07 Desember 2018

Inspirasi Lipstik dari Pak Romie

I do small things. I try to do good things every day 
Quote by Jackie Chan, Actor, Hongkong

Pagi ini(7/12/2018) kedatangan tamu tak diundang.. Waktu bel rumah bunyi, terus terang aja males banget mau buka pintu, secara masih males-malesan di kamar dan masih agak ngantuk-ngantuk. Tapi sampe tiga kali bel masih terus bunyi, terpaksalah keluar kamar dan buka pintu. 

Ternyata tamu yang datang bapak supir taksi Bluebird yang kemarin mengantar aku dari rumah ke tempat meeting di kawasab perkantoran jalan TB. Simatupang, Jakarta Selatan. "Bu, ini barang ibu kemarin ketinggalan di mobil saya, maaf saya baru sempet anter pagi ini, kemarin saya ga sempet, alhamdullilah setelah anter ibu penumpang saya ga berhenti- berhanti sampe malam," sambil menyerahkan sebuah lisptik kepada saya.

Kaget dan terharu sama pak supir yang bela-belain datang ke rumah, padahal barang yang dikembalikan itu hanya sebuah lipstik yang sudah mau habis dan waktu beli harga lipstiknya tidak sampai 200 ribu. Jujur aja aku sendiri enggak sadar kalau ada barang yang ketinggalan di taksi, tahu lipstik ketinggalan ya pas pak supir balikin itu. Tidak sampe 5 menit pak Supir itu langsung pergi karena katanya dia sudah ada tamu yang harus dijemput, dan aku cuma bisa bilang terima kasih.

Tamu pagi itu Pak Romie, seorang supir taksi Bluebird dengan kode pintu CDJ4706 (untung order taksi pakai aplikasi, jadi masih kesimpen history-nya). Hari ini Pak Romie menjadi guru dalam perjalanan kehidupan saya. Jujur, saya tidak ingat dengan Pak Romie, mungkin kemarin setelah turun dari taksinya saya langsung melupakan beliau, tapi mulai pagi ini saya akan mengingat beliau karena beliau mengajarkan ilmu kejujuran dan ketulusan. 

Lipstik yang dikembalikan pak Romie harganya memang tidak seberapa, dan kalaupun tidak dikembalikan mungkin juga saya tidak akan pernah sadar bahwa lisptik itu hilang atau tertinggal di taksi karena saya memiliki beberapa stok lipstik. Tapi, ternyata tidak bagi Pak Romie, barang kecil itu, yang mungkin saja harganya murah, bukanlah barang miliknya, jadi dia tidak berhak untuk menyimpan atau membuangnya. Barang ini adalah milik orang lain dan itu harus dikembalikan.

Terima kasih pak Romie, semoga kejujuran dan ketulusan bapak selalu dilimpahi rejeki dari Allah SWT, terima kasih atas pelajaran yang bapak berikan kepada saya hari ini.

19 Oktober 2018

Sepenggal Cerita dari Pangandaran

Setiap jejakan kaki, pasti ada sepenggal cerita yang tertinggal.. 

17 Juli 2006, gempa bumi mengguncang pesisir Selatan Jawa, gempa bumi dengan kekuatan 6,8 skala Richter ini menyebabkan tsunami setinggi 2 meter. Kawasan wisata Pantai Pangandaran menjadi daerah yang paling parah mengalami kerusakan. Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO - World Health Organization) yang dirilis pada tahun 2007, tercatat 659 korban meninggal dunia, 65 orang hilang, 9.299 korban luka-luka. Geliat ekonomi masyarakat Pangandaran lumpuh, nelayan tidak bisa melaut karena kapal mereka banyak yang rusak, mereka juga trauma dengan gelombang tinggi tsunami, Tempat Pelelangan Ikan (TPI) juga rusak berat. Seketika, kawasan pesisir Pantai Pangandaran lumpuh.


CA ANTV Crew, Juli 2006
Tim News Current Affair ANTV bersiap untuk berangkat ke Pangandaran, materi peliputan dan peralatan disiapkan, siang menjelang sore 3 tim berangkat ke Pangandaran dengan mobil operasional liputan.

Dini hari kami pun tiba di Pangandaran, selain karena gelap tengah malam, putusnya aliran listrik karena gempa menambah gulita malam. Setiba di Pangandaran kami pun mencari tempat untuk menginap, kala itu tidak mudah karena banyak hotel yang rusak.

Alhamdullilah kami akhirnya mendapatkan hotel yang kondisinya masih cukup baik, walaupun banyak mengalami kerusakan. Kami pun hanya mendapatkan dua kamar, alhamdullilah walaupun sekamar harus berempat, kami mendapatkan tempat istirahat yang layak dan tempat menyimpan perlengkapan liputan.

Paginya kami pun mulai melakukan liputan, di pagi itu kami menyaksikan kehancuran pesisir Pantai Pangandaran. Ratusan rumah, bangunan dan kapal nelayan rusak berat, Tempat Pelelangan Ikan rata dengan tanah, sanak keluarga yang saling mencari, nelayan yang trauma melaut.

sepuluh hari kami di Pantai Pangandaran, kami menyaksikan bagaimana kehancuran Pangandaran dan bagaima geliat kebangkitan masyarakat wilayah penghasil ikan asin di pesisir Selatan Jawa.

12 tahun berlalu ...


Cognito Communication Team, September 2018

Aku pun kembali ke Pangandaran, tapi kali ini bukan untuk liputan, kali ini aku pun berangkat dengan tim yang berbeda.. Yaa, kali ini aku berangkat untuk office outing, aku berangkat dengan Team Cognito Communication.


Perjalanan kali ini buat aku bukan hanya sekedar untuk office outing tapi seperti menelusuri kembali perjalanan 12 tahun lalu. Semua memang sudah berubah, semua sudah terlihat jauh lebih baik. Semua sudah kembali bergeliat di Pantai Pangandaran.


CA ANTV Crew - Senja di Pangandaran, Juli 2006
Dua perjalanan yang berbeda, yang menyimpan cerita berbeda. Perjalanan 12 tahun lalu merupakan salah satu perjalanan liputan terbaik dengan crew terbaik. Bagaimana kami tidak hanya bekerja untuk menghasilkan liputan terbaik, tapi bagaimana kami berbagi dengan segala keterbatasan fasilitas dan sarana disana. Di Pangandaran, ikatan kami tidak hanya sebagai rekan kerja tapi juga sebagai keluarga.


Cognito Team, Senja di Pangandaran, September 2018
Setelah 12 tahun berlalu, cerita berbeda juga terkisahkan, kali ini dengan team yang berbeda, Cognito Communications Team, keluarga baru ku.

Entah disengaja atau tidak, perjalanan ke Pangandaran kali ini pun seperti mengulang perjalanan 12 tahun lalu. Aku sampai di Pangandaran di tengah gelap gulita karena harus berangkat sore dari Jakarta. Aku berangkat belakangan dari teman-teman karena ada event yang harus dikerjakan di pagi harinya. Tapi kali ini aku datang dengan tim yang berbeda, dan hotel tujuan tempat menginap sudah jelas.

Tiga hari dua malam di Pangandaran kali ini, adalah keseruan tersendiri. Setiap hari kami memang bertemu di kantor, berpapasan di tangga kantor, kami bertegur sapa tapi itu semua kebanyakan mengenai pekerjaan dan sedikit formil. Namun, suasana itu menghilang, di Pangandaran kami tertawa bersama, kami berbicara dengan santai bahkan kami saling meledek dan berbagi botol minuman serta makanan. Kebersamaan yang menyenangkan, kami pun menjadi keluarga..

It's all about quality of life and finding a happy balance between work and friends and family
Quote by: Philip Green - British Businessman and The Chairman of Arcadia Group