11 Desember 2016
Saat Si Kecil Lebih Suka Berbahasa Inggris
21 November 2016
Gerakan #AyoMenulis
18 November 2016
Cerita Alvaro: His First Camp (part 2)
15 November 2016
Pejuang Tangguh Anak Penderita Kanker
05 Oktober 2016
Berbagi Pelukan Cinta
25 September 2016
Cerita Alvaro : His First Camp (part 1)
03 September 2016
Amnesti Pajak: Tak Kenal Maka Menakutkan
- Pajak yang seharusnya terhutang dari harta yang tidak dilaporkan akan dihapuskan.
- Jika ada pajak yang terhutang, biasanya wajib pajak akan dikenakan sanksi administrasi atau sanksi pidana. Namun dengan mengikuti program amnesti pajak maka sanksi administrasi dan sanksi pidana atas pajak terhutang tidak akan dikenakan.
- Tidak akan diakukan pemeriksaan, pemeriksaan bukti permulaan dan penyidikan.
- Pemeriksaan, pemeriksaan bukti permulaan dan penyidikan akan dihentikan.
- Dijamin kerahasiaan karena data pengampunan pajak tidak dapat dijadikan dasar penyelidikan dan penyidikan tindak pidana apapun. Untuk yang membocorkan data pengampunan pajak akan diberikan tindak pidana dengan hukuman paling lama 5 tahun penjara.
- Pajak penghasilan untuk baik nama harta tambahan atau harta yang belum dilaporkan akan dibebaskan.
- Memiliki NPWP
- Membayar uang tebusan
- Sudah melaporkan SPT tahunan pph terakhir
- Melunasi seluruh pokok tunggakan
- Bagi wajib pajak yang sedang dilakukan pemeriksaan bukti permulaan dan/atau penyidikan, harus melunasi:(a). pajak yang tidak atau kurang dibayar. (b). pajak yang seharusnya tidak dikembalikan.
31 Agustus 2016
The Power of Terima Kasih
Sesuatu yang menurut kita kecil, biasa-biasa saja, sederhana ternyata buat orang lain itu bisa sangat besar, luar biasa, bahkan mewah. Sore kemarin (Selasa, 30 Agustus 2016) aku mendapatkan pelajaran berharga dari sebuah perjalanan.
Kita sering kali mendengar orang mengucapkan atau bahkan kita sendiri yang mengucapkan "rejeki orang tidak akan pernah tertukar, Allah sudah menentukan rejeki masing-masing orang, Allah tidak akan sama memberikan rejeki kepada umatnya" dan sudah pasti semua ungkapan itu benar adanya. Namun, dari mana atau karena apa rejeki itu diberikan Allah adalah sesuatu yang terkadang tidak pernah kita pikirkan atau bayangkan sebelumnya.
Sore itu, aku pulang kerja seperti biasanya, dari kantor ku di Kawasan Industri Cikupamas aku naik jemputan kantor dan turun di Pinangsia, Karawaci. Dari Pinangsia aku melanjutkan naik bis yang ke arah Jakarta. Karena hanya ikut sampe rest area Karang Tengah, aku tidak pernah milih bis tertentu untuk aku naiki, apapun bis yang lewat duluan asal ber-ac dan bisa duduk, itu bis yang aku naiki. Sore itu pas lewat bis Jurusan Poris Plawad - Blok M.
Cerita pun dimulai dari sini, seperti biasa jika bis sudah mulai masuk tol, pak kenek akan mengutip ongkos dari para penumpang. Saat kenek bis mulai mengutip ongkos kepada para penumpang, si kenek melewatkan tempat duduk ku. Aku berpikir mungkin aku diminta belakangan ongkosnya karena kebetulan saat itu aku sedang terima telepon dari pak bos yang menayakan beberapa dokumen pekerjaan. Setelah selesai mengutip ongkos hingga bangku belakang, pak kenek kembali ke bagian depan bus, lagi-lagi pak kenek melewati aku tanpa meminta uang ongkos, padahal aku sudah tidak menelepon lagi.
Saat bis sudah mendekati rest area, aku sengaja pindah ke kursi bagian terdepan, dekat kenek.
Aku : Pak ini ongkos saya, tadi bapak belum minta *sambil menyodorkan uang 5 ribuan*
Kenek : ibu ga usah bayar ongkos, ibu itu penumpang yang sangat menghormati kerja supir sama kenek.
Saya : *sambil bingung* maksudnya gimana pak?
Kenek : ibu itu setiap turun dari bis selalu ngucapin terima kasih. Seneng aja dengernya bu.
Ya Allah, sebegitu berartinya ternyata ucapan terima kasih itu buat pak kenek sama pak supir. Mengucapkan terima kasih saat turun dari bis itu sebenarnya spontanitas dan kebiasaan ku saja, karena itu selalu aku lakukan setiap naik ojek ataupun kendaraan umum lainnya.
Alhamdullilah karena ucapan terima kasih yang aku ucapkan itu bisa menjadi kebahagiaan dan kebaikan buat orang lain. Dan lebih alhamdullilah lagi, karena ucapan terima kasih, Allah memberikan rejeki, sore kemarin aku pulang kerja naik bis gratis.
