12 November 2008
Teori "Ingus" Kebijakan BBM
Tuntutan untuk menurunkan harga BBM dinilai sangat wajar, karena selama ini alasan pemerintah untuk menaikkan harga BBM adalah karena harga minyak mentah dunia yang terus melangit. Kini harga minyak mentah dunia turun, berati sudah wajar jika pemerintah juga ikut menurunkan harga BBM.
Namun, untuk mengeluarkan kebijakan penurunan harga BBM, pemerintah sangat sulit. Berbagai pertimbangan dijadikan dasar, berbagai kondisi "yang kemungkinan kelak akan terjadi" di jadikan alasan. Memang, setelah berbagai pertimbangan di timbang, berbagai masukan ditampung, mungkin juga berbagai wangsit dijadikan latar belakang, keputusan untuk menurunkan harga BBM keluar juga.
Melalui pejabat menteri koordinator perekonomian, yang juga menteri keuangan, Sri Mulyani, pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan Harga BBM, premium, turun menjadi Rp 5.500 yang sebelumnya Rp 6.000 dan berlaku mulai 1 Desember 2008. Sementara untuk Solar dan Minyak Tanah, pemerintah lagi - lagi sedang mengkaji kemungkinan menurunkan harganya.
Nah, terkait soal tuntutan untuk menurunkan harga BBM. Suatu sore di rumah gue, saat santai sambil nonton berita di sore hari, dan semua TV memberitakan mengenai penurunan harga BBM. Bokap gue nyeletuk...
Bokap : Pemerintah kita lagi ingusan
Gue : Ingusan? Maksudnya?
Bokap : Itu soal BBM, kaya orang lagi ingusan
Entah sebelumnya bokap gue dapat istilah "Ingusan" itu dari seorang pengamat ekonomi yang sedang mengkomentari tuntutan penurunan harga BBM. Atau komentar seoarang warga negara Indonesia, rakayat kecil yang spontan terhadap kinerja pemrintah.
Tapi, memang melihat gaya pemerintah menurunkan harga BBM jadi inget sama orang yang sedang flu berat, ingus (maaf kalau bahasanya kasar dan jorok terdengar) meler terus - terusan. Dan, memang kebijakan harga BBM pemerintah sama dengan orang yang sedang ingusan.
Kenapa kaya orang ingusan?? Coba dech perhatikan orang yang sedang ingusan. Ingus yang keluar dari lubang hidung kan TURUNNYA PELAN - PELAN. Tapi begitu ingus itu dihirup, NAIKNYA CEPET BANGET. Begitu juga dengan pemerintah kita, kalau naikin harga BBM cepet banget, mikirnya ga pake lama, pertimbangannya cuma harga minyak mentah dunia naik terus.
Tapi, giliran harga minyak mentah dunia turun, kebijakan untuk nuruin harga BBM dalam negeri lama banget. Mikirnya lama, banyak pertimbangan, dan berndai - anadai pula kalau harga minyak mentah dunia akan naik lagi dalam waktu singkat.
Pemerintah kita ga sedang ingusan kan?? Ga sedang sakit flu berat?? (Diu Oktora / 12 November 2008)
22 Oktober 2008
2008, tahun eksekusi mati !!
Eksekusi mati tahun ini terjadi pada 26 Juni. Dua orang warga negara Nigeria, Samuel Iwachekew dan Hansen Anthony. Kedua warga negara asing ini terlibat kasus peredaran narkoba di Indonesia ini, ditahan di LP Pasir Putih – Nusakambangan, Cilacap – Jawa Tengah. Sebelum di eksekusi, Samuel dan Hansen terlibat kerusuhan di LP Pasir Putih.
Sebulan kemudian, 10 Juli, dilakukan eksekusi mati terhadap Ahmad Suraji alias Nasib Keleweng. Lelaki yang dikenal sebagai Dukun AS dieksekusi di sekitar kawasan perkebunan karet di Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang – Sumatera Utara oleh tim eksekusi Brimob Polda Sumatera Utara. Ahmad Suradji divonis hukuman mati Pengadilan Negeri Deli Serdang pada 27 April 1997. Ia dinyatakan terbukti membunuh 42 wanita di perkebunan tebu Dusun Aman, Desa Sei Semayang, Kabupaten Deli Serdang. Dukun AS kemudian mengajukan permohonan banding ditolak Pengadilan Tinggi Sumut pada 27 Juni 1998, demikian juga kasasi ke Mahkamah Agung ditolak pada 27 September 2000. MA kembali menolak PK Suradji pada 28 Mei 2003. Dan pada Januari 2008, Kejagung menerima penolakan grasi yang diajukan Dukun AS. Jenazah Dukun AS dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Keling Garuda, Dusun XV, Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut).
Seminggu setelah eksekusi Dukun AS, 18 Juli, eksekusi terhadap Usep atau Tubagus Yusuf Maulana dilakukan di kawasan hutan wilayah KEcamatan Cimarga, Kabupaten Lebak – Banten. Usep dinyatakan bersalah melakukan pembunuhan berencana hingga membuat delapan warga tewas. Para korban datang ke rumah Usep untuk mencari kekayaan dari ”Bank Ghaib”. Lima korban tewas setelah diberi ramuan racun dan dikubur pada 17 Mei 2007. Adapun tiga korban lain dibunuh pada 19 Juli 2007 dan dikubur di lokasi berbeda. Dalam menjalankan praktiknya, dukun Usep dibantu Sobirin alias Oyon yang bertugas mencari dan mengantar pasien. Oyon divonis mati hakim Pengadilan Negeri Rangkasbitung, 12 Maret 2008, dan tengah mengajukan permohonan banding ke Pengadilan Tinggi Banten. Eksekusi mati terhadap Usep merupakan yang tercepat dalam sejarah eksekusi terpidana mati di Indonesia. Usep dieksekusi empat bulan setelah divonis mati oleh Pengadilan Negeri Rangkasbitung, vonis dijatuhka hakim pada 10 Maret 2008.
Sehari kemudian, 19 Juli, giliran terpidana mati Sugeng dan Sumiarsih yang menjalani eksekusi mati. Sumiasih dan Sugeng adalah dua terpidana mati kasus pembunuhan Letkol (Mar) Poerwanto, istri dan dua anak mereka, serta seorang keponakannya pada 13 Agustus 1988. Eksekusi mati terhadap ibu & anak ini berlangsung setelah mereka mendekam di penjara selama 20 tahun. Jenazah Sumiarsih (60) dan Sugeng (44), Sabtu (19/7) dini hari, akhirnya dimakamkan di TPU Sama'an, Malang. Keduanya dimakamkan berdampingan di blok C2.
8 Agustus 2008, giliran Rio Alex Bullo di eksekusi. Lelaki yang mendapat julukan Rio Martil divonis mati Pengadilan Negeri (PN) Purwokerto karena melakukan pembunuhan sadis terhadap seorang pengacara terkenal sekaligus pemilik persewaan mobil di Purwokerto, Jeje Suraji di Hotel Rosenda Baturaden, 21 Januari 2001.
Selama 1997-2001, terpidana telah membunuh sedikitnya empat orang pemilik atau pengelola rental mobil. Pembunuhan itu merupakan cara terpidana untuk membawa lari mobil yang disewa dari para pemilik atau pengelola rental tersebu
Setiap melancarkan aksinya, terpidana selalu menyiapkan dua buah martil untuk memukul kepala korbannya. Karena itu pula, terpidana diberi julukan Rio Si Martil Maut. Namun, selama mendekam di LP Nusakambangan, terpidana juga pernah membunuh teman satu penjaranya, Iwan Zulkarnaen.
Pelaksanaan eksekusi mati tahun2008 tampaknya tidak akan berakhir di Rio Martil, sebab masih ada eksekusi mati yang menjadi “Top nya Eksekusi Mati” yaitu eksekusi terhadap Trio pelaku Bom Bali 1, pada Oktober 2002, Yaitu Imam Samudra – Ali Imron – Amrozi.
Ketiga terpidana mati ini sekarang mendekam di LP Nusa Kambangan – Cilacap, Jawa Tengah. Pihak kejaksaan sudah memastikan bahwa eksekusi terahadap tiga serangkai akan dilakukan tahun ini juga. Kita tunggu saja, apakah eksekusi akan dilakukan … Karena ini yang paling dinantikan. (Diu Oktora / 22 Oktober 2008)
14 Oktober 2008
Wali Nanggroe Pulang Kampung
Kekhususan Bandara Sultan Iskandar Muda terjadi karena “Wali Nanggroe” Muhammad Hasan di Tiro pulang kampong. Setelah 32 tahun tidak pernah menginjakkan kakinya di Bumi Serambi Mekkah, melalui Malaysia dengan menggunakan pesawat sewaan Hasan Tiro kembali mencium aroma tanah kampung halamannya.
Ribuan masyarakat aceh pun berdatangan, tumpah ruah, berkumpul di Masjid Raya Banda Aceh untuk melihat sosok kharismatik pimpinan yang mereka rindukan selama ini.
Kepulangan deklarator “Gerakan Aceh Merdeka”, GAM pada 4 Desember 1976 ini memang menyedot banyak perhatian banyak orang, tidak hanya di Banda Aceh sana saja, bahkan nuansa kepulangan Hasan Tiro terasa juga di salah satu rumah di kawasan Graha Raya Bintaro, Serpong – Tangerang.
Di depan layar televisi yang saat itu sedang menyiarkan berita kedatangan Hasan Tiro terjadi “dialog” antara seorang papa dan anaknya yang masih berusia 11 bulan.
Papa : Nak, tuh lihat wali nangroe mu pulang kampung.
(Si anak yang baru berusia 11 bulan, belum bisa bicara benar dan pastinya ga ngerti soal wali nangroe. Tapi, seolah – olah ngerti, si anak yang saat itu sedang asik main mobil – mobilan, langsung melihat layar televisi dan menjawab dengan caranya.)
Anak : U … U … U … U …
Papa : Iya, itu kampung halaman mu
Anak : U … U … U … U …
Kepulangan “Wali Nanggroe” selain menghipnotis perhatian banyak orang, karena mereka ingin mendegarkan pesan perdamaian dari Muhammad Hasan di Tiro langsung. Sementara diseberang pulau Sumatera, bagi seorang papa kepulangan Hasan Tiro kesempatan untuk memperkenalkan kampung halaman buat anak yang belum sempat menginjak tanah leluhurnya … (Diu Oktora / 12 Oktober 2008)
08 Oktober 2008
Di friendster kita tidak hanya bisa menjalin pertemanan saja, kita juga bisa menulis testimoni dan kritikan juga masukan, entah itu mengenai teman kita atau apapun. Selain itu kita juga bisa menulis berbagai macam topik, baik yang serius atau nyeleneh sekalipun .. Pokoknya untuk asyik – asyikan, friendster seru juga.
Nah, sekarang yang sedang terjadi adalah demam facebook. Dimana – mana sekarang banyak orang tergabung dalam www.facebook.com. Sebenarnya facebook tidak jauh berbeda dengan friendster, sama – sama situs pertemanan. Namun, ada kelebihan di fecebook.
Di facebook ada kolom dimana kita bisa menulis apapun, namanya “notes”. Nah, siapa pun bisa mengomentari isi dari tulisan itu, baik komentar positif atau negatif. Tulisan yang dimuat di “notes” juga bebas, bisa merupakan testimoni kita tentang apapun saja.
Nah, karena “notes” sifatnya lebih ke testimoni atau apa yang dirasakan dan dijalani oleh si penulis, maka sah – sah saja dia menulisakan dalam bentuk kalimat apapun.
Friendster, facebook, atau situs pertemanan yang lain adalah situs untuk menjaring teman, bukan musuh. Jadi situs seperti ini sifatnya just for having fun, untuk asyik – asyik kan aja. Jadi kalau ada tulisan, testimoni, notes yang sifatnya sedikit “keras”, kritik terhadap suatu kondisi, kejadian, peristiwa yang sedang atau sudah terjadi, ga usahlah dianggap serius banget trus dimasukin ke hati… Kan itu testimoni dari si penulis, jadi penulis berhak menuangkan apa yang dia rasa dan pikirkan.
Negara kita kan bebas untuk menyampaikan aspirasi. sekarang bukan jaman orde baru lagi, ada orang ngomong keras sedikt – ada orang kritik sesuatu, tahu – tahunya besok udah ga ada, diculik, ketemu – ketemu udah jadi mayat. Sekarang kan jaman reformasi, jaman kebebasan untuk mnyampaikan apirasi – pendapat – keinginan dalam bentuk apapun.
Tolong dong hargai perjuangan Amin Rais, Mahasiswa Universitas Trisakti yang meninggal, dan Mahasiswa yang meninggal di Semanggi pada tahun 1998 saat mereka memperjuangkan reformasi, jaman kebebasan dalam bentuk apapun.
Bukankah negara yang besar adalah negara yang menghargai jasa para pahlawannya. Mereka sudah mempertaruhkan nyawa memperjuangankan kebebasan, masa ada orang yang sedikit menikmati kebebasan itu dengan menulis ga boleh, dianggap pemberontak, dianggap nyebarin fitnah… Please dong … Come on, berpikirlah dengan kepala dingin, jangan berpikiran buruk dengan orang lain … (Diu Oktora / 24 September 2008)
22 September 2008
Sok Bossi (2)
Tapi, thanks banget atas semua komentarnya apapun itu ...
“Sok Bossi” itu cuma gambaran realita sosial kehidupan disekitar kita aja. Karena kan sekarang banyak yang gayanya kaya bos besar, sok perintah sana – sok perintah sini, ga taunya ga kerja apa – apa.
Kelakuan yang kaya begini sebenarnya dilakukan oleh manusia – manusia kerdil mulai dari tahapan negara – pemerintahan – masyarakat – perkantoran, dan eleman – eleman kehidupan lainnya.
Sebagai contoh, untuk negara. Tuh, Amerika Serikat, diakan negara yang paling bossi, gayanya udah kaya bos negara – negara di dunia ini. Kerjanya nindas negara lain n’ paling seneng nyuruh negara lain ngelakui embargo ke negara lainnya… Enak aja tuh Amerika.
Dari sisi kehidupan bernegara dan berpemerintahan. Indonesia gudangnya contoh orang yang nge-bossi. Liat aja anggota DPR, keliatannya sih kerja keras. Tiap hari rapat sana – rapat sini, ga tanggung –tanggung rapatnya dari pagi sampai pagi lagi. Kunjungan kerja kemana – mana, katanya sih lihat nasib rakyat. Eh, ga taunya itu Cuma nge-bossi aja, biar dilihat kelihatan kerja, ga taunya dengan maruk makan uang rakyat, semua kepentingan rakyat di korupsi.
Nah, kalau di masyarakat. Kita lihat aja tuh preman – preman kampung yang kerjanya meres n’ malak uang orang. Dia cuma asik – asik duduk di pengkolan, minum kopi n’ main catur, begitu ga punya uang, malak orang lain. Ga bener banget….
Nah, ini yang paling seru n paling asyik untuk diomongin “gaya nge-bossi di kantor” (seperti dalam tulisan gue “sok bossi”)… Apa yang gue tulis di “sok bossi” sebenarnya adalah realita kehidupan di kantor mana pun, dimana saja. Banyak banget orang yang gayanya sok bos besar, kerjanya perintah sana – perintah sini, tapi ga taunya dia ga kerja apa – apa. Malah sibuk chating atau ngerumpi di telepon.
Tulisan “sok bossi” sebenarnya adalah gambaran realita kehidupan perkantoran yang coba digambarkan melalui sebuah cerita, tulisan, artikel atau apa pun itu namanya. Ga ada tujuan untuk ngomongin orang, bahkan menyudutkan orang.
Maaf – maaf aja, kalau ternyata ada orang yang merasa diomongin, disudutkan atau ngerasa menjadi tokoh utama dalam tulisan “sok bossi”. Tapi itu salah sendiri karena berpikiran suudzhon alias berpikiran buruk.
Tapi sebagai orang yang nulis “sok bossi”, sebagai penulis pemula, banyaknya komentar yang masuk dan bahkan ada orang yang merasa menjadi tokoh utama dalam tulisan itu bangga juga, berarti kan tujuan dari penulisan itu tersampaikan kepada pembaca. Bukankah tulisa/artikel yang baik adalah yang pesannya bisa diterima pembaca. N' paling ga ini langkah yang baik buat belajar jadi penulis.
Yang justru menggelitik dari kehebohan “sok bossi” kok ada ya yang merasa dirinya menjadi tokoh utama dalam tulisan itu.. Hehehehhe.... Berartikan tulisan itu tidak berbohong, kenyataan bahwa di dunia ini memang ada orang yang sok bossi.
Aduh, please deh, inikan bulan baik, bulan penuh berkah, stop dong untuk berpikiran buruk. Mendingan ngumpulin banyak – banyak pahala untuk tabungan masuk surga. Lagian siapa loe yang mesti special diomongin atau dijadikan bahan tulisan … Maaf ya, masih banyak banget tema tulisan yang lebih bermutu, daripada khusus ngomongin satu orang yang kerjanya cuma berpikiran buruk sama orang lain … Sorry yee … Cuaapeeeeeeee dechhhhhh …
Mas – Mas … Mbak – Mbak … Bapak – Bapak … Ibu – Ibu … Adik – Adik …. Kakak – Kakak … Terutama untuk orang yang ngerasa menjadi tokoh utama dalam tulisan “sok bossi” … Silahkan berpikiran positif, ambil hikmatnya saja. Dan …..
“Selamat Idul Fitri, Mohon Maaf Lahir & Batin” Semoga hati dan pikiran kita disucikan kembali oleh Allah SWT, dan kita dijauhkan dari kebiasaan berpikiran buruk.
19 September 2008
Rp 30 Ribu = Nyawa Melayang
Seluruh korban meninggal adalah wanita berusia sekitar 25 sampai 60 tahun, mereka meninggal akibat berdesak – desakan untuk mendapatkan zakat sebesar Rp 30 ribu per orang.
Pembagian zakat yang dilakukan oleh keluarga Haji Syaikon bukan baru pertama kali, sejak tahun 1980 setiap tanggal 15 Ramadhan, tradisi membagikan zakat secara langsung sudah dilakukan.
Niat baik keluarga Haji Syaikon untuk menafkahkan sebagian hartanya kepada orang tidak mampu memang layak untuk ditiru, namun sayang niat baik kali ini justru menyebabkan 21 orang tewas.
Peristiwa pembagian zakat oleh keluarga Haji Syaikon perlu mendapatkan perhatian, mengapa bisa terjadi seperti ini? Mengapa keluarga Haji Syaikon harus memberikan zakatnya secara langsung? Mengapa begitu banyak orang rela antri dan berdesak – desakan berjam – jam demi uang sebesar Rp 30 ribu?
Jika menilik dari sisi Haji Syaikon, mungkin sebagai orang muslim, dirinya ingin menjalankan perintah Allah dalam surat Al – Baqarah, ayat 267 :
“ Hai orang – orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik – baik dan sebagian dari apa yang kamu keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk – buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkn dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. ”
Sebab, janji Allah SWT kepada umat muslim yang menafkahkan sebagian hartanya sungguh besar.
Al – Baqarah, Ayat 261
“ Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang – orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menimbuhkan tujuh bulir, pada tiap – tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia – Nya) lagi Maha Mengetahui. “
Al – Baqarah, Ayat 265
“ Dan perumpamaan orang – orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat. “
Namun, sesungguhnya Allah SWT juga telah menyarankan, jika umat muslim ingin menafkahkan sebagian hartanya tidak harus dengan cara terbuka seperti yang dilakukan oleh Haji Syaikon, karena di khawatirkan menjadi “ Riya ” atau bersifat pamer.
Perintah Allah SWT ini seperti tercantum dalam Surat Al – Baqarah, ayat 271 :
“ Jika kamu menampakkan sedekah (mu), maka itu adalah baik sekali. Dan, jika kamu menyembunyikan (sedekah mu) dan kamu berikan kepada orang – orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan – kesalahan mu : dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. “
Keinginan Haji Syaikon untuk memberikan langsung zakatnya kepada yang berhak memang sudah tepat. Namun sayangnya, Haji syaikon tidak memikirkan kemungkinan dampak yang akan terjadi. Haji Syaikon pun tidak melakukan koordinasi dengan pihak keamanan untuk mengamkan pembagian zakat. Sehingga pembagian zakat yang didatangi oleh ribuan orang, justru mengakibatkan 21 orang perempuan tewas.
Pembagian zakat seperti yang dilakukan oleh Haji Syaikon sebenarnya sudah sering dilakukan oleh orang – orang lainnya. Mengapa mereka lebih memilih menyalurkan zakatnya sendiri, padahal kan sudah ada lembaga yang mengelola zakat, seperti badan amil atau melalui masjid – masjid. Mengapa orang seperti Haji Syaikon tidak mempercayai lembaga – lembaga pengelola zakat yang sudah ada?
Pertanyaan ini harus segera di jawab oleh pemerintah atau lembaga pengelola zakat. Bukankah seharusnya dengan adanya lembaga pengelola zakat lebih memudahkan penyalurannya, dan diharapkan tepat pada sasaran. Lalu kenapa banyak orang tidak percaya? Apakah lembaga pengelola zakat tidak benar bekerja? Penyaluran dana tidak tepat? Atau dana yang mereka kelola tidak benar?
Yang lebih miris dari itu semua adalah, ribuan warga berbondong – bondong, berdesak – desakan, berpanas – panas ria demi mendapatkan uang sebesar Rp 30 ribu… Mengerikan sekali. Tapi, ternyata ini adalah potret buram masyarakat Republik Indonesia.
Di negara sebesar Indonesia, ternyata besar juga rakyat miskinnya. Namun, pemerintah tampaknya melihat setengah hati saja ribuan rakayatnya dilanda kemiskinan. Yang lebih tidak memiliki hati adalah para wakil rakyat yang asik – asik makan uang rakyat alias korupsi.
Aduh … Mau jadi apa bangsa ini (Diu / 19 September 2008)
Sok Bossi
Cuihhh, hari gini masih ada orang yang sok bossy. Malu dong sama jaman. Ternyata ditengah jaman, yang katanya jaman milenium, jaman yang serba canggih, jaman yang sudah berteknologi tinggi… “ High Tech “, kalau kata Pak Habudi, salah seorang tokoh di Parodi Politik, ternyata dalam bekerja masih aja ada orang yang bergaya sok bos besar.
Ga tau malu banget orang kaya begitu. Mendingan orang kaya begitu dibuang aja ke laut, biar temenan sama putri duyung, yang ga kenal jaman milenium or teknologi canggih.
Sebenarnya nge-bossi sih sah – sah aja, ga ada undang – undang juga yang ngelarang, n’ ga masuk penjara pula. Tapi, kalau nge-bossi mbo’ ya yang baik n’ bener. Jangan asal “Eh, kamu, … Eh, kamu, …” aja, tapi ga taunya diri sendiri ga bisa ngapa – ngapain, ga kerja. Emang sih, gayanya di depan komputer n’ sibuk telepon sana – sini, tapi ga taunya, di depan komputer tangan sibuk pencet – pencet tuts di keyboard, bukan ngetik kerajaan, tapi cuma asik chating n’ telepon – teleponan nya juga dalam rangka ngerumpi ngomongin orang atau mau shopping dimana.
