25 November 2012, sekitar pukul 22.00 wib di salah satu kamar bersalin RS Omni Alam Sutera, Tangerang - Banten dua orang perawat sibuk memberikan pertolongan yang diiringin suara jerit pasien menahan kesakitan.. Pasien itu adalah aku yang tengah menjalanin proses kelahiran anak kedua ku. Kesibukan di ruang bersalin itu terus berlangsung, sesekali para perawat tersebut menenangkan dirimku untuk membantu menghilangkan rasa sakit yang mendera sambil memantau perkembangan kondisi ku atau melakukan koordinasi dengan dokter melalui telepon. Tepat jam 23.45 wib suara jeritan tersebut terhenti dan menggelegar suara tangis bayi perempuan.. Alhamdullilah telah lahir anak perempuan ku... Shaqira Layla Maroe.
Kelahiran Syaqira memang lebih cepat dari perkiraan dokter alias prematur istilah kedokterannya. Syaqira lahir di usia kehamilan 32-33 minggu, sementara bayi normal lahir di usia 37-39 minggu.
Akhirnya, setelah 4 hari di rumah sakit, dr. Mufti Yunus DSOG, dokter kandungan yang merawat ku mengijinkan pulang karena air ketuban sudah tidak rembes lagi. Aku pun melanjutkan bedrest di rumah, tapi baru 3 hari istirahat di rumah, tepatnya hari minggu 25 November 2012 Karena lahir prematur Shaqira harus merasakan inkubator selama satu minggu dan aku tinggal lebih dulu pulang ke rumah.
Hari ini usia Shaqira tepat 2 bulan... Selamat ulang bulan putri ku, semoga engkau menjadi anak yang soleha, sehat selalu, menjadi kebanggaan keluarga dan menjadi penyejuk mata sesuai nama mu... Aminnn (Diu Oktora/ 28 Januari 2013)
|
28 Januari 2013
Shaqira Layla Maroe
18 Januari 2013
Hipotermi Pada Bayi *Banjir Jakarta*
"Setelah sekian lama ga nulis, akhirnya nulis lagi, berdasarkan catatan blog ini, aku terakhir nulis Desember 2009 .. Lamanya, semoga tahun ini akan mulai rajin lagi menulis"
"Jakarta Terkepung Banjir" demikian tag line salah satu televisi nasional. Yaa.. Dari kemarin dan hari ini Jakarta sekitarnya, seperti Bekasi, Tangerang dan Depok berubah menjadi lautan air. Hujan yang mengguyur ibukota negara Republik Indonesia ini lumpuh karena banjir, sejumlah ruas jalan protokol seperti kawasan jalan Jenderal Sudirman dan MH Thamrin tak luput dari banjir, air setinggi hampir 1 meter katanya menggenangi jalan yang biasanya macet dengan kendaraan bermotor ini.
Hujan ... Macet ... Banjir memang bukan hal aneh di Jakarta, udah langganan, begitu bahasa gaulnya. Televisi nasional pun ramai memberitakannya mulai dari ketinggian air di pintu air, proses evakuasi, bantuan dan lain - lain. Kalau untuk yang itu ga usah kita bahas atau cerita lagi, nonton di televisi lebih asik.
Buat aku, ada sedikit yang menarik mengenai hujan, banjir dan cuaca dingin. Ini kebetulan pengalaman pribadi yang baru terjadi sekitar seminggu lalu, minggu lalu curah hujan juga cukup tinggi dan sempat yang satu harian hujan ga berhenti - henti.
28 November tahun lalu, aku baru melahirkan anak kedua ku, seorang putri, Shaqira Layla Maroe. Setelah usia Shaqira sebulan, aku mulai mengajaknya untuk tidur diluar kamar, aku sering mengajaknya tiduran di ruang televisi sambil nonton. Nah, suatu hari hujan turun seharian ga berhenti - berhenti, aku tetap seperti biasa ngajak Shaqira tiduran di ruang televisi dengan atribut lengkapnya. Shaqira kebetulan lahir prematur dengan berat 1,9 kg. Dokter menyarankan agar setiap hari Shaqira di bedong, pakai topi, pakai sarung tangan dan kaos kaki biar tubuhnya hangat.
