03 Juli 2017

Cerita Lebaran : Berlima

Lebaran memang sudah berakhir, namun lebaran selalu memberikan cerita menarik yang berbeda tiap tahunnya. Alhamdullilah setelah satu bulan berpuasa, akhirnya hari yang fitri pun tiba. Layaknya keluarga muslim lain, lebaran adalah hari berkumpulnya keluarga, hari untuk saling bermaaf-maafan dan bersilaturahmi.

Lebaran adalah waktunya untuk bergembira, bersenang-senang, bersuka cita. Namun, di keluarga kami ada terselip rasa sedih, rasa tidak lengkap di 5 tahun belakangan lebaran ini. Sebab, sejak tahun 2013 kami tidak bisa lagi merayakan lebaran bersama dengan ayah. Pada Agustus 2012, ayah telah berpulang kepangkuan Illahi.

Sejak saat itu kami hanya tinggal berlima saja, aku - mama dan ketiga adik ku. Rasa sedih itu memang tidak bisa dihindari, bahkan air mata terkadang menetes tanpa bisa ditahan. Kerinduan kami kepada ayah menjadi semakin membuat dada sesak. Tapi kami yakin, ayah selalu menyaksikan kami dan hadir dalam setiap lebaran.

Walaupun ada rasa sedih, suka cita dan keriangan lebaran tetap terasa, karena kami anak-anak mama, menantu dan cucu bisa berkumpul bersama. Mama pun bisa tersenyum dan tertawa gembira, karena ketiga cucu nya bertingkah polah lucu-lucu, terutama saat pembagian TeHaEr lebaran.

Lebaran memang sangat kental dengan suasana kebersamaan dan silaturahmi. Di lingkungan rumah mama di Perumnas III - Bekasi Timur, para tetangga saling mengunjungi untuk bermaaf-maafan. Buat kedua anak ku dan anak adik ku, mereka sangat semangat menyambut tamu yang berdatangan, mereka sangat antusias bersalam-salaman untuk bermaaf-maafan. Ajang ini bisa memberikan pelajaran kepada anak-anak, bahwa saling bermaaf-maafan merupakan perbuatan yang sangat baik, silaturahmi merupakan ajang untuk memperkuat persaudaraan. Pelajaran yang didapat oleh anak-anak lainnya bahwa orang yang usianya lebih mudah sepantasnya mengunjungi orang yang usianya lebih tua, orang yang sehat mengunjungi yang sakit. 

Keseruan lebaran lainnya adalah waktunya berkumpul keluarga besar dan makan bersama. Seperti tiap tahunnya, mama di rumah pasti selalu masak. Karena adik-adik almarhum ayah atau adik-adik mama selalu berkumpul di rumah. Rumah sudah pasti ramai, dan mereka setiap datang pasti wajib makan di rumah. Sudah bisa dibayangkan kan gima ramai dan serunya.

Memang dibalik setiap cerita kebahagiaan, pasti ada cerita kesedihan. Tapi kita tidak boleh larut akan itu. Lebaran memang selalu menjadi momentum untuk keluarga bersuka cita dan gembira. Lebaran menjadi momentum pula untuk mendekatkan yang jauh, bahkan terkadang menjadi ajang untuk mengumpulkan yang telah lama berpisah. Hmmm.. Nikmat di hari yang fitri... Maaf Lahir dan Batin...

Tidak ada komentar: