Naik-naik ke puncak gunung
Tinggi-tinggi sekali.
Naik-naik ke puncak gunung
Tinggi-tinggi sekali.
Kiri-Kanan kulihat saja
banyak pohon cemara.
Kiri-Kanan kulihat saja
Banyak pohon cemara.
Dalam penerbangan menuju Surabaya, Jawa Timur lagu anak-anak asal maluku itu sering kali dinyanyikan Shaqira Layla Maru, anak ku yang November nanti usianya akan genap 4 tahun. Begitu pun dalam perjalanan dari Surabaya ke Malang, lagu Naik-naik ke Puncak Gunung berkali-kali dinyanyikan, apalagi disepanjang perjalanan dari Kota Pahlawan ke Malang, pemandangan pegunungan dapat dilihat di kiri-kanan jalan. Liburan kali ini membuat Shaqira semangat sekali karena salah satu tempat yang akan kami kunjungi adalah Kawasan Gunung Bromo di Kabupaten Probolingo. Kami berencana untuk menikmati keindahan matahari terbit di gunung berapi yang masih aktif ini.
Perjalanan ke Gunung Bromo memang bisa dilakukan dengan menggunakan mobil jeep, namun membawa anak yang masih katagori balita seperti Shaqira bukan juga hal yang mudah, tetap saja beberapa persiapan harus dilakukan sebelum keberangkatan. Persiapan pertama yang harus dilakukan sudah pasti persiapan fisik, membawa anak-anak terutama balita ke Gunung Bromo harus dipastikan kalau si anak dalam kondisi sehat. Seminggu sebelum berangkat ke Malang, saya sudah menyiapkan Shaqira dan abangnya - Alvaro Bayanaka Maru, setiap hari keduanya saya berikan vitamin atau madu untuk menjaga staminanya tetap sehat.
Sesampainya di Kota Malang, kami terlebih dahulu mengunjungi beberapa sanak saudara, dan kemudian beristirahat di hotel. Seusai Magrib kami keluar hotel sebentar untuk menikmati kuliner Kota Malang. Tepat jam 8 malam, kami sudah kembali ke hotel untuk beristirahat, anak-anak saya suruh langsung tidur, karena perjalanan ke Gunung Bromo akan dilakukan tengah malam nanti.
Jam 12 malam lewat sedikit, jeep yang akan membawa kami menuju Gunung Bromo sudah menanti di lobby hotel. Karena akan melakukan perjalanan tengah malam, dan waktunya cukup lama sekitar 2 - 3 jam segala keperluan anak-anak sudah saya siapkan, terutama untuk Shaqira. Berbagai cemilan, air mineral dan pastinya susu untuk Shaqira sudah saya siapkan, semua saya taruh dalam tas dan disusun sehingga mudah untuk mengambilnya. Sebelum jalan, saya juga pastikan perut anak-anak tidak kosong, diawal keberangkatan dari hotel anak-anak saya kasih biskuit dan minum susu atau teh hangat terlebih dahulu.
Jeep yang mengantarkan kami ke Gunung Bromo sangat nyaman, terutama untuk anak-anak. Di dalam jeep kami tidak berdesak-desakan, sehingga anak-anak jika ingin melanjutkan tidur, bisa dengan nyaman. Untuk menambah kenyamanan anak-anak sepanjang perjalanan saya membawa bantal-bantal kecil dan selimut.
Cuaca di Gunung Bromo pada tengah malam sangat dingin, apalagi menjelang terbitnya matahari, cuaca akan semakin dingin. Untuk itu saya pastikan pakaian yang dipakai anak-anak cukup membuat tubuh mereka hangat dan nyaman. Sebelum berangkat ke Malang, saya sudah menyiapkan jaket yang tebal, kaos switter lengan panjang, sarung tangan, topi/kupluk, kaos kaki, syal dan sepatu yang akan dipakai anak-anak.
Perjalanan dari hotel menuju ke Bromo kurang lebih ditempuh selama 3 jam. Saat naik jeep, Shaqira langsung menikmati dengan berkomentar "Mama, mobilnya berisik" ujar Shaqira sambil menutup kupingnya. Ini memang kali pertama Shaqira naik jeep. Memasuki kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru jalan pun mulai meliuk-liuk dan bergelombang, sudah pasti gelap gulita karena tengah malam. Namun si kecil Shaqira sangat menikmati perjalanan tersebut. Shaqira sama sekali tidak takut walaupun suasana diluar sangat gelap, bahkan ketika menemukan jalan yang bergelombang dan kita harus sedikit terloncat-locat dari kursi, Shaqira justru tertawa-tawa.
Perjalanan ke Bromo sangat menarik perhatian anak-anak, mereka hampir tidak tidur sepanjang perjalanan, karena ditengah perjalanan kita bisa meilhat konvoi sepeda motor atau iring-iringan kendaraan jeep lainnya. Di tengah malam yang gelap, hanya terlihat cahaya lampu dari kendaraan lain saja. Keseruan lain yang dinikmati anak-anak adalah saat kepulan debu pasir disepanjang perjalanan yang berasal dari kendaraan yang melaju kencang. Akhirnya setelah 3 jam perjalanan, kami pun sampai di Bromo, jam menunjukkan pukul 03.30 dini hari. Waktu untuk melihat matahari terbit sekitar 1,5 jam lagi, anak-anak pun saya minta untuk tidur sejenak.
Akhirnya pagi pun tiba, sang raja siang pun muncul dengan cantiknya. Udara yang tadinya sangat dingin menyengat, lama-lama menjadi sejuk, angin bertiup semilir. Keindahan pemandangan Gunung Bromo pun terlihat sangat menakjubkan, dari kejauhan asap dari kawah Gunung Bromo terlihat jelas. Anak-anak pun mulai bisa menyatu dengan cuaca pegunungan. Shaqira mulai kembali bawel bertanya. "Mama, jadi ini kita diatas gunung ya? Itu ya gunung yang berasap itu? Kita bisa ga kedeket gunung itu? Ayo ma, kita ke gunung itu sekarang", celotek Shaqira penuh semangat.
Setelah menikmati suasana matahari terbit dan menghangatkan tubuh dengan memakan mie instant dan minum teh hangat, kami pun mulai turun kebawah untuk menikmati keindahan lain kawasan Bromo. Perjalanan turun ini kami tempuh dengan menggunakan jeep kembali, karena ini sekaligus perjalanan pulang kami ke Kota Malang.
Di kawasan Gunung Bromo, anak-anak tidak hanya menikmati pemandangan gunung berapi ini saja. Anak-anak bisa naik kuda hingga kaki tangga menuju kawah Bromo, anak-anak bisa berlari-lari di kawasan pasir berbisik, dan bisa tidur-tiduran di bukit teletubies.
Ternyata membawa anak-anak, terutama balita jalan ke Gunung Bromo itu sangat menyenangkan dan seru. Selain anak-anak bisa merasakan perjalanan yang tidak biasa, agak adventure. Ini juga bisa mengajarkan melatih fisik anak-anak juga, terutama bagaimana mereka belajar beradaptasi dengan cuaca yang agak ekstrim.
Keindahan lain yang bisa dinikmati, adalah saat perjalanan pulang ke Kota Malang. Semua pemandangan yang terlihat gelap saat menuju Bromo, kini terlihat sangat jelas dan indah. Di kejauhan, puncak gunung tertinggi di pulanu Jawa, Gunung Semeru terlihat gagah membelah langit. Di kanan kiri, sawah-sawah yang menghijau di lereng gunung terbentang seperti permadani.