Seharian itu Shaqira tidue nyenyak... Aku seneng dong, karena Shaqira memang harus banyak tidur. Tapi minumnya rada kurang, kalau minum sedikit dan seperti malas - malasan. Malam harinya tiba - tiba wajah Shaqira membiru dan tidurnya agak - agak rewel. Karena hujan masih belum berhenti aku dan papa nya berpikir pasti Shaqira kedinginan. Papa Shaqira langsung mematikan ac di kamar dan memasang lampu pijar diatas Shaqira. Waktu pulang dari rumah sakit, dokter menyarankan untuk memasang lampu pijar 75 watt diatas Shaqira dengan ketinggian sekitar setengah meter, itu bisa membuat shaqira hangat. Suhu lampu tersebut sama dengan suhu di inkubator.
Nah, sampai besok sorenya Shaqira masih rewel, papa nya pun telp dokter. Kami di minta untuk segera membawa Shaqia ke rumah sakit karena doktet khawatir suhu tubuh Shaqira dingin atau tiba - tiba tinggi. Kami pun membawa Shaqira ke rumah sakit, Alhamdullilah dokternya bilang Shaqira tidak apa - apa karena kami telah melakukan pertolongan pertama dengan benar yaitu membuat suhu tubuh Shaqira tetap hangat. Ternyata seharian tidur di ruang televisi saat hujan seharian itu menyebabkan Shaqira mengalami HIPOTERMI.
Nah, disaat banjir dan hujan seperti sekarang ini tentu membuat cuaca menjadi lebih dingin. Tiba - tiba aku teringat bayi - bayi yang rumahnya kebanjiran, mereka pasti sangat rentan terkena hipotermi. Dan ternyata hipotermi pada bayi itu sangat berbahaya karena bisa menyebabkan kematian, sebab bayi mengalani gangguan pernafasan karena bayi sering lupa bernafas... Begitu kata dokter Shaqira.
Berikut, aku coba kasih gambaran mengenai Hipotermi berdasarkan penjelasan Dr. Andy Sugoro, SPA - Pediatrician & Neonatalogist RS Omni - Alam Sutera saat memeriksa Shaqira. Dan sedikit aku tambahkan dari beberapa artikel yang aku baca... Semoga bermanfaat
Hipotermi adalah kondisi dimana bayi mengalami suhu tubuh dibawah normal, yaitu kurang dari 36,5 C. Umumnya hipotermi seringkali dialami oleh bayi yang baru lahir, bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2,5 kg atau bayi prematur.
Gelaja yang biasa dialami oleh bayi yang mengalami hipotermi antara lain adalah kaki dan tangan lebih dingin dari bagian tubuh yang lain. Gerakan bayi berkurang dan biasanya bayi tidak mau atau malas menyusui karena kemampuan menghisap lemah. Wajah, ujung jari tangan dan kaki membiru. Bayi sering lupa bernafas sehingga oksigen ditubuh berkurang yang mengakibatkan oksien ditubuh berkurang.. Nah, ini bisa menyebabkan kematian pada bayi.
Bayi hipotermi dapat ditangani dengan berbagai cara antara lain dengan metode kangguru, yaitu bayi tanpa baju diletakkan di dada sang ibu yang telanjang kemudian keduanya ditutup selimut. Sentuhan kulit langsung antara ibu dan bayi diyakini bisa menaikkan suhu tubuh bayi dengan cepat. Cara lain yang dapat dilakukan adalah bedong bayi, pakaikan topi - sarung tangan serta kaos kaki, kemudian pasang lampu pijar 75 watt berwarna kuning yang diletakkan pada jarak setengah meter diatas bayi. Jika sudah melakukan itu semua dan suhu bayi masih dingin dan disertai rewel, harus segera dibawa ke rumah sakit. (Diu Oktora / Graha Raya Bintaro, 18 Januari 2013)
Langganan:
Postingan (Atom)