Ya ampunnnn … Kok masih ada ya orang kaya begini. Ga takut apa, diganti sama robot kerjanya. Secara sekarang udah banyak robot yang gantiin peran manusia dalam bekerja. Liat aja tuh di Jepang, sekarang tenaga kerjanya banyak yang pakai robot, baik tenaga kerja kasar maupun staff. Mungkin karena lebih efektif dan efesien. Lagian robot kan ga bias perintah sana – perintah sini seenak udelnya aja, yang robot tau Cuma kerja … kerja … kerja. N’ mungkin alasan lain, karena robot ga bisa chating n’ ngerumpi di telepon .. Ha .. Ha .. Ha .. Ha ..
Lagian kenapa sih harus nge-bossi?? Biar dibilang hebat?? Biar dibilang berkuasa?? Biar dianggap bos yang galak?? Galak kok bangga!!! Amit – amit deh sama orang kaya begini. Orang kaya begini mungkin tempatnya di “ Suaka marga manusia “ aja, kan katagori manusia aneh n’ langka.
Emang kalau jadi bos harus begitu?? Kayanya ga dech. Kan bias jadi bos yang baik – baik, ga perlu nge – bossi. Kalau kasih perintah kerja, pake bahasa n’ logat yang ramah. Kerjanya ga asik chating n’ ngerumpi di telepon. Pasti deh orang yang disuruh akan dengan senang hati n’ gembira ngelakuiinya.
Lagian kalau jadi bos yang baik, bakalan di doain anak buahnya supaya terus jadi bos. Enakkan kalau jadi bos terus … Gaji besar … Dapet mobil gratis dari kantor … Pokoknya dapat fasilitas dan pelayanan yang memuaskan.
Daripada jadi bos yang bossi, dikutuk banyak orang, disumpahin cepet dicopot dari jabatannya. Belum lagi didemo banyak orang n’ akhirnya dilengser. Emang enak jadi bos yang kaya begitu?? Anak monyet aja tahu, “ Kagak ada enak bos yang kaya begitu “.
Nah, kesimpulannya, kan lebih enak jadi bos yang baik daripada yang nge – bossi. Jadi bos yang baik lebih berpahala, n’ ga buat orang berdosa pula, karena ngutuk orang lain. Enakkan, surga dunia n’ Insya Allah surga akherat didapat pula … Amin
Udah deh ga usah nge - bossi hari gini, ga laku n ga keren tau!!!! (Diu / 16 – 09 – 08)
10 September 2008
Kabar Gembira Untuk Para Istri/Calon Istri
Ini bagus untuk diketahui para istri/calon istri. Sementara untuk para suami/calon suami ini bisa dijadikan bahan penyadaran dan pemikiran mereka, bahwa seorang istri itu bukanlah hanya seorang perempuan yang mereka nikahkan untuk melahirkan anak mereka, untuk menjadi pengurus rumah tangga mereka, dan hanya untuk teman tidur mereka saja.
Dan, para suami apakah kalian sudah bisa menjawab pertanyaan ini "Sudahkah kalian memberikan nafkah kepada istri kalian?"
" Pertanyaan Dari Salah Seorang Peserta Pengajian "
Assalamu 'alaikum wr. wb.Ustad sering membahas tentang harta Isteri, tapi saya belum menemukan jawaban tentang harta yang mana yang dimaksuddengan Harta Isteri? Apakah penghasilan selama bersuami juga dianggap harta Isteri dan suami tidak punya hak atas harta tersebut?
" Jawaban Dari Sang Penceramah / Ustadz "
Harta isteri adalah harta milik isteri, baik yang dimiliki sejak sebelum menikah, atau pun setelah menikah.
Harta isteri setelah menikah yang terutama adalah dari suami dalam bentuk nafaqah (nafkah), selain juga mungkin bila isteri itu bekerja atau melakukan usaha yang bersifat bisnis.
Khusus masalah nafkah, sebenarnya nafkah sendiri merupakankewajiban suami dalam bentuk harta benda untuk diberikan kepada isteri. Segala kebutuhan hidup isteri mulai dari makanan, pakaian dan tempat tinggal, menjadi tanggungan suami.
Dengan adanya nafkah inilah kemudian seorang suami memilikiposisi qawam (pemimpin) bagi isterinya, sebagaimana firmanAllah SWT: الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاء بِمَا فَضَّلَ اللّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنفَقُواْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ
" Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. (QS. An-Nisa': 34) "
Namun yang seringkali terjadi, sebagian kalangan beranggapan bahwa nafkah suami kepada isteri adalah biaya kehidupan rumah tangga saja. Pemandangan sehari-harinya adalah suami pulang membawa amplop gaji, lalu semua diserahkan kepada isterinya.Cukup atau tidak cukup, pokoknya ya harus cukup.
Tinggallah si isteri pusing tujuh keliling, bagaimana mengatur dan menyusun anggaran belanja rumah tangga. Kalau isteri adalah orang yang hemat dan pandai mengatur pemasukan dan pengeluaran, suami tentu senang.Yang celaka, kalau isteri justru kacau balau dalam memanaje keuangan. Alih-alih mengatur keuangan, yang terjadi justru besar pasak dari pada tiang. Ujung-ujungnya, suami yang pusing tujuh keliling mendapati isterinya pandai membelanjakan uang, plus hobi mengambil kredit, aktif di arisan dan berbagai pemborosan lainnnya.
Padahal kalau kita kembalikan kepada aturan asalnya, yang namanya nafkah itu lebih merupakan 'gaji' atau honor dari seorang suami kepada isterinya. Sebagaimana 'uang jajan' yang diberikan oleh seorang ayah kepada anaknya.
Adapun kebutuhan rumah tangga, baik untuk makan, pakaian, rumah, listrik, air, sampah dan semuanya, sebenarnya diluar dari nafkah suami kepada isteri. Kewajiban mengeluarkan semua biaya itu bukan kewajiban isteri, melainkan kewajiban suami.
Kalau suami menitipkan amanah kepada isterinya untuk membayarkan semua biaya itu, boleh-boleh saja. Tetapi tetap saja semua biaya itu belum bisa dikatakan sebagai nafkah buat isteri. Sebab yang namanya nafkah buat isteri adalah harta yang sepenuhnya menjadi milik isteri.
Kira-kira persis dengan nafkah di awal sebelum terjadinya akad nikah, yaitu mahar atau mas kawin. Kita tahu bahwa sebuah pernikahan diawali dengan pemberian mahar atau mas kawin. Dan kita tahu bahwa mahar itu setelah diserahkan akan menjadi sepenuhnya milik isteri. Suami sudah tidak boleh lagi meminta mahar itu, karena mahar itu statusnya sudah jadi milik isteri. Kalau seandainya isteri dengan murah hati lalu memberi sebagian atau seluruhnya harta mahar yang sudah 100% menjadi miliknya kepada suaminya, itu terserat kepada dirinya. Tapi yang harus dipastikan adalah bahwa mahar itu milik isteri.
Sekarang bagaimana dengan nafkah buat isteri? Kalau kita mau sedikit cermat, sebenarnya dan pada hakikatnya, yang disebut dengan nafkah buat isteri adalah harta yang sepenuhnya diberikan buat isteri. Dan kalau sudah menjadi harta milik isteri, maka isteri tidak punya kewajiban untuk membiayai penyelenggaraan rumah tangga. Nafkah itu 'bersih' menjadi hak isteri, di luar biaya makan, pakaian, bayar kontrakan rumah dan semua kebutuhan sebuah rumah tangga.
Mungkin Anda heran, kok segitunya ya? Kok matre' banget sih konsep seorang isteri dalam Islam?Jangan heran dulu, kalau kita selama ini melihat para isteri tidak menuntut nafkah 'eksklusif' yang menjadi haknya, jawabnya adalah karena para isteri di negeri kita ini umumnya telah dididik secara baik dan ditekankan untuk punya sifat qana'ah.S aking mantabnya penanaman sifat qana'ah itu dalam pola pendidikan rumah tangga kita, sampai-sampai mereka, para isteri itu, justru tidak tahu hak-haknya. Sehingga mereka sama sekali tidak mengotak-atik hak-haknya.
Memandang fenomena ini, salah seorang murid di pengajian nyeletuk, "Wah, ustadz, kalau begitu hal ini perlu tetap kita rahasiakan. Jangan sampai isteri-isteri kita sampai tahu kalau mereka punya hak nafkah seperti itu."
Yang lain menimpali, "Setuju stadz, kalau sampai isteri-isteri kita tahu bahwa mereka punya hak seperti itu, kita juga ntar yang repot nih ustadz. Jangan-jangan nanti mereka tidak mau masak, ngepel, nyapu, ngurus rumah dan lainnya, sebab mereka bilang bahwa itu kan tugas dan kewajiban suami. Wah bisa mejret nih kita-kita, ustadz."
Yang lain lagi menambahi, "Benar ustadz, bini ane malahan sudah tahu tuh masalah ini. Itu semua kesalahan ane juga sih awalnya. Sebab bini ane tuh, ane suruh kuliah di Ma'had A-Hikmah di Jalan Bangka. Rupanya materi pelajarannya memang sama ame nyang ustadz bilang sekarang ini. Cuman bini ane emang nggak tiap hari sih begitu, kalo lagi angot doang. Tapi kalo lagi angot, stadz, bah, ane jadi repot sendiri. Tuh bini kagak mao masak, ane juga nyang musti masak. Juga kagak mau nyuci baju, ya udah terpaksa ane yang nyuciin baju semua anggota keluarga.Wii, pokoknya ane jadi pusing sendiri karena punya bini ngarti syariah."
Menjawab 'keluhan' para suami yang selama ini sudah terlanjur menikmati ketidak-tahuan para isteri atas hak-haknya, kami hanya mengatakan bahwa sebenarnya kita sebagai suami tidak perlu takut. Sebab aturan ini datangnya dari Allah juga. Tidak mungkin Allah berlaku berat sebelah. Sebab Allah SWT selain menyebutkan tentang hak-hak seorang isteri atas nafkah 'eksklusif', juga menyebutkan tentang kewajiban seorang isteri kepada suami. Kewajiban untuk mentaati suami yang boleh dibilang bisa melebihi kewajibannya kepada orang tuanya sendiri.
Padahal kalau dipikir-pikir, seorang anak perempuan yang kita nikahi itu sejak kecil telah dibiayai oleh kedua orang tuanya. Pastilah orang tua itu sudah keluar biaya besar sampai anak perawannya siap dinikahi. Lalu tiba-tiba kita kita datang melamar si anak perawan itu begitu saja, bahkan kadang mas kawinnya cuma seperangkat alat sholat tidak lebih dari nilai seratus ribu perak. Sudah begitu, dia diwajibkan mengerjakan semua pekerjaan kasar layaknya seorang pembantu rumah tangga, mulai dari shubuh sudah bangun dan memulai semua kegiatan, urusan anak-anak kita serahkan kepada mereka semua, sampai urusan genteng bocor. Sudah capek kerja seharian, eh malamnya masih pula 'dipakai' oleh para suaminya.
Jadi sebenarnya wajar dan masuk akal kalau untuk para isteri ada nafkah 'eksklusif' di mana mereka dapat hak atas 'honor' atau gaji dari semua jasa yang sudah mereka lakukan sehari-hari, di mana uang itu memang sepenuhnya milik isteri.
Suami tidak bisa meminta dari uang itu untuk bayar listrik, kontrakan, uang sekolah anak, atau keperluan lainnya. Dan kalau isteri itu pandai menabung, anggaplah tiap bulan isteri menerima 'gaji' sebesar sejuta perak yang utuh tidak diotak-atik, maka pada usia 20 tahun perkawinan, isteri sudah punya harta yang lumayan 20 x 12 = 240 juta rupiah. Lumayan kan? Nah harta itu milik isteri 100%, karena itu adalah nafkah dari suami. Kalau suami meninggal dunia dan ada pembagian harta warisan, harta itu tidak boleh ikut dibagi waris. Karena harta itu bukan harta milik suami, tapi harta milik isteri sepenuhnya. Bahkan isteri malah mendapat bagian harta dari milik almarhum suaminya lewat pembagian waris.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc
09 September 2008
Doa - Doa
“ Doa Masuk Penginapan “
A’uudzu Bika Limaatillahit – Taammaati Min Syarri Maa Khalaq
Artinya : Aku Berlindung Dengan Kalimat – Kalimat Allah Yang Sempurna Dari Kejahatan Apa Yang Diciptakan Nya
Ayat Kursi “ Surat Al – Baqarah, Ayat 255”
Allahu Laa Ilaaha Illa Huwal Hayyul Qayyumu Laa Ta’ Khudzuhuu Sinatuw Wa Laa Naumul Lahuu Maa Fis Samaawaati Wa Maa Maa fil Ardi Man Dzal Ladzii Yasfa’u Indahuu Illa Bi–Idznihii Ya’ Lamu Maa Baina Aidiihim Wa Maa Khalfahum Wa Laa Yuhiithuuna Bisyai–Im Min Ilmihii Illa Biina Syaa-a Wasi’a Kursiyyuhus Samaawaati Wal Arda Wa Laa Ya–Uudduhuu Hifzuhumaa Wa Huwal Aliyyul Azhim
Artinya : Allah, Tidak Ada Tuhan (Yang Berhak Disembah) Melainkan Dia Yang Hidup Kekal Lagi Terus Menerus Mengurus (Makhlu –Nya); Tidak Mengantuk Dan Tidak Kepunyaan–Nya Apa Yang Ada Di Langit Dan Bumi. Dia Yang Dapat Memberi Syafa’at Di Sisi Allah Tanpa Izin–Nya. Allah Mengetahui Apa–Apa Yang Dihadapkan Mereka Dan Dibelakang Mereka. Dan Mereka Tidak Mengetahui Apa–Apa Dari Ilmu Allah Melainkan Apa Yang Dikehendakinya. Kursi Allah Meliputi Langit Dan Bumi. Dan Allah Tidak Merasa Berat Memelihara Keduanya, Dan Allah Maha Tinggi Lagi Maha Besar.
“Doa Memohon Ketentraman Hati”
Allaahumma Inni As-Aluka Khaufal-Aalamiina Bika Wallmal Khaaifiina Minka Wa Yaqinal-Mutawakkiliina Alaika Wa Rajar Raaghibiina Fiika Wa Zuhdath-Thaalibiina Ilaika Wa Ra’al Muhibbiina Laka Wa Taqwal-Mutasyaw-Wiqiina Ilaika
Artinya : Ya Allah Sesungguhnya Aku Memohon Pada Mu Ketakutan Orang – Orang Yang Takut Kepada Mu, Keyakinan Orang – Orang Yang Bertakwa Kepada Mu, Harapan Orang – Orang Yang Menyukai Mu, Kezuhudan Orang-Orang Yang Mencari Mu, Kewaraan Orang-orang Yang Mencintai Mu, Dan Ketakwaan Orang – Orang Yang Rindu Pada Mu.
