Sesuatu yang menurut kita kecil, biasa-biasa saja, sederhana ternyata buat orang lain itu bisa sangat besar, luar biasa, bahkan mewah. Sore kemarin (Selasa, 30 Agustus 2016) aku mendapatkan pelajaran berharga dari sebuah perjalanan.
Kita sering kali mendengar orang mengucapkan atau bahkan kita sendiri yang mengucapkan "rejeki orang tidak akan pernah tertukar, Allah sudah menentukan rejeki masing-masing orang, Allah tidak akan sama memberikan rejeki kepada umatnya" dan sudah pasti semua ungkapan itu benar adanya. Namun, dari mana atau karena apa rejeki itu diberikan Allah adalah sesuatu yang terkadang tidak pernah kita pikirkan atau bayangkan sebelumnya.
Sore itu, aku pulang kerja seperti biasanya, dari kantor ku di Kawasan Industri Cikupamas aku naik jemputan kantor dan turun di Pinangsia, Karawaci. Dari Pinangsia aku melanjutkan naik bis yang ke arah Jakarta. Karena hanya ikut sampe rest area Karang Tengah, aku tidak pernah milih bis tertentu untuk aku naiki, apapun bis yang lewat duluan asal ber-ac dan bisa duduk, itu bis yang aku naiki. Sore itu pas lewat bis Jurusan Poris Plawad - Blok M.
Cerita pun dimulai dari sini, seperti biasa jika bis sudah mulai masuk tol, pak kenek akan mengutip ongkos dari para penumpang. Saat kenek bis mulai mengutip ongkos kepada para penumpang, si kenek melewatkan tempat duduk ku. Aku berpikir mungkin aku diminta belakangan ongkosnya karena kebetulan saat itu aku sedang terima telepon dari pak bos yang menayakan beberapa dokumen pekerjaan. Setelah selesai mengutip ongkos hingga bangku belakang, pak kenek kembali ke bagian depan bus, lagi-lagi pak kenek melewati aku tanpa meminta uang ongkos, padahal aku sudah tidak menelepon lagi.
Saat bis sudah mendekati rest area, aku sengaja pindah ke kursi bagian terdepan, dekat kenek.
Aku : Pak ini ongkos saya, tadi bapak belum minta *sambil menyodorkan uang 5 ribuan*
Kenek : ibu ga usah bayar ongkos, ibu itu penumpang yang sangat menghormati kerja supir sama kenek.
Saya : *sambil bingung* maksudnya gimana pak?
Kenek : ibu itu setiap turun dari bis selalu ngucapin terima kasih. Seneng aja dengernya bu.
Ya Allah, sebegitu berartinya ternyata ucapan terima kasih itu buat pak kenek sama pak supir. Mengucapkan terima kasih saat turun dari bis itu sebenarnya spontanitas dan kebiasaan ku saja, karena itu selalu aku lakukan setiap naik ojek ataupun kendaraan umum lainnya.
Alhamdullilah karena ucapan terima kasih yang aku ucapkan itu bisa menjadi kebahagiaan dan kebaikan buat orang lain. Dan lebih alhamdullilah lagi, karena ucapan terima kasih, Allah memberikan rejeki, sore kemarin aku pulang kerja naik bis gratis.
2 komentar:
Terimakasih sharingnya mbak :)
@Ceria Wisga, sama2 mbak. Thanks :-)
Posting Komentar