31 Agustus 2016

The Power of Terima Kasih

Sesuatu yang menurut kita kecil, biasa-biasa saja, sederhana ternyata buat orang lain itu bisa sangat besar, luar biasa, bahkan mewah. Sore kemarin (Selasa, 30 Agustus 2016) aku mendapatkan pelajaran berharga dari sebuah perjalanan.

Kita sering kali mendengar orang mengucapkan atau bahkan kita sendiri yang mengucapkan "rejeki orang tidak akan pernah tertukar, Allah sudah menentukan rejeki masing-masing orang, Allah tidak akan sama memberikan rejeki kepada umatnya" dan sudah pasti semua ungkapan itu benar adanya. Namun, dari mana atau karena apa rejeki itu diberikan Allah adalah sesuatu yang terkadang tidak pernah kita pikirkan atau bayangkan sebelumnya.

Sore itu, aku pulang kerja seperti biasanya, dari kantor ku di Kawasan Industri Cikupamas aku naik jemputan kantor dan turun di Pinangsia, Karawaci. Dari Pinangsia aku melanjutkan naik bis yang ke arah Jakarta. Karena hanya ikut sampe rest area Karang Tengah, aku tidak pernah milih bis tertentu untuk aku naiki, apapun bis yang lewat duluan asal ber-ac dan bisa duduk, itu bis yang aku naiki. Sore itu pas lewat bis Jurusan Poris Plawad - Blok M.

Cerita pun dimulai dari sini, seperti biasa jika bis sudah mulai masuk tol, pak kenek akan mengutip ongkos dari para penumpang. Saat kenek bis mulai mengutip ongkos kepada para penumpang, si kenek melewatkan tempat duduk ku. Aku berpikir mungkin aku diminta belakangan ongkosnya karena kebetulan saat itu aku sedang terima telepon dari pak bos yang menayakan beberapa dokumen pekerjaan. Setelah selesai mengutip ongkos hingga bangku belakang, pak kenek kembali ke bagian depan bus, lagi-lagi pak kenek melewati aku tanpa meminta uang ongkos, padahal aku sudah tidak menelepon lagi.

Saat bis sudah mendekati rest area, aku sengaja pindah ke kursi bagian terdepan, dekat kenek.

Aku :  Pak ini ongkos saya, tadi bapak belum minta *sambil menyodorkan uang 5 ribuan*

Kenek : ibu ga usah bayar ongkos, ibu itu penumpang yang sangat menghormati kerja supir sama kenek.

Saya : *sambil bingung* maksudnya gimana pak?

Kenek : ibu itu setiap turun dari bis selalu ngucapin terima kasih. Seneng aja dengernya bu.

Ya Allah, sebegitu berartinya ternyata ucapan terima kasih itu buat pak kenek sama pak supir. Mengucapkan terima kasih saat turun dari bis itu sebenarnya spontanitas dan kebiasaan ku saja, karena itu selalu aku lakukan setiap naik ojek ataupun kendaraan umum lainnya.

Alhamdullilah karena ucapan terima kasih yang aku ucapkan itu bisa menjadi kebahagiaan dan kebaikan buat orang lain. Dan lebih alhamdullilah lagi, karena ucapan terima kasih, Allah memberikan rejeki, sore kemarin aku pulang kerja naik bis gratis.

30 Agustus 2016

Menikmati Kecantikan Bromo dengan Si Kecil

Naik-naik ke puncak gunung
Tinggi-tinggi sekali.
Naik-naik ke puncak gunung
Tinggi-tinggi sekali.

Kiri-Kanan kulihat saja
banyak pohon cemara.
Kiri-Kanan kulihat saja
Banyak pohon cemara.

