30 Juni 2015

Cerita Alvaro : Belajar Mencintai Alam

Libur sekolah tlah tiba.... "Horeeeee...", teriak Alvaro. Sekolah Alvaro sebenarnya sudah mulai libur sejak tanggal 15 Juni, dan baru akan kembali sekolah nanti tanggal 27 Juli.. Wowww, lamanya. Liburan sekolah kali ini bertepatan dengan puasa Ramadhan, tapi ini tidak menghalangi Alvaro untuk minta jalan-jalan. Salah satu tempat yang ingin didatangin Alvaro kali ini adalah kawasan wisata alam Godong Ijo, di Sawangan, Depok - Jawa Barat.

Sebenarnya Alvaro sudah pernah ke Godong Ijo. Kunjungan pertama Anak sulungku ini adalah waktu field trip sekolahnya akhir Mei lalu. Sekolah anak ku ini, Madinah School adalah sekolah alam, jadi setiap kegiatannya memang dikaitkan dengan kecintaan dan mengenal alam beserta isinya.

 Waktu akan field trip ke Godong Ijo, Alvaro semangat sekali. Sakin semangatnya, yang biasanya kalau dibangunin pagi mau sekolah suka mewek, ini dari jam 3 pagi udah bangun dan tanya "Mam, aku mandi sekarang ga? Ini udah pagi belum? Aku mau siap-siap ke sekolah". Acara field trip memang jadi acara favorit Alvaro dan teman-temannya di sekolah.

Singkat cerita, setelah seharian field trip ke Godong Ijo. Malam sebelum tidur, Alvaro bercerita soal pengalamannya hari itu. Cerita dimulai dengan "Mama, nanti liburan sekolah, kita ke Godong Ijo lagi ya. Disana asik tempatnya, banyak binatang-binatang, terus kita bisa bikin kreasi dari bahan-bahan alam, aku mau kesana lagi nanti".

Alvaro kemudian bercerita disana banyak binatang, mulai dari reptil, binatang melata sampai jenis ikan-ikanan juga ada. "Disana ada kadal batu, mama tau ga kadal batu itu kaya apa? Aku baru tau kalau ada binatang kadal batu. Itu kadalnya keras banget, kaya batu beneran. Warnanya hitam, kata mister ladal batu itu sukanya hidupnya nempel di pohon-pohon, jadi pemburu ga bisa lihat mereka karena warnanya kadal batu hampir sama kaya batang pohon. Karena pemburu ga bisa lihat kadal batu, jadi kadal batunya ga ditangkepin. Aku berani pegang kadal batunya, beneran kaya batu, keras banget", cerita Alvaro penuh semangat.

Cerita Alvaro pun berlanjut, "Abis liat kadal batu, terus tadi kita juga lihat uler. Ulernya besar banget, kata mister namanya uler piton. Tapi ulernya udah jinak ada pawangnya juga, makanya aku sama temen-temen, sama mister foto-foto sama uler. Tapi mama, aku kan pegang ulernya, ga takut sih, tapi geli, kaya licin-licin badannya. Kata mister uler piton di godong ijo makannya tikus putih".

"Disana ada landak juga mama", lanjut Alvaro bercerita. Landak itu hewan berduri, tajam-tajam durinya, kalau ketusuk pasti sakit. Kata mistet duri landak itu buat pelindung, jadi kalau ada yang mau jahat sama landak, ada yang mau tangkap landak, duri-durinya akan mekar, jadi musuhnya akan takut.

Aktifitas mengenal alam tidak hanya dengan mengamati binatang-binatang saja. "Kita tadi disana juga buat celengan mama. Gampang buatnya, dari kaleng bisa kaleng susu atau kaleng biskuit. Terus untuk nutupnya, ngelapisin kalengnya pake kulit jagung yang udah dikeringin terus ditempel ke kaleng. Jadi dech celengannya", tutur putra ku yang sekarang naik ke kelas 3.

"Kita juga bikin burger sendiri. Bahannya roti, daging, tomat sama keju. Buat burger harus pake sarung tangan, biar bersih. Aku sih buat burgernya cuma pake daging sama keju aja, aku ga suka tomat. Kalau udah selesai, burgernya terus kita makan sama-sama".

"Disana kita juga main-main, terus foto-foto pake topi caping sama alat-alat bertani. Enak dech mama, kita kesana lagi ya nanti pas libur sekolah", minta Alvaro.

"Abang kan udah pernah kesana, udah tahu semua, ngapain kita kesana lagi, mending ketempat lain aja, gimana?" tanya ku. Loh, kok fa dijawab-jawab Alvaro, pas aku liat ternyata Alvaro sudah lelap tertidur, kecapean berpetualang di Godong Ijo kayanya.... Yaacchhh, emaknya ditinggal tidur.

