk diare, angka kejadiannya setiap tahun terus mengalami peningkatan, bahkan diare tercatat sebagai salah satu penyebab angka kematian  kedua terbesar bagi anak-anak di bawah umur lima tahun di Indonesia.  

Di DKI Jakarta, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) terungkap bahwa pada tahun 2010 tercatat 12 kematian akibat penyakit yang berhubungan dengan konsumsi air. Dinkes DKI mencatat, tahun 2010 terdapat 8.455 kasus diare dengan dehidrasi, 11.015 kasus diare tanpa dehidrasi, 10.458 kasus tifus, dan 774 kasus hepatitis A. pada tahun 2011, terdapat 6.652 kasus diare dengan dehidrasi, 10.286 kasus diare tanpa dehidrasi, 8.217 kasus tifus, dan 983 kasus hepatitis A.

SULITNYA MENYEDIAKAN AIR BERSIH DI INDONESIA
Ternyata menyediakan air bersih yang kemudian aman dan sehat untuk diminum bukanlah persoalan sepele, ini terjadi di Indonesia. Kok bisa ya Indonesia kesulitan untuk menyediakan air bersih yang layak untuk diminum?? Padahal curah hujan di Indonesia sangat tinggi, mencapai 2.779 milimeter/tahun, seharusnya dengan curah hujan sebesar itu Indonesia merupakan negara yang kaya air. Bukankah wilayah Indonesia dua pertiganya adalah lautan? Bukankah di seluruh wilayah Indonesia ini berdiri kokoh ratusan gunung-gunung yang menjadi sumber air bagi ribuan sungai yang membelah daratan, mengaliri tanah menjadi subur, dan menjadi bahan baku air minum bagi rakyat? Bahkan di negeri ini terdapat ribuan sumber air, dan ratusan waduk atau danau.

Menurut Direktur Pengembangan Air Minum (PAM) Kementerian Pekerjaan Umum (PU)  Sutjiono, persoalannya ternyata bukan dari ketersediaan air baku atau teknologi pengolahannya, tetapi terletak pada besarnya biaya yang dibutuhkan dan rumitnya perencanaan, pembangunan, dan pengelolaan sistem penyediaan air minum (SPAM). Persoalan juga muncul ketika tidak semua daerah kabupaten/kota memiliki sumber air baku yang layak untuk diolah menjadi air minum yang sehat, aman dan berkelanjutan.

Hambatan dan kendala lain dalam pembangunan sistem penyediaan air bersih adalah daqri sisi kelembagaan. Saat ini, sebanyak 287 kabupaten/kota di Indonesia belum memiliki Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), kemudian ada 55 kabupaten/kota yang belum memiliki lembaga pengelola SPAM, baik berupa perusahaan daerah, badan layanan umum atau unit pelaksana teknis.

selain itu menurut data Kementerian PU tercatat sebanyak 497 kabupaten/kota di seluruh Indonesia, baru 375 kabupaten/kota yang memiliki perusahaan daerah air minum (PDAM), sedangkan 122 kabupaten/kota belum memiliki PDAM, meskipun memiliki badan pengelola dalam bentuk lain. kondisi ini menjelaskan bahwa dari sisi kelembagaan memang sangat mengkhawatirkan bisa menyediakan air bersih, karena hingga saat ini kebanyakan lembaga pengelola layanan air minum di daerah-daerah, yang merupakan operator utama penyedia layanan air minum, tidak efisien dan memiliki utang yang cukup besar.

KOMITMEN PEMERINTAH PUSAT
Untuk menyediakan air bersih, Pemerintah Pusat memiliki komitmen yang sangat besar. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan bahwa salah satu tugas berat pemerintah adalah mengenai penyediaan air bersih. untuk itu, Presiden melalui Ditjen Cipta Karya, Kementerian PU untuk mengatasi krisis air di daerah tandus dan sulit air, sehingga pada tahun 2025, tidak ada lagi krisis air bersih, dan semua rakyat Indonesia dapat mengakses air bersih dan air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi. Jika ini terpenuhi maka target pembangunan nasional di bidang air bersih dan air minum berhasil diwujudkan.

Keseriusan Pemerintah Indonesia juga pernah disampaikan oleh presiden SBY saat berpidato di Forum Panel Sidang Majelis Umum PBB di New York, AS, akhir Mei 2013. saat itu presiden menyatakan komitmen Pemerintah Indonesia untuk menuntaskan tiga target utama Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) 2015, yaitu menurunkan tingkat kematian ibu hamil, angka kematian balita, dan meningkatkan akses rakyat terhadap air bersih dan air minum.

Komitmen itu sangat jelas, bahwa dalam jangka pendek, yaitu 1,5 tahun ke depan, harus mampu memenuhi pencapaian tingkat pelayanan bidang air minum sebesar 68,87 persen sesuai target MDGs tahun 2015, sedangkan program jangka menengah, pada tahun 2025 tidak ada lagi rakyat Indonesia yang tidak bisa mengakses air bersih dan air minum yang sehat dan aman.