30 Agustus 2016
Menikmati Kecantikan Bromo dengan Si Kecil
03 Agustus 2016
Malam ini ...
Jam hampir menunjukkan pukul 22.30 wib ketika aku mulai menulis tulisan ini. Malam-malam biasanya sudah dipastikan jam segini aku pasti sudah terlelap tidur, tapi malam ini aku tidak bisa tidur. Malam ini aku memang tidak tidur di kamar ku seperti biasa, malam ini aku harus menemani gadis kecil ku, Shaqira Layla Maru tidur di RS Omni Alam Sutera, Tangerang Selatan.
Tadi pagi Shaqira terpaksa harus dirawat di rumah sakit ini, karena sudah 2 hari muntah-muntah dan diare. Pagi yang niat awalnya hanya berobat saja, jadi berubah karena dokter anak yang memeriksa Shaqira bilang kalau gadis kecil ku ini mulai dehidrasi, jadi akan berbahaya kalau tidak segera ditangani.
Anak sakit, sudah pasti seperti tamparan keras buat para orangtua, termasuk aku. Kalau bisa, lebih baik kita yang sakit, daripada harus anak kita yang sakit, kita biasanya suka bilang "mending sakit anak pindah ke kita aja daripada anak yang sakit". Untuk urusan anak sakit, aku termasuk orangtua yang panik dan penakut. Apalagi kalau yang sakit gadis kecil ku ini. Shaqira lahir dalam kondisi prematur di usia kandungan 8 bulan, kondisi itu yang membuat aku selalu panik dan takut setiap Shaqira sakit. Padahal dr. Andy Sugoro, dokter anak di RS Omni Alam Sutera yang merawat dan membantu kelahiran Shaqira selalu bilang tidak ada hubungannya kelahiran Shaqira yang prematur dengan sakitnya. Dokter Andy juga selalu bilang, tidak benar kalau anak yang lahir prematur itu, kondisinya pasti lemah atau sering sakit. Karena bisa saja anak yang lahir cukup umur, justru kondisinya lemah dan sering sakit.
Seperti tadi pagi, saat di rumah kondisi Shaqira sudah lemes dan hanya mau digendong saja, aku pun langsung membawa Shaqira ke rumah sakit. Pengen nangis rasanya melihat Shaqira tidak ceria seperti itu. Saat dokter bilang Shaqira harus dirawat, itu juga buat aku keputusan yang tidak menyenangkan, walaupun sesungguhnya aku sudah memperkirakan dokter akan meminta Shaqira dirawat. Kalau Shaqira harus dirawat, artinya Shaqira harus di infus, aku tidak tega melihat Shaqira ditusuk jarum suntik seperti itu. Dan benar saja, saat akan di pasanh infus, begitu jarum suntik masuk Shaqira langsung menangis dan menjerit sangat keras. Mendengat Shaqira nangis dan bilang "mama, adek sakit" itu rasanya kaya diiris-iris sama pisau yang tajam, terus lukanya ditetesin air jeruk nipis, sakit banget. Kalau bisa saat itu aku nangis, aku pasti akan nangis.
Tapi alhamdullilah, sehabis diinfus Shaqira langsung bisa tidur tadi siang selama lebih dari 3 jam. Muntah dan diarenya juga berkurang. Malah Shaqira sudah mulai mau nyanyi lagu anak-anak lagi. Melihat ini hati rada tenang sedikit.
Bahaya Diare Pada Anak
Untuk anak-anak, diare ternyata sangat berbahaya, apalagi jika diare tersebut disertai dengan muntah, karena bisa menyebabkan dehidrasi atau anak kehilangan atau kekurangan cairan tubuh. Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) Kementerian Kesehatan tahun 2007, diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25% balita. Dokter Andi Sugoro mengatakan, jika anak yang mengalami diare dan disertai dengan muntah, maka anak tersebut akan mengalami dehidrasi. Jika anak sudah dehidrasi, maka anak tersebut harus segera mendapatkan terapi cairan, jika tidak anak bisa mengalami syok yang bisa menyebabkan kegagalan organ multipel yang bisa berakhir dengan kematian.
Dokter Andy mengatakan, tanda-tanda anak mengalami dehidrasi biasanya adalah anak-anak akan rewel, anak akan menangis tapi tidak keluar air mata, anak akan sangat kehausan ketika diberi minum, dan mata anak akan tetlihat lebih cekung jika dibandingkan dengan mata biasanya.
Anak yang mengalami dehidrasi harus segera ditangani sebelum mengalami dehidrasi berat. Tanda-tanda yang dapat dilihat jika anak mengalami dehidrasi berat antara lain adalah (1). Anak terlihat lemah, tidak menangis, terlihat mengantuk dan mudah tidur; (2). Anak. Tidak merespon saat diberi minum; (3). Mata anak akan terlihat sangat cekung; (4). Tangan dan kaki akan terasa dingin. (Diu Oktora, RS Omni Alam Sutera, Tangerang Selatan / 3 Agustus 2016)