Ini foto-foto kegembiraan Alvaro dan teman-temannya di Godong Ijo. Asik juga tempatnya buat alternatif libukan edukasi buat anak-anak. (Diu Oktora, Graha Raya Bintaro - Cluster Valencia / 28 Juni 2015)






17 Juni 2015

Ngebolang ke Negeri Laskar Pelangi

Tanggal 9 - 11 Mei kemarin, kedua anak ku, Alvaro Bayanaka Maru dan Shaqira Layla Maru ngebolang ke Negeri Laskar Pelangi alias Belitung. Bocah - bocah ini pergi sama Opung dan kedua tantenya, sementara aku ga ikutan pergi alias di rumah aja. Selama tiga hari kedua bocah ku menjelajah Negeri Laskar Pelangi. Dengan penerbangan jam 08.30 pagi dari Bandara Internasional Soekarno - Hatta, Tangerang - Banten kedua bocah ku ini terbang ke Negeri para Laskar Pelangi. Untuk sampai Belitung penerbangan kurang lebih ditempuh selama 40 menit. Disinilah cerita awal perjalanan ngebolang kedua anak ku dimulai.

"Mama, adek bobo di pecawat, adek ngantuk. Adek ga nangis, pintelkan", celoteh Shaqira saat aku telepon. 



Sesampainya di Belitung, lokasi pertama yang disinggahi adalah Danau Kaolin. Danau ini lokasinya memang tidak jauh dari Bandar Udara Sultan Hanandjoedin, Tanjung Pinang. Danau yang memiliki air berwarna biru toska ini dulunya adalah tempat penambangan kaolin atau tanah liat. Penambangan tanah liat merupakan salah satu mata pencaharian utama masyarakat Belitung hingga saat ini. Di danau ini kita bisa melihat lubang-lubang besar sisa aktivitas penambangan yang berisi air berwarna biru toska. Kecantikan danau ini semakin bertambah karena dinding - dinding danau yang berwarna putih terlihat seperti salju. Tapi disini Shaqira kata tantenya sempet ngambek, karena cuacanya panas sekali, jadi Shaqira minta digendong terus.



Jalan-jalan hari pertama pun dilanjutkan ke sekolah para Laskar Pelangi, SD Muhammadiyah Gantong. Sekolah ini terletak di Desa Selingsing, Kecamatan Gantong, Belitung Timur. SD Muhammadiyah yang sekarang menjadi salah satu lokasi wisata yang wajib didatangi jika berkunjung ke Belitung merupakan replika dari sekolah aslinya yang sudah rusak. Replika sekolah ini dibuat untuk syuting film Laskar Pelangi yang diangkat dari novel karya Andre Hirata. Berkunjung ketempat ini dua bocah Maru sangat menikmati, khususnya buat Shaqira yang baru pertama kali. "Mama, adek tadi sekolah. Tapi sekolahnya dali tanah, ada tempat duduknya. Adek sama abang duduk-duduk", celoteh Shaqira. "Tapi sekolahnya dali tanah, ga ada ac nya. semua kayu-kayu, banyak pacil. Adek sama abang telus main pasil," lanjut Shaqira berceloteh.

Setelah asik bermain di sekolah para Laskar Pelangi, tempat berikut yang dikunjungi adalah Museum Kata Andre Hirata, museum ini berada di Jalan Raya Laskar Pelangi No. 7 Gantong, Belitung Timur. 

Jika kita berkunjung ke museum sastra pertama di Indonesia ini, kita akan diajak menapaktilasi perjalanan novel Laskar Pelangi hingga menjadi sebuah film layar lebar. Nuansa ini akan semakin dirasa saat kita memasuki ruangan - ruangan di museum yang didirikan oleh Penulis Novel Andre Hirata pada November 2012. Ruangan di museum ini dinamai dengan nama - nama tokoh Laskar Pelangi yaitu Ikal, Lintang, dan Mahar.

Salah satu ruangan yang menarik di museum ini adalah Ruang Dapur, ini adalah dapur yang diubah menjadi warung kopi. Ruang ini terkenal dengan nama Warung Kupi Kuli. Disini pengunjung sudah pasti dapat menikmati berbagai minuman khususnya kopi dan makanan kecil. Disini Shaqira tampaknya sangat menikmati, kata opungnya semua ruangan dimasukin, semua ditanyain dan dicobain atau dipegang-pegang. Waktu ditelepon pun Shaqira semangat bercerita "Mama, adek ketempat yang banyak tulis-tulisnya, banyak poto. Terus adek minum sama makan kacang. Tante minum kopi, adek enggak. Adek ga nangis mama, telus sekarang adek mau ke pantai", cerita Shaqira.