KOMITMEN KITA 
Ternyata, air sangat berfungsi dan berperan bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Penting bagi kita sebagai manusia untuk tetap selalu melestarikan dan menjaga agar air yang kita gunakan tetap terjaga kelestariannya. Apa sesungguhnya yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan air, selain harus menghabiskan air yang kita minum baik itu air dalam kemasan atau tidak? Sesungguhnya sangat banyak sekali dan bisa kita mulai lakukan dari lingkungan rumah kita sendiri, misalnya saat kita sedang mandi, jangan biarkan air luber dari bak mandi, jika bak mandi telah penuh segera matikan keran. Atau ketika segang gosok gigi atau cuci tangan, ketika kita sedang menyikat atau mencuci tangan, sebaiknya keran dimatikan, jangan biarkan air mengalir tanpa digunakan. Jika di rumah ada sumber air atau pipa yang bocor segera perbaiki, sehingga tidak ada air yang terbuang dengan percuma.

Sekarang sudah saatnya kita turun tangan untuk tidak melakukan pemborosan penggunaan air, karena dengan menyelamatkan air, dengan melakukan penghematan air, akan banyak air bersih yang tersedia, sehingga akan lebih banyak lagi orang yang bisa menikmati air bersih dan sehat untuk di minum, dan akhirnya sekuruh masyarakat akan menjadi sehat, Indonesia akan menjadi lebih sehat.


Referensi Foto :

10 Agustus 2014

Sakit Sendiri Aja Om !!!

Pagi tadi, aku - Alvaro dan Shaqira cari sarapan keluar rumah. Biasanya minggu pagi, di jalan Boulevard - Graha Raya Bintaro ramai beraneka macam tukang jualan, mulai dari jual makanan, sendal, baju, payung sampai tukang obat juga lengkap.

Aku dan anak-anak menjatuhkan pilihan untuk sarapan bubur ayam. Ini memang salah satu menu sarapan favorit aku dan anak-anak, bukan hanya harga buburnya murah, tapi pilihan sate nya banyak dan buburnya enak, yang terpenting lagi adalah porsinya tidak banyak.

Seperti biasa, tempat mas tukang bubur ini, penuh sesak dengan pembeli, untung aku dan anak-anak masih dapat tempat duduk. Kami pun duduk dan langsung memesan. Sambil menunggu bubur pesanan kami datang, Alvaro nyemil sate usus kesukaannya, sementara Shaqira repot minta kerupuk dan minum. Di depan kami duduk sepasang muda mudi, si pemuda mungkin usianya sekitar 30 tahun, sementara si pemudi usianya sekitar 25 tahun. 

Nah, kejadian menyebalkan pun terjadi, di tengah penuhnya pembeli baik yang duduk dan antri, anak muda yang duduk didepan aku dan anak-anak dengan santai dan asiknya menyalahkan rokok, dan menghembuskan asap rokok seenaknya saja. Kontan Alvaro yang duduk didepan si mas-mas itu berkomentar, "Mah, bau asap rokok" ucap Varo sambil kibas-kibas di depan hidungnya. Aku terus jawab, " Ya udah, Alvaro geser sini deket adik, terus mukanya ngadep ke Shaqira aja biar ga kena asap rokok". Alvaro pun melakukan apa yang aku minta.

Akhirnya pesanan bubur kami datang, kami pun mulai makan. Eh, tapi itu mas-mas, buburnya udah dateng bukannya makan, malah nyalahin batang kedua rokoknya. Sebenarnya aku sudah mulai kesal dan terganggu, karena didepan si mas-mas itu ada dua anak kecil yang kebetulan anak ku duduk didepan dia, dan si mas itu santai aja ngerokok. Dia kan pasti tahu, asap rokoknya bahaya buat anak-anak.

Alvaro juga udah mulai merasa ga nyaman dengan asap rokok, dia minta pindah duduk. Akhirnya aku yang duduk didepan si mas-mas itu. Dan, dia tetep asik ngerokok, aku memang sengaja nggak negur, bukan karena mau biarin dia ngerokok seenaknya aja, tapi harusnya dia sebagai perokok sadar diri dimana sebaiknya merokok.

Rupanya bukan aku aja yang kesel dengan kelakuan itu mas-mas, bapak-bapak yang duduk pas dibelakang si mas-mas itu juga terganggu rupanya. Dan kayanya si bapak udah ga nahan kesel, dia kemudian negor tuh anak muda untuk matiin rokoknya. eh, dilalah, tuh anak muda jawab seenak mulutnya sendiri "bapak kenapa marah, ibu ini aja (nunjuk aku) ga marah saya ngerokok".


Tanpa sempat si bapak itu menjawab, aku langsung ngomong "Mas, siapa bilang saya ga marah. Tadi ga denger itu anak saya udah bilang bau asap rokok, mas ga lihat anak saya minta pindah duduk karena terganggu asap rokok mas. Saya memang ga ngomong, ga ngomel2 sama mas, tapi harusnya mas yang udah lebioh gede dari anak saya, malu. Karena ada anak kecil yang protes dengan kelakuan orang dewasa seperti mas. Lagian kalau ngerokok lihat-lihat tempat dong, masa di tempat rame begini, di depan anak kecil, mas santai aja ngerokok. Yang begini mah harusnya mas ga usah dikasih tau, mas kan udah tua". 