“Doa Untuk Mengatasi Kegelisahan Tidak Bisa Tidur Malam”
Allaahumma Ghaaratin Nujuumu Wa Hada Atil Uyyunu Wa Anta Hayyun Qayyumun Laa Ta’khudzuka Sinatun Wa Laa Naumun Yaa Hayyu Yaa Qayyuumu Ahdii Lailii Wa Anim’ainii
Artinya : Ya Allah, Bintang-Bintang Telah Masuk Dan Mata-Mata Pun Telah Diam Tak Bergerak, Sedangkan Engkau Tetap Hidup Dan Berdiri Sendiri, Dan Engkau Tidak Dikuasai Oleh Kantuk Dan Tidur. Wahai Dzat Yang Hidup Dan Berdiri Sendiri, Tenangkanlah Malamku Dan Lelapkanlah Mataku.
Suami & Istri
Tidaklah Semulia Khadijah
Tidaklah Setaqwa Aisyah
Juga Tidaklah Setabah Fatimah
Istrimu Hanyalah Wanita Akhir Zaman
Yang Punya Cita – Cita Menjadi Sholihah
Pernikahan Mengajar Kita Kewajiban Bersama
Istri Menjadi Tanah, Kamu Jadi Langit Penaunganya
Seandainya Istri Tulang Yang Bengkok,
Hati – Hatilah Meluruskannya.
Suami Yang Menikahimu
Tidaklah Semulia Muhammad SAW
Tidaklah Setaqwa Ibrahim
Juga Tidaklah Sehebat Ayub
Suamimu Hanyalah Pria Akhir Zaman
Yang Punya Cita – Cita Membangun
Keturunan Yang Sholeh
Pernikahan Mengajar Kita Kewajiban Bersama
Suami Adalah Nahkoda Kapal, Istri Adalah Navigatornya
Seandainya Suami Lupa,
Bersabarlah Memperingatinya
04 September 2008
Lahir Sebagai Pejabat
01. Harus sekolah yang tinggi ( Mungkin harus S1 atau S2 atau S3 atau juga mungkin harus
mendapatkan gelar sarjana kehormatan dari universitas beken or luar negeri).
02. Keluar uang yang banyak ( Bisa jadi untuk biaya sekolah di sekolah atau universitas beken
dalam negeri dan luar negeri. Atau untuk nyogok n ngejilat atasan supaya cepet2 naik
pangkat).
03. Meniti karir dari bawah dan bertahun-tahun kemudian akhirnya naik jabatan jadi pejabat.
04. Or berbagai cara lainnya.
Tapi kami berempat " Diu - Janetha - Nadia - Angel " ditakdirkan untuk jadi " Pejabat " sejak lahir... Asyik kan??!! Jadi, kami tidak harus bekerja keras untuk bisa jadi pejabat.Kami dari lahir sudah jadi " Pejabat " karena kami memang dilahirkan untuk menjadi " Pejabat " alias " Peranakan Jawa - Batak " .... He .. He .. He .. He .. Karena kami berempat adalah keturunan pertama atau dalam bahasa bataknya pinopar ni dari ayah yang berdarah Jawa Timur tulen & mama yang berasal dari Tapanuli Utara, alias Batak Asli.
Nah, sejak tanggal 28 Januari 2006, Kelurga besar kami bertambah. Anak terbesar, Diu menikah dengan seorang laki - laki berdarah Aceh " Taufik Maru ". Jadilah di keluarga kami bercampur - campur unsur kebudayaan. Mulai sekarang ada unsur budaya Aceh di keluarga besar kami.
17 Juli 2008
Artis, Rame - Rame Jadi Pejabat
Belakangan ini banyak selebriti atau artis dijadikan dayapikat dalam bursa pemilihan kepala daerah. Entah apakah ini fenomena baru dalam dunia atau sebagai trik menarik massa pendukung, atau hanya aji mumpung saja. Keterlibatan artis atau selebriti dalam pilkada bukan sekedar jadi juru kampanye atau jurkan, tapi justru sebagai kandidat pekabat atau bakal calon pimpinan daerah.
Beberapa artis yang saat ini sedang bertarung dalam kancah pilkada antara lain, Primus Yustisio yang mencalonkan sebagai Bupati Subang – Jawa Barat. Bersama pasangannya Agus Nurani, Suami dari artis Jihan Fahira tidak diusung oleh partai politik, melaikan calon perseorangan.
Saiful Jamil, penyanyi dangdut yang diusung oleh Partai Persatuan Pembangunan (PPP), merupakan calon Wakil Wali Kota Serang – Banten. Bersama Kirtam Sanjaya, Saiful Jamil akan bertarung pada Agustus mendatang. Di Serang, selain Saiful Jamil, pelawak Didin Bagito juga mencalonkan diri calon Wakil Wali Kota Serang - Banten, bersama pasangannya Suhardi
Pilkada Sumatera Selatan periode untuk memilih gubernur periode 2008 – 2013, juga diramaikan oleh selebriti. Pembawa Acara kondang Helmy Yahya, yang akan berduet dengan Syahrial Oesman (gubernur saat ini) diusung oleh PDI Perjuangan, PPP, PKS, dan partai kecil lainnya mencoba untuk menjadi orang nomor satu dan dua di Sumatera Utara.
Merekrut selebritis memang cara efektif untuk mendongkrak pemilih. Sosok artis yang berhasil mendongkrak suara pemilih. Antara lain Dede Yusuf, yang sukses menjadi Wakil Gubernur Jawa Barat periode 2008 – 2013, bersama pasangannya Ahmad Heryawan. Pasangan yang saat kampanye pilkada membawa jorgan HADE, adalah jawara PKS.
11 Juli 2008
Memburu Teroris
Kelompok teroris yang terungkap di Palembang, Sumatera Selatan, dipastikan merupakan bagian dari jaringan Jamaah Islamiyah (JI). Kelompok Palembang disebut - sebut merupakan sel baru bentukkan Noordin M Top sebagai poros antara gerakan JI di Singapura yang dikendalikan Mas Slamet Kastari dan JI di Jawa yang dikendalikan sendiri oleh Noordin M Top. Kelompok teroris Palembang, pernah merencanakan akan meledakkan sebua cafe di Bukit Tinggi, Sumatera Barat. Selain itu, pada tahun 2005 kelompok Palembang ini juga pernah merencanakan percobaan pembunuhan pendeta Joshua di Bandung.
“ TERORIS “ kata ini mulai sering didengar dan digunakan setelah peristiwa ledakan bom di Bali, pada 12 Oktober 2002. Peristiwa yang akhirnya dikenal dengan nama “ Bom Bali 1 “ ini mengakibatkan 202 orang tewas dan 209 orang luka – luka, korban rata – rata adalah wisatawan asing yang sedang menikmati liburan di Kuta.
Nah, untuk memburu para pelaku peledakan Bom Bali 1, yang kemudian di sebut teroris, Kepolisian Republik Indonesia membentuk Tim Anti Teror, akhirnya diberi nama Tim Densus 88 Anti Teror, yang bertugas untuk memburu pelaku terorisme di Indonesia. Dibalik pro kontra pembentukan & gaya penangkapan yang kerap kali dibilang melanggar hak asasi manusia, Tim Densus 88 Anti Teror berhasil mengungkap jaringan teroris di Indonesia yang kerap kali melakukan aksi teror peledakan bom.
Tinta biru perburuan teroris diawali dengan penangkapan pelaku peledakan bom di Bali pada tahun 2002, yaitu Imam Samudra alias Abdul Aziz, yang ditangkap di Pelabuhan Penyebrangan merak – Bakauhuni, dalam bus PO Kurnia, jurusan Jakarta – Medan.
Ali Ghufron alias Mukhlas, yang ditangkap di Desa Tulung, Kecamatan Delanggu, Klaten, Solo, Jawa Tengah, pada Desember 2002.