Dalam penerbangan menuju Surabaya, Jawa Timur lagu anak-anak asal maluku itu sering kali dinyanyikan Shaqira Layla Maru, anak ku yang November nanti usianya akan genap 4 tahun. Begitu pun dalam perjalanan dari Surabaya ke Malang, lagu Naik-naik ke Puncak Gunung berkali-kali dinyanyikan, apalagi disepanjang perjalanan dari Kota Pahlawan ke Malang, pemandangan pegunungan dapat dilihat di kiri-kanan jalan. Liburan kali ini membuat Shaqira semangat sekali karena salah satu tempat yang akan kami kunjungi adalah Kawasan Gunung Bromo di Kabupaten Probolingo. Kami berencana untuk menikmati keindahan matahari terbit di gunung berapi yang masih aktif ini.

Perjalanan ke Gunung Bromo memang bisa dilakukan dengan menggunakan mobil jeep, namun membawa anak yang masih katagori balita seperti Shaqira bukan juga hal yang mudah, tetap saja beberapa persiapan harus dilakukan sebelum keberangkatan. Persiapan pertama yang harus dilakukan sudah pasti persiapan fisik, membawa anak-anak terutama balita ke Gunung Bromo harus dipastikan kalau si anak dalam kondisi sehat. Seminggu sebelum berangkat ke Malang, saya sudah menyiapkan Shaqira dan abangnya - Alvaro Bayanaka Maru, setiap hari keduanya saya berikan vitamin atau madu untuk menjaga staminanya tetap sehat.

Sesampainya di Kota Malang, kami terlebih dahulu mengunjungi beberapa sanak saudara, dan kemudian beristirahat di hotel. Seusai Magrib kami keluar hotel sebentar untuk menikmati kuliner Kota Malang. Tepat jam 8 malam, kami sudah kembali ke hotel untuk beristirahat, anak-anak saya suruh langsung tidur, karena perjalanan ke Gunung Bromo akan dilakukan tengah malam nanti. 

Jam 12 malam lewat sedikit, jeep yang akan membawa kami menuju Gunung Bromo sudah menanti di lobby hotel. Karena akan melakukan perjalanan tengah malam, dan waktunya cukup lama sekitar 2 - 3 jam segala keperluan anak-anak sudah saya siapkan, terutama untuk Shaqira. Berbagai cemilan, air mineral dan pastinya susu untuk Shaqira sudah saya siapkan, semua saya taruh dalam tas dan disusun sehingga mudah untuk mengambilnya. Sebelum jalan, saya juga pastikan perut anak-anak tidak kosong, diawal keberangkatan dari hotel anak-anak saya kasih biskuit dan minum susu atau teh hangat terlebih dahulu.

Jeep yang mengantarkan kami ke Gunung Bromo sangat nyaman, terutama untuk anak-anak. Di dalam jeep kami tidak berdesak-desakan, sehingga anak-anak jika ingin melanjutkan tidur, bisa dengan nyaman. Untuk menambah kenyamanan anak-anak sepanjang perjalanan saya membawa bantal-bantal kecil dan selimut.

Cuaca di Gunung Bromo pada tengah malam sangat dingin, apalagi menjelang terbitnya matahari, cuaca akan semakin dingin. Untuk itu saya pastikan pakaian yang dipakai anak-anak cukup membuat tubuh mereka hangat dan nyaman. Sebelum berangkat ke Malang, saya sudah menyiapkan jaket yang tebal, kaos switter lengan panjang, sarung tangan, topi/kupluk, kaos kaki, syal dan sepatu yang akan dipakai anak-anak.

Perjalanan dari hotel menuju ke Bromo kurang lebih ditempuh selama 3 jam. Saat naik jeep, Shaqira langsung menikmati dengan berkomentar "Mama, mobilnya berisik" ujar Shaqira sambil menutup kupingnya. Ini memang kali pertama Shaqira naik jeep. Memasuki kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru jalan pun mulai meliuk-liuk dan bergelombang, sudah pasti gelap gulita karena tengah malam. Namun si kecil Shaqira sangat menikmati perjalanan tersebut. Shaqira sama sekali tidak takut walaupun suasana diluar sangat gelap, bahkan ketika menemukan jalan yang bergelombang dan kita harus sedikit terloncat-locat dari kursi, Shaqira justru tertawa-tawa. 