Lokasi yang dikunjungi terakir di hari pertama adalah Pantai Kalayang. Pantai adalah tempat yang paling ingin dikunjungi Shaqira dan Alvaro. Saat aku telepon lansung meluncur cerita dari Shaqira "Adek ga mau belenang mama, adek takut. Ailnya jolok, banyak rumputnya. Adek main pasil aja sama main ban," cerita si kecil ku ini.

Shaqira anaknya memang bersihan, dia tidak bisa lihat yang menurutnya jorok. Jadi kata opungnya begitu lihat banyak rumput-rumput laut, Shaqira langsung ga mau berenang. Lebih milih main pasir atau cari kerang aja.



Aksi ngebolang Shaqira dan Alvaro berlanjut di hari kedua. Pulau Lengkuas menjadi pilihan tempat yang akan dikunjungi. Untuk sampai ke pulau ini dapat ditempuh dengan menggunakan perahu selama kurang lebih 30 menit. Di pulau ini terdapat mercusuar tua yang dibangun ketika pemerintahan kolonial Belanda pada tahun 1882. Walaupun umur mercusuar ini sudah sangat tua, namun hingga saat ini masih berfungsi dengan baik dan masih digunakan  sebagai penuntun lalu lintas kapal yang akan masuk atau keluar Pulau Belitung.

Selama perjalanan naik kapal menuju Pulau Lengkuas, kata tantenya Alvaro dan Shaqira tidak ada takutnya, mereka malah tertawa-tawa padahal terkadang ada ombak cukup besar. Shaqira malah tidak mau digendong pada awalnya. Selain itu yang membuat kedua bocah ini semangat, sebelum sampai ke Pulau Lengkuas, mereka bisa melihat ikan-ikan kecil disekitar kapal. Ikan-ikan tersebut akan muncul jika diberikan roti sebagai umpan. Melihat segerombolan ikan, kata opungnya, Shaqira mau tangkap.. Hehehe.





Selama di Pulau Lengkuas, Alvaro dan Shaqira asik main pasir. Dasar Shaqira anaknya iseng, abangnya sering dilempar-lempar pasir. Dua bocah ini juga asik manjat-manjat batu-batu alam yang memang besar-besar yang ada di Pulau itu. Nah, disini mereka juga bisa liat star fish alias bintang laut. "Tapi adek takut mama pegangnya, ada kukuk - kukuknya, geli," cerita Shaqira.

"Adek naik kapal, liat ikan, adek ga takut. Adek pintel kan, adek ga nangis. Kapalnya goyang-goyang. Opung takut. Banyak ikan nemo, tapi adek ga bisa tangkep, lotinya abis," Jawab Shaqira waktu aku tanyain ngapain aja ke pulau.

Jalan-jalan ke Pulau Lengkuas tampaknya sangat dinikmati oleh kedua anak ku. Karena mereka bebas bermain. Mereka asik buat bangunan-bangunan dari pasir. Asik cari kerang-kerang kecil yang akhirnya dibawa pulang.






Di hari ketiga, kedua bocah petualang menikmati hari di hotel saja, karena ini adalah hari terakhir. Mereka harus pulang kembali ke Jakarta dengan pesawat siang, jadi tante dan opungnya memutuskan tidak kemana-mana, mereka main saja di hotel. 

berenang di kolam renang hotel menjadi pilihan yang paling menarik. Sambil sarapan anak-anak pun berenang. Nah, dasar Shaqira pada dasarnya kalau liat air maunya main, begitu lihat kolam renang, airnya bersih pula, langsunglah di nyebur. "Itu emang kolam buat anak-anak, tapi Shaqira kan kecil. Jadi begitu dia loncat ke air, hampir tenggelam, untung aku langsung nyebur ke kolam untuk bantu Shaqira berdiri. Eh, bukannya takut atau nangis, malah ketawa tuh anak," cerita tante Shaqira. Usai sudah petualangan kedua bocah ini, dengan pesawat siang mereka pun pulang ke Jakarta. Pada saat pulang Shaqira katanya masih sempet ngomong "Adek ga mau pulang, mau main ke pantai lagi,".

Hal yang menarik dari liburan kedua bocah ini adalah bagaimana memberangkatkan Shaqira pergi dengan opung dan tantenya tanpa mama nya ikut. Buat Alvaro, pergi cuma dengan Opung dan tantenya sudah biasa, karena sudah beberapa kali liburan sulungku ini berlibur tanpa mamanya. Namun bagi Shaqira ini merupakan kepergian liburan pertama dia tanpa mamanya.

