Siti Aulia Zahra, bocah berusia 4 tahun ini sekilas tampak seperti anak-anak lainnya. Bocak yang ceria dan sehat. Ara, sapaan bocah kecil ini. Ara sangat senang mewarnai dan menggambar. "Ara itu senang sekali menggambar dan mewarnai, kalau dikasih kertas dan pinsil, Ara langsung menggambar. Dan dia bisa begitu berjam-jam, asik sendiri," cerita Khalidin ayah Ara.
Walaupun melihat penampilan fisik Ara yang sama dengan anak-anak seusianya, tetapi Ara berbeda. Hampir setahun yang lalu dokter menyatakan Ara menderita Leukemia (Kanker Darah). “Awalnya anak saya jatuh dari tangga, kemudian panas tinggi. setelah dibawa ke rumah sakit, kata dokter anak saya ada kelainan darah, leukemia nama penyakitnya. Dokter juga bilang umur anak saya tidak akan panjang. Saat itu saya marah sekali, kenapa anak saya yang kecil bisa sakit separah itu, saya hanya bisa nangis menjerit-jerit di depan dokter,” kisah Khalidin.
Saat ini, Ara ini sudah hampir setahun mengikuti kemoterapi untuk terapi penyembuhannya. “Saya senang sekarang kondisi Ara sudah jauh lebih baik. Ara sudah ceria kembali, dulu sempat lumpuh dan koma berhari-hari di rumah sakit. Saya akan berjuang untuk kesembuhan anak saya, karena Ara sendiri semangat menjalanin pengobatan. Ara tidak pernah nangis padahal sering ditusuk jarum suntik dan obat yang harus diminum tiap hari banyak. Saya yakin, anak saya bisa sembuh nanti,” harap Khalidin.
Saya bertemu dengan Ara dan ayahnya di acara perkemahan khusus untuk anak-anak penderita kanker, Charity Cancer Camp di Kawasan Puncak, Bogor-Jawa Barat, 12 November lalu. Di perkemahan tersebut, ada banyak anak-anak lain penderita kanker seperti Ara.
Anak lain yang juga menderita kanker seperti Ara adalah Athala. Anak usia 6 tahun ini sudah hampir satu tahun tidak bisa sekolah karena sakit leukemia. “Setahun lalu dokter bilang anak saya sakit leukemia. Saya dan ayah Athala sangat kaget dan tidak percaya. Sejak saat itu Athala harus menjalani kemoterapi secara rutin dan operasi penyembuhan tulang sumsum belakang,” cerita Anita, ibunda Athala.
Bocah kelas 3 SD ini pertama kali diketahui menderita Leukemia karena selalu mengelu ketika mengangkat kaki saat akan menggunakan celana, terkadang sampai menangis karena tidak kuat menahan sakit. “Saya ingin Athla cepat sembuh, makanya biar harus tiap hari pulang pergi Bogor-Jakarta untuk pengobatan Athala saya akan terus lakukan, walaupun terkadang terasa lelah juga. Athala ingin sekolah lagi, karena sejak ketahuan Leukemia, dokter melarang untuk sekolah dulu. Athala sekarang sudah hapal perkalian, hapal adzan. Tiap Magrib sekarang Athala yang adzan di mushola dekat rumah kami, saya suka nangis dengar suara Adzan Athla,” cerita Anita sambil menahan tangis.
Di Cancer Camp. juga ada Ahmad Fitroh (9 tahun), pada saat usia 6 tahun, dokter menyatakan Fitroh menderita sakit Leukemia. Penyakit ini diketahui saat Fitroh dicabut giginya, namun darah yang keluar mengalir terus, setelah itu bahkan Fitroh mengalami panas tinggi dan tidak sembuh-sembuh. “Anak saya sudah dua tahun menjalani kemoterapi karena sakit leukemia. Alhamdullilah, Juli kemarin dokter bilang Fitroh sudah sembuh, tidak perlu kemoterapi lagi,” tutur Nini Nuraini, ibunda Fitroh. Walaupun sudah dinyatakan sembuh perjuangan Fitroh tidak usai begitu saja, karena setiap 3 bulan sekali Fitroh harus melakukan pemeriksaan darah untuk memastikan Leukemia nya tidak kambuh kembali.
Melihat anak-anak kecil menderita sakit kanker dan merasakan kesakitan dalam menjalani terapi kesembuhannya tentu membuat hati kita miris, sedih rasanya. Untuk mengembalikan keceriaan anak-anak penderita kanker PT Standardpen Industries bersama Yayasan Putera Peduli berkerjasama dengan Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) dan Fakultas Kedokteran Universitas Atma Jaya menyelenggarakan Charity Cancer Camp. Kegiatan perkemahan ini dilaksanakanpada tanggal 11-13 November 2016, dikawasan Puncak – Bogor, Jawa Barat.
“Kegiatan Charity Cancer Camp tahun ini merupakan penyelenggaraan yang keempat kalinya. Tahun ini Kami mengangkat tema Daylight (Dare Yourselt to Live and Fight). Tema ini sengaja diangkat untuk mengajak dan memotivasi agar anak-anak penderita kanker dapat bermimpi setinggi mungkin, dan untuk para orangtua juga didorong agar semangat dalam mendampingi anak-anaknya dalam berjuang melawan kanker,” ujar Erika Indrajaya, Ketua Panitia Charity Cancer Camp.