Perjalanan ke Bromo sangat menarik perhatian anak-anak, mereka hampir tidak tidur sepanjang perjalanan, karena ditengah perjalanan kita bisa meilhat konvoi sepeda motor atau iring-iringan kendaraan jeep lainnya. Di tengah malam yang gelap, hanya terlihat cahaya lampu dari kendaraan lain saja. Keseruan lain yang dinikmati anak-anak adalah saat kepulan debu pasir disepanjang perjalanan yang berasal dari kendaraan yang melaju kencang. Akhirnya setelah 3 jam perjalanan, kami pun sampai di Bromo, jam menunjukkan pukul 03.30 dini hari. Waktu untuk melihat matahari terbit sekitar 1,5 jam lagi, anak-anak pun saya minta untuk tidur sejenak.

Akhirnya pagi pun tiba, sang raja siang pun muncul dengan cantiknya. Udara yang tadinya sangat dingin menyengat, lama-lama menjadi sejuk, angin bertiup semilir. Keindahan pemandangan Gunung Bromo pun terlihat sangat menakjubkan, dari kejauhan asap dari kawah Gunung Bromo terlihat jelas. Anak-anak pun mulai bisa menyatu dengan cuaca pegunungan. Shaqira mulai kembali bawel bertanya. "Mama, jadi ini kita diatas gunung ya? Itu ya gunung yang berasap itu? Kita bisa ga kedeket gunung itu? Ayo ma, kita ke gunung itu sekarang", celotek Shaqira penuh semangat.

Setelah menikmati suasana matahari terbit dan menghangatkan tubuh dengan memakan mie instant dan minum teh hangat, kami pun mulai turun kebawah untuk menikmati keindahan lain kawasan Bromo. Perjalanan turun ini kami tempuh dengan menggunakan jeep kembali, karena ini sekaligus perjalanan pulang kami ke Kota Malang.

Di kawasan Gunung Bromo, anak-anak tidak hanya menikmati pemandangan gunung berapi ini saja. Anak-anak bisa naik kuda hingga kaki tangga menuju kawah Bromo, anak-anak bisa berlari-lari di kawasan pasir berbisik, dan bisa tidur-tiduran di bukit teletubies.

Ternyata membawa anak-anak, terutama balita jalan ke Gunung Bromo itu sangat menyenangkan dan seru. Selain anak-anak bisa merasakan perjalanan yang tidak biasa, agak adventure. Ini juga bisa mengajarkan melatih fisik anak-anak juga, terutama bagaimana mereka belajar beradaptasi dengan cuaca yang agak ekstrim.

Keindahan lain yang bisa dinikmati, adalah saat perjalanan pulang ke Kota Malang. Semua pemandangan yang terlihat gelap saat menuju Bromo, kini terlihat sangat jelas dan indah. Di kejauhan, puncak gunung tertinggi di pulanu Jawa, Gunung Semeru terlihat gagah membelah langit. Di kanan kiri, sawah-sawah yang menghijau di lereng gunung terbentang seperti permadani. 

03 Agustus 2016

Malam ini ...

Jam hampir menunjukkan pukul 22.30 wib ketika aku mulai menulis tulisan ini. Malam-malam biasanya sudah dipastikan jam segini aku pasti sudah terlelap tidur, tapi malam ini aku tidak bisa tidur. Malam ini aku memang tidak tidur di kamar ku seperti biasa, malam ini aku harus menemani gadis kecil ku, Shaqira Layla Maru tidur di RS Omni Alam Sutera, Tangerang Selatan.

Tadi pagi Shaqira terpaksa harus dirawat di rumah sakit ini, karena sudah 2 hari muntah-muntah dan diare. Pagi yang niat awalnya hanya berobat saja, jadi berubah karena dokter anak yang memeriksa Shaqira bilang kalau gadis kecil ku ini mulai dehidrasi, jadi akan berbahaya kalau tidak segera ditangani.

