18 November 2016

Cerita Alvaro: His First Camp (part 2)

Emak nya dulu mantan pramuka dan tukang kemah. Eeee... Giliran anaknya yang harus ikutan kemah dari sekolah, anak nya sekarang panik. Yuppp.. Itulah gambaran diri ku sekarang.

Jumat dan Sabtu, 23 - 24 September 2016 lalu, anak ku yang paling besar Alvaro Bayanaka Maru harus mengikuti kegiatan PerJuSa, Perkemahan Jumat - Sabtu di sekolah, Sekolah Alam Madinah, Serpong - Tangerang Selatan. Perkemahan dilaksanakan di sekolah selama 1 malam. Ini kegiatan perkemahan pertama yang diikuti Alvaro dan pertama kali buat aku juga melepaskan Alvaro berkegiatan tanpa didampingi.. Dan pemirsa, saya pun rempong dan stress.

Kerempongan dimulai sejak menyiapkan barang-barang yang harus dibawa termasuk juga menjahit atribut dibaju pramuka. Kebetulan aku ga ahli menjahit, jadilah ngejahit 5 atribut makan waktu hampir 2 jam, ditambah lagi ngejahitnya udah malem, tapi Alhamdullilah, walaupun hasilnya ga bagus-bagus banget, selesai juga jahit atribut.

Untuk perlengkapan lain yang harus dibawa si abang Alvaro dengan santainya bilang "mama aja yang nyiapin, abang terserah mama" akhirnya mamanya juga yang harus beresin, karena anaknya santai banget, pakaian yang dibawa aku tandai mana aja pasangannya dan kapan harus dipakai.

Setelah urusan perlengkapan kemah beres, akhirnya pagi nya abang Alvaro pun siap berangkat untuk kemah. Perkemahan baru akan dimulai siang hari, pagi harinya anak-anak belajar seperti biasa terlebih dahulu. Tapi berdasarkan komunikasi di grup whatsapp dari Ms. Linda, wali kelas abang Alvaro di Mina 2 "anak-anak udah ga konsen belajar nih bunda, maunya kebawah terus. Ada suara dari bawah untuk persiapan kemah anak-anak langsung mau liat aja".

Akhirnya untuk menghilankan kelesuan anak-anak, Ms. Linda ngajak anak-anak foto-foto. Anak-anak pun akhirnya semangat kembali untuk melanjutkan pelajaran hingga selesai.

Waktu kemah pun akhirnya dimulai, acara diawalai dengan uapacara pembukaan perkemahan. Anak-anak dengan tertib mengikuti kegiatan upacara. Setelah itu dilanjutkan dengan mendirikan tenda dan merapihkan barang-barang ke tenda.

Saat anak-anak sedang menyiapkan dan merapihkan tenda di sore hari, kebetulan aku datang ke sekolah untuk mengantarkan tikar, karena pagi hari saat berangkat Alvaro belum membawanya. Saat itu anak-anak termasuk abang Alvaro sedang sibuk membawa ransel mereka ke tenda.

Di depan tenda, anak-anak berdiskusi bagaimana mereka harus merapihkan tas di dalam tenda agar nanti malam mereka bisa tidur dengan nyaman. Mereka pun berdiskusi bagaimana menata sepatu-sepatu di depan tenda agar rapi dan tidak basah kalau hujan turun.

Satu hal yang membanggakan dari Alvaro dan teman-teman saat berdiskusi, mereka tidak saling berebutan untuk bicara dan mengatur, mereka bergantian untuk bicara satu persatu, dan saling mendengarkan. Keputusan pun mereka ambil setelah disetujui bersama-sama. Ketika mereka mulai bekerja untuk merapihkan, anak-anak yang lain mengikuti arahan ketua regu dengan patuh. Wahhh.. Bangga dan salut melihat Alvaro dan teman-temannya, mereka sudah demokrasi dengan baik sejak anak-anak, semoga kelak sampai besar seperti itu.

Keseruan kegiatan perkemahan terus berlanjut, dari foto-foto yang dikirimkan Ms. Linda ke grup whatsapp orangtua murid berbagai kegiatan anak-anak dilakukan, dan puncaknya adalah kegiatan api unggun.

Ternyata dan ternyata, keseruan kemah tidak hanya dirasakan oleh anak-anak, para orangtua murid, wabil khusus ibu-ibu ternyata ikut seru juga. Malam-malam ada yang sengaja jenguk dengan membawa berbagai makanan dan minuman. Dan para ibu-ibu ini kompaknya jempol, kita saling bertukar informasi apa saja yang sudah dibawa ibu yang lain, maka mama yang lain akan membawakan makanan atau minuman lain untuk anak-anak. 

Keseruan ibu-ibu yang lain adalah ikutan begadang juga, tapi di rumah, sampai jam 1 tengah malam grup whatsapp ramai terus, apalagi ketika wali kelas mengabarkan ada anak yang menangis dan minta pulang. Tapi Alhamdullilah, anak Mina 2 semua tidak ada yang menangis dan minta pulang.

Buat aku merasa khawatir dengan perkemahan Alvaro pertama ini karena si sulung ku ini anak yang manja dan penakut. Aku khawatir dia akan menangis dan minta pulang. Namun Alhamdullilah, apa yang aku khawatirkan tidak terjadi. 

Alvaro sangat menikmati perkemahannya pertama ini. Saat Alvaro sudah plang, aku tanya gimana kemahnya? suka tidak? Dia jawab suka, seru. Makan rame-rame sama temen-temen. Tapi mandinya harus antri karena banyak orang, terus tidurnya juga pada duduk, karena ga bisa tiduran semua karena tendanya sempit.

Terus lanjut Alvaro, bangunnya pagi-pagi untuk sholat Subuh bareng, yang ga enak cuma satu, kalau telat kumpul kita di hukum suruh jalan jongkok atau skot jump. Tapi kelompok aku sih ga pernah di hukum, kita ga pernah telat.

Usai mengikuti PerJuSa, Alvaro jetleg. Lagi asik-asik diajak cerita, Alvaro tiba-tiba sudah tidak terdengar suaranya, dan terlelap tidur. Tampaknya sulung ku ini lelah, sampai di rumah jam 9 pagi, baru bangun tidur jam 8 malam. Siangnya di bangunin untuk makan tidak bergerak sama sekali.

Senang rasanya melihat anak ku yang manja ini bisa berhasil mengikuti kegiatan perkemahan pertamanya. Tapi ada rasa penasaran juga saat aku membersihkan ranselnya, kenapa semua baju Alvaro tidak ada yang kotor dan tidak ada yang terpakai sama sekali. Saat Alvaro sudah bangun aku tanyakan, dan jawabannya "Abang sama teman-teman sudah janjian, biar kelompok kita tidak di hukum karena telat, kita tidak usah mandi dan ganti baju. Makanya kelompok kita jadi juara sebagai kelompok yang tidak pernah telat". Walahhhhh.. anak ku, kok ya janjiannya ga mandi. Tapi pelajaran yang mereka peroleh adalah, untuk mendapatkan hasil terbaik mereka harus usaha, walaupun kali ini usahanya tidak mandi... "Besok-besok kemah, jangan diulangin ga mandi lagi ya bang".

Tidak ada komentar: