Keterbatasan fisik bukan halangan untuk berprestasi,
banyak orang yang fisiknya tidak sempurna namun berprestasi hebat. Sebut saja
Stephen Hawking, siapa yang tidak kenal orang yang satu ini, ahli fisika yang
terkenal dengan teori-teorinya tentang kosmologi, gravitasi kuantum, lubang
hitam dan radiasi hawking.
Banyak lagi orang yang tidak sempurna fisiknya namun
berprestasi, dibidang olahraga misalnya Anthony Robles, atlet gulat asal
Arizona State University, Amerika Serikat. Anthony yang lahir dengan satu kaki
adalah pemegang rekor nasional gulat kelas berat untuk kelas 125 pound.
Di Indonesia tidak kalah banyaknya atlet penyandang
disabilitas yang juga berhasil mengukir prestasi nasional bahkan dunia. Untuk
cabang renang, Indonesia punya Suriansyah, Jendi Pangabean, Muhhamad Bejita,
Laura Aurelia Dinda, Guntur, Fajar Nur Hadianto, Manaser, Gusmala, Musa Mandan
Karuba, Sapia Rumbaru, Melani Putri, dan Marinus Melianus. Para perenang
difabel Indonesia ini baru saja mengukir prestasi dengan merebut 13 emas di
ajang ASEAN Para Games ke 9 di Kuala Lumpur, Malaysia, September 2017 lalu.
Ajang kompetisi olahraga memang menjadi salah satu
pembuktin bagi para atlet penyandang disabilitas untuk menunjukkan bahwa
kekurangan fisik tidak menghentikan mereka untuk berprestasi dan menjadi juara.
Pada tanggal 6 - 13 Oktober, Indonesia akan menjadi
tuang rumah Asian Para Games 2018 (APG 2018). Perhelatan kompetisi olahraga
untuk atlet penyandang disabilitas tingkat Asia ini akan digelar di Jakarta dan
akan diikuti lebih dari 3000 atlet asal 43 negara, serta memperebutkan 581
medali dari 18 cabang olahraga yang dipertandingkan.
Perhelatan APG 2018 di Indonesia merupakan pelaksanaan
yang ketiga dan Indonesia tercatat sebagai negara pertama di kawasan Asia
Tenggara yang menjadi tuan rumah. Sebelumnya Asia Para Games diselenggarakan di
Guangzhou, China pada tahun 2010 dan Incheon, Korea Utara pada tahun 2014.
APG 2018 mengusung slogan "The Inspiring Spirit
and Energy of Asia" dan tertuang dalam empat misi yaitu determination,
courage, equality dan inspiration yang bermakna bahwa atlet penyandang
disabilitas memiliki tekad yang kuat dan kepercayaan diri yang tinggi, baik
fisik dan mental dalam menghadapi sebuah kompetisi.
Momen ini juga sekaligus juga dapat menjadi sumber
inspirasi dan motivasi dari para atlet difabel untuk masyarakat lainnya, bahwa
dengan keterbatasan fisik para atlet ini mampu berjuang dan mengukir prestasi
yang mengharumkan nama bangsa.
Sebagaimana ajang kompetisi
olahraga internasional, Asian Para Games 2018 juga mempunyai maskot. Elang
Bondol dipilih sebagai maskot Asian Para Games 2018, burung yang juga merupakan
maskot Kota Jakarta ini diberi nama MoMo, yang merupakan kependekan dari
Motivation and Mobility.
Guna menggalang dukungan untuk
atlet penyandang disabilitas Indonesia yang akan bertanding di Asian Para Games
2018, Indonesia Asian Para Games Organizing Committee (INAPGOC) sudah melakukan
berbagai persiapan, baik berupa persiapan kesiapan sarana dan prasarana
pertandingan dan atlet, INAPGOC juga melakukan sosialisasi di 16 kota besar
Indonesia, yaitu Medan, Palembang, Batam, Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bandung,
Yogyakarta, Semarang, Solo, Surabaya, Bali, Makassar, Samarinda dan Ambon.
Ayo kita dukung atlet penyandang
disabilitas kita dalam ajang Asian Para Games 2018, kita pasti bisa, Indonesia
juara.