Anak sakit, sudah pasti seperti tamparan keras buat para orangtua, termasuk aku. Kalau bisa, lebih baik kita yang sakit, daripada harus anak kita yang sakit, kita biasanya suka bilang "mending sakit anak pindah ke kita aja daripada anak yang sakit". Untuk urusan anak sakit, aku termasuk orangtua yang panik dan penakut. Apalagi kalau yang sakit gadis kecil ku ini. Shaqira lahir dalam kondisi prematur di usia kandungan 8 bulan, kondisi itu yang membuat aku selalu panik dan takut setiap Shaqira sakit. Padahal dr. Andy Sugoro, dokter anak di RS Omni Alam Sutera yang merawat dan membantu kelahiran Shaqira selalu bilang tidak ada hubungannya kelahiran Shaqira yang prematur dengan sakitnya. Dokter Andy juga selalu bilang, tidak benar kalau anak yang lahir prematur itu, kondisinya pasti lemah atau sering sakit. Karena bisa saja anak yang lahir cukup umur, justru kondisinya lemah dan sering sakit.

Seperti tadi pagi, saat di rumah kondisi Shaqira sudah lemes dan hanya mau digendong saja, aku pun langsung membawa Shaqira ke rumah sakit. Pengen nangis rasanya melihat Shaqira tidak ceria seperti itu. Saat dokter bilang Shaqira harus dirawat, itu juga buat aku keputusan yang tidak menyenangkan, walaupun sesungguhnya aku sudah memperkirakan dokter akan meminta Shaqira dirawat. Kalau Shaqira harus dirawat, artinya Shaqira harus di infus, aku tidak tega melihat Shaqira ditusuk jarum suntik seperti itu. Dan benar saja, saat akan di pasanh infus, begitu jarum suntik masuk Shaqira langsung menangis dan menjerit sangat keras. Mendengat Shaqira nangis dan bilang "mama, adek sakit" itu rasanya kaya diiris-iris sama pisau yang tajam, terus lukanya ditetesin air jeruk nipis, sakit banget. Kalau bisa saat itu aku nangis, aku pasti akan nangis.

Tapi alhamdullilah, sehabis diinfus Shaqira langsung bisa tidur tadi siang selama lebih dari 3 jam. Muntah dan diarenya juga berkurang. Malah Shaqira sudah mulai mau nyanyi lagu anak-anak lagi. Melihat ini hati rada tenang sedikit.

Bahaya Diare Pada Anak

Untuk anak-anak, diare ternyata sangat berbahaya, apalagi jika diare tersebut disertai dengan muntah, karena bisa menyebabkan dehidrasi atau anak kehilangan atau kekurangan cairan tubuh. Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) Kementerian Kesehatan tahun 2007, diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25% balita. Dokter Andi Sugoro mengatakan, jika anak yang mengalami diare dan disertai dengan muntah, maka anak tersebut akan mengalami dehidrasi. Jika anak sudah dehidrasi, maka anak tersebut harus segera mendapatkan terapi cairan, jika tidak anak bisa mengalami syok yang bisa menyebabkan kegagalan organ multipel yang bisa berakhir dengan kematian.

Dokter Andy mengatakan, tanda-tanda anak mengalami dehidrasi biasanya adalah anak-anak akan rewel, anak akan menangis tapi tidak keluar air mata, anak akan sangat kehausan ketika diberi minum, dan mata anak akan tetlihat lebih cekung jika dibandingkan dengan mata biasanya.

Anak yang mengalami dehidrasi harus segera ditangani sebelum mengalami dehidrasi berat. Tanda-tanda yang dapat dilihat jika anak mengalami dehidrasi berat antara lain adalah (1). Anak terlihat lemah, tidak menangis, terlihat mengantuk dan mudah tidur; (2). Anak. Tidak merespon saat diberi minum; (3). Mata anak akan terlihat sangat cekung; (4). Tangan dan kaki akan terasa dingin. (Diu Oktora, RS Omni Alam Sutera, Tangerang Selatan / 3 Agustus 2016)