Khusus untuk memberangkatkan Shaqira bukan hal yang mudah. Selain usianya baru 2,5 tahun, ini juga keberangkatan pertama Shaqira tanpa mamanya. Memang Shaqira sudah biasa nginap dan ditinggal berhari-hari di rumah opungnya, tapi biasanya aku ikut nginap dulu sehari atau dua hari, kemudian Shaqira aku tinggal dengan alasan kerja. 

Nah, untuk Shaqira aku terapkan trik khusus supaya saat berangkat dan diantar ke bandara lancar - lancar aja, ini triknya :

(Satu). Jauh hari sebelum keberangkatan, Shaqira sudah di "cekokin" dengan cerita jalan - jalan ke Belitung. Ini aku lakukan dengan menyelipkan ditiap obrolan dengam Shaqira, kapan pun dan dimana pun. Obrolan yang aku lakuin seperti ini :

Aku : Shaqira mau pergi kemana dek'?

Shaqira : Ke pantai

Aku : Ke pantai naik apa?

Shaqira : Pecawat

Aku : Ngapain ke pantai?

Shaqira : Liat ikan nemo

Aku : Sama siapa liat ikan nemo nya?

Shaqira : Sama opung

Aku : Terus sama siapa lagi

Shaqira : Sama abang valo, sama tante jeane, tante njel

Aku : Mama ikut ga?

Shaqira : Enggak, mama jaga rumah

Diawal kadang memang jawaban Shaqira mama ikut, atau kalau dibilang mama ga ikut Shaqira nangis. Tapi alhamdullilah lama-lama Shaqira paham mama nya tidak ikut.

(Dua). Seminggu sebelum keberangkatan, opung Shaqira aku minta nginap di rumah, jadi selama satu minggu itu opung akan bilang ke Shaqira "Dek' Shaqira mau ke pantai sama opung kan ya, mama ga ikut, jaga rumah"

Ini juga semakin ngedeketin Shaqira ke opungnya, jadi pas berangkat Shaqira udah nempel sama opung.

(Tiga). Saat packing pakaian dan perlengkapan ke Belitung, Shaqira dilibatkan, opung juga. Disini sambil juga Shaqira di "cekokin" soal jalan - jalan ke Belitung. Sambil ngerapihin baju, sambil ngobrol :

Aku : De' baju yang mau dibawa ke pantai yang mana?

Shaqira : Ini mama (sambil ngambil - ngambil bajunya).

Opung : Baju buat abang varo yang mana de'?

Shaqira : Ini pung (sambil lempar - lempar baju abangnya).

Opung : Baju opung yang mana de' buat ke pantai (sengaja beberapa baju opungnya di masukin ke tas Shaqira, supaya Shaqira tau perginya cuma sama opung aja)

Shaqira : Ini pung (sambil ngasih baju dan jilbab opungnya)

Aku : Emang adek mau kemana sih?

Shaqira : Pantai

Aku : Sama siapa

Shaqira : Sama opung, sama abang

Aku : Naik apa ke pantai

Shaqira : Pecawat

Aku : Mama ikut ga?

Shaqira : Enggak, mama tinggal

Alhamdullilah, dengan melibatkan Shaqira langsung saat packing itu buat Shaqira lebih gampanh dikasih tau kalau mama nya ga ikut ke pantai.

(Empat). Untuk membuat Shaqira nyaman selama liburan dengan opung, abang dan tante - tante nya, jangan lupa bawa mainan kesayangannya. Mainan kesayangan Shaqira itu boneka Micky Mouse, jadilah si Micky ini dibawa dan selama di Belitung, boneka tikus ini ditenteng - tenteng Shaqira terus. 

(Lima). Lengkapi perintilan shaqira, mulai dari susu, botol susu, termos air panas, perlengkapan mandi kesayangannya, bedak, minyak wangi, tisue basah dan obat - obatan (khususnya obat penurun panas, batuk pilek, dan vitamin), jadi opung sama tante nya ga sibuk lagi cari - cari.

(Enam). Untuk di pesawat kebutuhan Shaqira seperti susu yang siap diminum, puding jelly kesukaannya juga sudah aku siapkan. Jadi saat dia minta segala sesuatu keinginannya, semua sudah tersedia.

Alhamdullilah, dengan melakukan trik seperti itu jalan - jalan liburam Shaqira pertama kali tanpa mama nya berlangsung lancar, malah si centil ini selama 3 hari liburan di Belitung ga inget emaknya, asik main terus.

Mau liat keseruan foto-foto ngebolang Alvaro dan Shaqira, sila dilihat disini Ngebolang di Negeri Laskar Pelangi (Diu Oktora, Graha Raya Bintaro - Cluster Valencia, 17 Juni 2015)