Teroris lain yang juga “dicekel” Tim Densus 88 Anti Teror adalah Ali Imron alias Alik alias Ale, yang ditangkap pada 13 Januari 2003, di tempat persembunyiannya di Pulau Tanjung Brukang, di lepas pantai Samarinda, Kalimantan Timur, 13 januari 2003.
Tim Densus 88 juga sukses menangkap pelaku Bom Bali 1 lainnya, yaitu Amrozi, yang ditangkap Di Pondok Pesantren Al-Islam, Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Lamongan, Jawa Timur, pada November 2002.
Perburuann teroris Tim Densus 88 Anti Teror Mabes Polri terus berlanjut dan membuahkan hasil. Salah satu otak aksi teror bom di Indonesia yang paling di cari yaitu DR. Azahari berhasil ditangkap. Warga negara Malaysia ini tewas ketika disergap di Kota Batu, Malang, Jawa Timur, pada September 2005.
Abu Dujana alias Yusron alias Mahfud, tersangka teroris yang mumpuni merakit bom dan terlibat dalam aksi Bom Bali pada tahun 2002, Bom Hotel JW Marriot pada tahun 2003, dan Bom di Kedutaan Besar Australia pada tahun 2004 ditangkap di rumahnya di Desa kebarongan, Kemrajen, Banyumas – Jawa Tengah, pada Juni 2007.
Pimpinan tertinggi atau amir Jamaah Islamiyah (JI) di Indonesia, Zarkasih alias Abu Irsad alias Mbah dibekuk dalam operasi Detasemen Khusus 88 Antiteror di Yogyakarta, juga pada Juni 2007. Zarkasih alias Mbah alias Abu Irsyad adalah pengendali utama seluruh operasi di Poso, Sulawesi Tengah.
Muhammad Rois alias Iwan Darmawan, salah seorang pelaku peledakan bom di Kedutaan Besar Australia, di Kuningan – Jakarta Selatan, di cokok Tim pemburu teroris pada November 2005. Pria yang mempunyai peran menyembunyikan otak sejumlah kasus pengeboman di Tanah Air yaitu Doktor Azahari dan Noordin Mohammad Top ditangkap di Kampung Kaum, Leuwiliang, Bogor, Jawa Barat.
Buron teroris lain adalah Dulmatin alias Joko Pitoyo. Buronan teroris asal Pemalang, Jawa Tengah masih diburu polisi karena terlibat dalam aksi bom Bali1, pada 2002. Dulmatin sempat beberapa kali dikabarkan tewas dalam serangan udara militer Filipina di Pulau Mindanao, Filipina Selatan pada Januari 2005. Pada Januari 2007, Dulmatin juga dikabarkan tewas dalam baku tembak dengan militer Filipina, di Jolo, Filipina Selatan, namun Kepolisian Republik Indonesia memastikan Dulmatin belum tewas, dan masih diburu.
Umar Patek alias Umar Kecil alias Pak Taek alias abu syekh alias Zacky, adalah anggota senior Jemaah Islamiyah. Umar Patek diduga terlibat dalam serangan bom di Bali/ 12 Oktober 2002. Sampai sekarang polisi masih mencari umar patek. Sejak 2003, Umar patek bersama Dulmatin, diduga melarikan diri ke Filipina. Kemungkinan keduanya bersembunyi di wilayah Filipina Selatan, seperti pulau Simunul dan Mindanao, serta pulau Jolo bagian Barat Daya Filipina.
Teroris buron lain adalah Zulkarnaen alias Daud alias Arif Sunarso. Zulkarnaen diduga berperan sebagai penanggung jawab seluruh operasi teror jamaah islamiyah. Ketua Dewan Askari atau pimpinan kelompok bersenjata Jamaah Islamiyah bukanlah eksekutor lapangan, melainkan penanggung jawab aksi teror. Pelaksanaan setiap aksi teror pengeboman merupakan hasil persetujuan zulkarnaen. Beberapa aksi peledakan bom yang mendapatkan restu Zulkarnaen antara lain peledakan bom di Bursa Efek Jakarta, pada 2000, bom Bali 1, pada 2002, yang menewaskan dua ratus dua orang. Peledakan bom di hotel JW Marriot, tahun 2003. Dan September 2004 peledakan bom di Kedutaan Besar Australia, Jakarta.
27 Juni 2008
Alvaro In Action
Nah, kalo ini gaya varo lagi main HP... Sok paham teknologi ... Biar kaya Habibie nanti
Berbagai Tingkah Alvaro
Nah, ini gaya Alvaro kalau sedang tidur, selalu miring sambil meluk bantal gulingnya yang sudah kekecilan.. Lucu juga ngeliatnya, Bantal guling kekecilan, bantal kepala kekecilan. Dikasih bantal untuk ukuran balita, Varo ga mau pakai. Bukan karena bantalnya kebesaran, tapi karena Varo selalu cari bantal kecilnya ini, kalau ga, Varo ga bisa tidur nyenyak.
Varo kalau tidur rada "rusuh" juga. Varo selalu muter 360 derajat, jadilah tempat tidur mama - papanya terasa semakin sempit. N kalau Varo udah kehausan alias mau minum susu, Varo emang ga pernah nangis, tapi badan nya Varo selalu muter2 n kakinya di tendang2 ke mama atau papanya.
05 Juni 2008
Semalam Di RS Omni Internasional
” Alvaro Bayanaka Maru ” saat itu usianya baru 6 bulan 9 hari. Dan tidak berbeda dengan hari – hari biasanya, Varo, begitu kami biasa memanggilnya, tetap lincah dan menggemaskan. Dan tertawa dengan riang dan keras saat tante2nya dan opungnya menggodanya. Saat itu saya sedang ”cilem” dari kantor, jadi bisa bebas main dan bercanda dengan Alvaro.
Namun, mungkin saat itu kami terlena dengan keceriaan Varo. Kami juga terlena bahwa kondisi Varo selalu baik – baik saja. Allah SWT pun sedikit menegur kami. Entah apa penyebabnya, Alvaro tiba – tiba ingin muntah, namun sepertinya muntahnya tidak tuntas. Sehingga varo kesulitan bernafas dan bibirnya menjadi biru.
Kepanikan pun muncul, dengan tergesa – gesa kami membawa varo ke UGD RS Omni Internasional – Serpong, dengan diantar tetangga sebelah rumah (Thanks Pak Andi, karena malam itu sudah mau mengantar saya ke rumah sakit).
Akhirnya malam itu, Varo harus menginap di Rumah Sakit. Tapi yang rada menyebalkan adalah keputusan dokter yang memeriksa untuk menginfus varo. Bayangkan saja, usia Varo masih 6 bulan, tangannya pun masih mungil dan belum lagi anaknya yang sangat lincah dan selalu bergerak. Saya tidak tega membayangkan selama di rumah sakit tangan mungil varo harus tertusuk jarum infus. Spontan permintaan dokter itu saya tolak.
Dokter pun memberikan alternatif dengan mengambil darah Varo. Saya tidak bisa menolak opsi itu demi kesembuhan anak saya. Namun, dengan sedikit mengancam saya katakan, ” boleh ambil darahnya, namun harus sekali suntik. Kalau suntikan pertama gagal, ambil darah tidak boleh dilanjutkan ”. Untungnya petugas laboraturiumnya jago, sekali suntik ambil darah selesai.
Tapi, dasar anak kecil, badannya sudah rada enakan, Varo pun kembali mengeluarkan kelincahannya di dalam kamar perawatan. Tapi, syukurlah Varo tidak apa – apa, kembali lincah dan aktif seperti biasa.
Pelajaran ini tidak akan terlupakan. Itulah mungkin orang – orang tua dulu bilang, jangan suka muji – muji anak sendiri. Itulah mungkin maksudnya, supaya kita sebagai orang tua tidak terlena dan terlalu membanggakan anak sendiri.