Erika menambahkan, Perkemahan khusus anak-anak penderita kanker ini pertama kali diadakan pada tahun 2013 dengan mengusung tema Golden Spy Academy, perkemahan kedua dilaksanakan dengan tema Dreamzania pada tahun 2014, dan pada tahun 2015 dengan tema perkemahan Wanderland. “Perkemahan ini bertujuan untuk membantu dan menghibur pasien kanker dan keluarganya. Oleh karena itu dalam kegiatan ini kami mengajak anak-anak untuk bermain. Kami berharap seusai acara perkemahan ini para little cancer survivors menjadi lebih terhibur dan dapat memberikan inspirasi bagi para orangtua untuk melanjutkan kehidupan dengan berkualitas,” lanjut Erika.
Kepedulian terhadap anak-anak penderita kanker juga ditunjukkan oleh PT Standardpen Industries, perusahaan alat tulis ini membagikan perlengkapan menulis dan sekolah kepada seluruh peserta perkemahan. “Mudah-mudahan anak-anak kami yang tengah berjuang dari Cancer ini bisa mengisi waktu luangnya di rumah (karena cuti sekolah), untuk tetap kreatif dan menimbulkan rasa bahagia,” ujar CEO Standardpen, Megusdyan Susanto.
Dalam kegiatan perkemahan ini, Standardpen mengajak anak-anak penderita kanker untuk tetap semangat dan ceria dengan belajar menggambar dan menulis dengan tangan. “Kami yakin, di setiap hati kecil mereka tetap punya mimpi yang tinggi. Kami selaku orang dewasa yang diberikan kelebihan merasa bertanggungjawab untuk mengajak mereka memiliki semangat yang baik. Harapan mereka bisa disampaikan melalui surat untuk mama-papanya atau gambar yang mereka buat,” kata Megusdyan.
Kanker merupakan salah satu penyebab
kematian paling menakutkan di dunia. Di tahun 2012, kanker menjadi penyebab kematian
sekitar 8,2 juta orang. Data dari International Agency for Research on
Cancer (IARC) menyebutkan pada tahun 2012 terdapat 14.067.894 kasus baru kanker
dan 8.201.575 kematian akibat kanker di seluruh dunia. Sementara itu, Organisasi
Kesehatan Dunia (World Health Organization - WHO) memperkirakan bahwa setiap tahun penderita kanker di dunia
bertambah 6,25 juta orang.
Penyakit kanker tidak hanya diderita orang dewasa saja, anak-anak pun dapat menderita kanker. Union for International Cancer
Control (UICC) merilis data, bahwa setiap tahun terdapat sekitar 176.000 anak yang didiagnosis
kanker. Meskipun kejadian kanker pada anak di seluruh dunia masih cukup jarang, namun
kanker merupakan salah satu penyebab utama kematian 90.000 anak setiap
tahunnya. Sementara itu, di Indonesia terdapat sekitar 11.000 kasus kanker anak setiap
tahunnya, dan terdapat sekitar 650 kasus kanker anak di Jakarta.
Sementara itu, berdasarkan data dari Hasil
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan RI tahun 2013,
menunjukkan prevalensi kanker anak umur 0-14 tahun sebesar 16.291 kasus, dengan
jenis kanker yang paling banyak diderita anak di Indonesia adalah Leukemia
(Kanker Darah) dan Retinoblastoma (Kanker Bola Mata).
Tingginya kasus penderita kanker pada anak terjadi
karena masih belum diketahuinya penyebab kanker pada anak. Penyebab lain adalah
minimnya pengetahuan orangtua tentang kanker pada anak, ini dibuktikan
berdasarkan data dari Riskesdas bahwa lebih dari 50 persen kasus kanker pada
anak yang datang ke fasilitas kesehatan, umumnya sudah dalam keadaan stadium
lanjut.
Penyakit kanker dapat menyerang anak mulai
dari usia bayi hingga usia 18 tahun. Kanker pada anak berbeda dari kanker pada
orang dewasa. Kanker pada orang dewasa dapat dicegah, sementara pada anak
hingga saat ini belumada pencegahannya. Untuk itu pola hidup dan makan makanan
yang sehat harus diajarkan kepada anak-anak sejak dini.
4 komentar:
duh kalau lihat anak terkena sakit berat itu rasanay gimana gitu
Acaranya bagus sekali mbak, anak2 kanker tetap harus bahagia
Mbak Tira, rasanya gado2 banget mbak, apalagi waktu aku lihat dan ngobrol sama Ara, ga terasa keluar air mata waktu dia cerita kakinya disuntik2 (untuk pasang infus, karena ditangan udah ga bisa disuntik lagi), jadi inget anak ku yang seumuran sama ara.. Anak2 ini inspiring banget
Mbak Liza, setuju mbak, anak2 penderita kanker layak bahagia. Dan mereka itu pinter2 loh mbak, salut dan senang banget liatnya
Posting Komentar