Bagi aku, urusan merokok memang urusan pribadi, silahkan saja, dan aku tidak akan pernah melarang orang untuk merokok didepan aku. Tapi boleh dong, kita yang tidak merokok meminta kepada para penikmat rokok untuk tidak mengganggu kita seperti kita tidak mengganggu mereka. 

Di rumah, papa nya anak-anak merokok. Tapi memang, ada aturan ketat NO ASAP ROKOK @ HOME. Jadilah kalau si papa merokok, dia keluar rumah (ada spesial place di luar rumah untuk merokok). Begitu juga teman-teman si papa kalau datang, mereka sudah tahu betul soal aturan keras itu, mereka pun tidak pernah merokok di dalam rumah.

Lagi-lagi, ini buat aku, merokok itu memang bukan untuk dilarang, tapi yang paling penting adalah menghargai orang yang tidak merokok. Kalau rokok menyebabkan penyakit, dan lain-lain itu, kalau boleh mengutip ucapan perokok "kalau ga ngerokok jadi sakit" artinya para perokok sudah tahu resiko merokok itu apa, tapi lagi-lagi jangan ajak orang lain untuk menikmati asap rokok kalian. (Diu Oktora/ Graha Raya Bintaro - Cluster Valencia, 10 Agustus 2014)

Si Mbak ...

Hari ini (pas nulis ini tanggal 9 agustus 2014 malam) banyak dapat "pesan berantai" dari beberapa teman2, isinya hampir sama, intinya sahabat2 ku kebingungan karena Asisten Rumah Tangga (ART)  nya ga balik lagi dan belum punya ART baru. Bukan cuma itu, ada juga beberapa teman udah berhari-hari pasang status di profil BBM atau facebook, juga soal ga punya ART. Ini memang penyakit menahun sehabis lebaran. Dan urusan cari ART baru itu bukan persoalan gampang, walaupun dibilang sulit juga enggak, tapi tetep buat sakit kepala.

Alhamdullilah, sehabis lebaran tahun ini, aku ga masuk golongan yang sakit kepala, ga kebingungan lagi ART mau balik atau enggak, atau pusing kasak kusuk cari ART baru. Sejak awal tahun ini aku memang sudah ga ngantor lagi, alias full time at home, jadi Alhamdullilah bisa ngurus anak dan rumah sendiri. Sebenernya, bukan ga perlu pembantu juga, karena ngurus anak dan rumah sendiri itu capeknya menurut gue lebih parah dari kerja kantor. Tapi karena ga mau ribet dengan urusan "si mbak" makanya aku putusin untuk tidak pakai ART sama sekali.

Urusan ART buat aku sebenernya lebih banyak ngeselin daripada menyenangkan. Bener sih kalau ada "si mbak" kita dibantu jaga anak, bersih-bersih rumah, dll kerjaan rumah mereka kerjakan. Tapi, yang ga nahan sama ART ini sebenernya mereka seenaknya aja juga. Hari ini mau berhenti, dia minta berhenti. Kalau pas ngumpul sama mbak2 yg lain, kita diomongin jelek2 (aku pernah denger sendiri kelakuan mbak2 yang begini). Padahal, bukan ngitung2 kebaikan yang kita kasih, kemana kita pergi, si mbak kita ajak. Apa yang kita makan, itu juga yang si mbak makan... Eh, si mbak malah sms : bu, saya ga balik lagi, mau cari kerja yang lain, atau ngomong bu, saya mau pindah ke rumah ibu yang di blok depan aja besok... Dubrak kan.

Dibalik, kehebohan soal ART, buat teman2 yang kerja, aku tahu bagaimana kebingungan mereka saat kerja sudah aktif lagi, tapi belum punya ART. Dulu aku juga merasakan hal yang sama, panik kalau si mbak mendadak berhenti, itu artinya ga ada yang jaga anak2 di rumah. Nah, karena capek juga ngadepin hal2 yang seperti ini, jadi salah satu penyebab aku memutuskan berhenti kerja full time di kantor, aku lebih memilih kerja yang bisa dikerjakan dari rumah. Bukan apa2, ternyata ganti2 pembantu atau pengasuh anak2 itu, bisa mempengaruhi psikologi anak-anak karena mereka harus selalu beradaptasi dengan mbak yang baru.

Nah, buat teman2 ku yang sampai sekarang masih bingung cari ART, masih bingung belum punya mbak baru. Insya Allah karena niat kita baik, niat kita untuk mencari yang jaga anak2 di rumah teman2 semua bakalan segera dapat mbak yang baru. Ayo teman2 tetap semangat ya. (Diu Oktora/ Graha Raya Bintaro - Cluster Valencia, 10 Agustus 2014)