” Alvaro sehat – sehat selalu ya nak .... ”
03 Juni 2008
Lasmaria Pardede
Aku mengenal Inang Lasmaria, begitu biasanya wanita yang telah berusia 65 tahun ini disapa saat melakukan liputan Pembunuhan Rotua Rialina Simanjuntak, pada 5 Mei 2008 di Pematang Siantar, Sumatera Utara
Rotua Rialina Simanjuntak adalah putri bungsu Inang Lasmaria. Pada medio April 2007, Rotua ditemukan terbunuh di sebuah parit yang ditumbuhui ilalang yang sangat tinggi, di Kampung Baru, Nagari Dolok Uluan, Kecamatan Pematang Raya, Pematang Siantar – Sumatera Utara.
Menurut keterangan Polisi dari Polsek Raya & Polres Simalungun, Rotua kemungkinan besar di perkosa dan kemudian dibunuh. Pelaku pembunuhan diduga supir angkot yang dinaiki Rotua ketika akan ke Medan, Yaitu Gatti Sialagan. Dan, hingga tulisan ini dibuat (tgl 03 Juni 2008) Polisi masih belum berhasil menangkap Gatti Sialagan, alis masih menjadi Buron. (Program Wanted, http://www.an.tv/)
Kematian Rotua dengan cara yang mengenaskan tentunya meninggalkan perasaan sedih sangat mendalam bagi Inang Lasmaria. Ditambah lagi orang yang diduga sebagai pelaku utama pembunuhan anaknya, masih juga belum tertangkap.
Ternyata, dibalik kedukaan yang mendalam, memunculkan keberanian dan kegigihan dalam diri Inang Lasmaria. Tanpa bosan, Inang Lasmaria selalu menanyakan kepada para penyidik kepolisian bagaimana pencarian terhadap Gatti Sialagan. Bahkan saat bertemu dengan Inang Lasmaria, dengan penuh semangat bercerita mengenai kasus pembunuhan putrid bungsunya dan apa saja yang telah dia lakukan.
Inang Lasmaria sempat bercerita, saat angkot yang membawa anaknya saat itu lewat di depan rumahnya dia sempat menghentikan, karena nomor badan angkot tersebut dirubah. Kemudian oleh Inang Lasmaria, nomor tersebut dilepas dan disimpan. Hal itu dilakukan Inang Lasmaria karena khawatir saat pelaku pembunuhan anaknya tertangkap, mobil tersebut tidak bias dijadikan barang bukti. Padahal, walaupun nomor badan angkot dirubah, angkot tersebut tetap menjadi barang bukti pembunuhan Rotua.
Tidak puas dengan kinerja polisi yang masih juga belum berhasil menangkap Gatti Sialagan, Inang Lasmaria tidak kehabisan akal. Inang menemui pengurus paguyuban Simanjuntak. Gayung bersambut, pengurus paguyuban Simanjuntak di Siantar membantu dengan memuat pemberitaan pembunuhan Rotua juga melakukan aksi advokasi, seperti menyurati kepolisian. (http://www.simanjuntak.or.id/)
Apa yang dilakukan Inang Lasmaria mengingatkan Judul Lagu Batak yang menggambarkan kasih sayang seorang Ibu kepada anaknya. Judul lagu batak tersebut adalah “Anakhonhi Do Hamoraon Di Ahu”. Syair lagu batak tersebut menggambarkan betapa berharganya seoarang anak itu bagi orang tuanya, lebih berharga dari harta apapun di dunia ini. Dan, orang tua akan melakukan apapun agar anaknya bisa mendapatkan kehidupan yang terbaik.
Rotua Rialina Simanjuntak memang sudah meninggal, tidak lagi hidup di dunia yang sama dengan Inang Lasmaria. Namun kasih sayang Inang Lasmaria tetap tercurahkan kepada putri bungsunya, tak terbatas dengan alam kehidupan. Dan, Inang Lasmaria tahu, bahwa kebahagian putrinya adalah pembunuh anaknya, yaitu Gatti Sialagan tertangkap. Untuk itulah di kerentaan usianya, Inang Lasmaria tetap gigih dan pantang mundur mencari mengenai penuntasan kasus pembunuhan anaknya.
” Kasih ibu sepanjang jaman, kasih anak sepanjang galah ”
28 Mei 2008
Kanonskogelboom
Kanonskogelboom atau Couroupita guianensis atau pohon sala atau pohon kanon, berdasarkan klasifikasi ilmiah termasuk tumbuhan dalam :
kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Ordo : Ericales
Famili : Lecythidaceae
Genus : Couroupita
Spesies : Couroupita guianensis
22 April 2008
" One Of My Inspiration "
Alvaro Bayanaka Maru
Menikah & be a mother ... Dulu tidak pernah terpikirkan, bahkan terlintas pun tidak. Kehidupan sendiri yang bebas dan tidak ada beban serta tanggung jawab menjadi pilihan yang menggiurkan. Namun, pada 2005, Allah SWT berkehendak lain. Pilihan untuk hidup sendiri dihapuskan Allah SWT dengan menghadirkan seorang laki - laki, yang akhirnya menjadi suami - pendamping hidup.
28 Januari 2006 .... Be a merried women
Perubahan hidup terus berlanjut ....
April 2007 ... Kabar kehamilan datang dari dokter ... Be a mother comes true ....
12 November 2007 ... " Alvaro Bayanaka Maru " hadir menyemarakan kehidupan. Kehadiran " Alvaro Bayanaka Maru " mengajarkan untuk menjadi manusia & perempuan seutuhnya .... Terima kasih anak ku
" Alvaro Bayanaka Maru " mewujudkan kenikmatan, keindahan & kesenangan menjadi seorang ibu ... Mama ...
Tawa & senyum " Alvaro " adalah pelepas dahaga disaat kelelahan, kepenatan & kekesalan hadir. Bermain & bercanda dengan " Alvaro " adalah momen terindah dan menyenangkan yang tak akan pernah tergantikan. Pelukan, pegangan dan genggaman " Alvaro " adalah sentuhan terlembut yang tak akan pernah ingin dilepaskan sepanjang hayat masih di kandung badan.
Mama ... Mama ... Adalah kata pertamanya yang terindah, termerdu, yang membuat ingin menangis penuh kebahagian yang tak terhingga dan tergantikan. Terima kasih ya Allah SWT, Kau telah merubah pandangan hidup hamba Mu. Menikah dan menjadi ibu ternyata bukanlah belenggu dalam kehidupan.
" Alvaro Bayanaka Maru " ... Anugrah terindah dan terpenting yang kau berikan, tlah membuktikannya ...
21 April 2008
RA KARTINI
Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari kesemua saudara sekandung, Kartini adalah anak perempuan tertua. Beliau adalah keturunan keluarga yang cerdas. Kakeknya, Pangeran Ario Tjondronegoro IV, diangkat bupati dalam usia 25 tahun. Kakak Kartini, Sosrokartono, adalah seorang yang pintar dalam bidang bahasa.
Sampai usia 12 tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Di sini antara lain Kartini belajar bahasa Belanda. Tetapi setelah usia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena sudah bisa dipingit.
Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, maka di rumah ia mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya. Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi, dimana kondisi sosial saat itu perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah.
Oleh orangtuanya, Kartini disuruh menikah dengan bupati Rembang, Raden Adipati Joyodiningrat, yang sudah pernah memiliki tiga istri. Kartini menikah pada tanggal 12 November 1903. Suaminya mengerti keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka.
Anak pertama dan sekaligus terakhirnya, RM Soesalit, lahir pada tanggal 13 September 1904. Beberapa hari kemudian, 17 September 1904, Kartini meninggal pada usia 25 tahun. Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.
Berkat kegigihannya Kartini, kemudian didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912. Nama sekolah tersebut adalah " Sekolah Kartini". Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis.
Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964, yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini.