11 Juni 2017

Cerita Ramadhan: Memilih & Dipilihin

Ceritanya kemarin sore (10/6/2017) ngabuburit sama anak-anak ke mall deket rumah. Agenda ngabuburit kali ini ada 2, yaitu menepati janji buka puasa diluar rumah dan beli sepatu anak-anak, secara weekend depan anak-anak udah berangkat duluan ke rumah opungnya di Bekasi, dan sekolah juga sudah libur.

Sekitar jam 3 sore, kita berangkat dari rumah, dari sebelum berangkat kita sudah buat perjanjian bahwa sampai mall kita booking tempat dulu buat buka puasa, terus cari sepatu adik Shaqira, cari sepatu abang, dan terus main di lokasi permainan sampai jam setengah 6, terus kita ke resto yang sudah kita booking sebelumnya untuk buka puasa. Anak-anak pun setuju dengan ide tersebut

Sampai di mall, kita pun menjalankan rencana seperti yang sudah ditentukan, booking tempat buat buka puasa. Setelah urusan booking beres, kemudian kita ke salah satu toko untuk beli sepatu si adik. Berbagai sepatu anak beraneka warna dan bentuk tersusun rapi di rak. Mulailah si anak kecil ini mengelilingi tiap rak sepatu untuk memilih, udah hampir setengah jam belum juga ada sepatu yang dipilih. Emaknya pun mulai tanya "Dek, adek mau sepatu kaya apa?" si adek jawab "Aku mau sepatu princess". Mulailah emaknya ikut terlibat memilih-milih sepatu. "Dek, ini sepatu princess nya bagus, ini juga bagus dek" sambil aku bawa beberapa pasang sepatu.

Shaqira pun mencoba satu persatu, tapi pilihan mamanya ga ada yang cocok, katanya ga enak di kaki, gatel, sempit dan ga suka modelnya. "Udah mama ga usah milih, aku pilih sendiri aja sepatunya," aku pun komentar "Kan biar cepet dek, kita kan mesti beli sepatu abang dan masih mau main". Si adek lanjut menjawab "Iya, tapi aku pilih sepatu sendiri aja, mama duduk aja disitu". Baiklah, si anak kecil pun mulai keliling lagi dari satu rak ke rak yang lain. Beberapa sepatu dia pilih dan coba-coba, sudah hampir satu jam, belum ada juga sepatu yang dipilih. 

Setelah hampir satu setengah jam milih-milih sepatu dan sudah buat mbak-mbak yang jaga toko bolak-balik lebih dari sepuluh kali ambil stok sepatu untuk dicobain, akhirnya si adek tertarik dengan sepatu kets warna ungu yang ada lampu bisa nyala-nyala. Setelah si adek mencoba sepatu kets ungu ini, dia langsung bilang "Mama, ini aja sepatunya, aku suka, enak dipakenya," aku pun komentar "Loh, katanya mau sepatu princess, sepatu model perempuan yang ada pita-pitanya, kok malah sepatu kets yang dipilih?" si adek langsung jawab "Iya aku beli 2 aja jadinya, satu sepatu yang ini, satu lagi sepatu princess". Karena emaknya udah kecapean, kelamaan nunggu si adek milih sepatu, langsung lah bilang sama si mbak yang jaga toko, "Ya udah mbak itu aja, langsung bawa ke kasir, ntar anaknya berubah pikiran lagi". Akhirnya urusan beli sepatu si adek beres.

Karena urusan beli sepatu si adek makan waktu yang lama, akhirnya rencana pun berubah, beli sepatu si abang Alvaro nanti aja setelah buka puasa. Kita pun langsung ke tempat lokasi permainan. Si adek dan si abang pun main berbagai wahana dan permainan sampai jam setengah enam. Setelah puas bermain, kita pun langsung menuju ke tempat buka puasa, sekitar sejam buka puasa, sekitar jam 7 kita pun melanjutkan mencari sepatu. Kali ini kita memilih untuk mencari sepatu untuk si abang duluan, kita pun menuju toko sport center. Gaya memilih si abang jauh beda dengan si adek. Abang Alvaro begitu masuk toko, langsung liat sepatu yang dia suka, minta sepatu yang sesuai ukuran kakinya. Tidak sampai 5 menit, kita sudah keluar toko dengan membawa sepatu pilihan si abang.

Kita pun melanjutkan ke toko lain untuk cari sepatu princess adek Shaqira. Dan kejadian seperti memilih sepatu yang pertama pun terulang lagi. Butuh waktu hampir sejam untuk si adek menentukan pilihan sepatu yang dia mau, katanya sih "Aku bingung mama mau milih yang mana, sepatunya bagus-bagus semua, aku suka". Di toko yang ini memang model sepatu anak perempuan banyak banget, mulai dari yang ceper, yang ada hak 5 centi, model sendal sampai model booth juga ada.

Awalnya si adek milih sepatu warna putih dengan hak 5 cm, tapi sepatu itu tidak ada ukuran kaki si adek. Carilah sepatu lain, hampir semua sepatu turun dari rak dibuat si adek untuk dicoba-coba. Dan, setelah satu setengah jam, akhirnya anak kecil ini memilih sepatu warna abu-abu yang ada blink-blink nya.

Shaqira, nanti November umurnya baru 5 tahun, tapi ternyata anak kecil ini sudah bisa menentukan sendiri apa yang dia mau. Semua pilihan emaknya ditolak mentah-mentah. Dan ternyata biar kecil-kecil begini, kalau urusan milih memilih Shaqira ga kalah sama perempuan-perempuan yang sudah dewasa, anak kecil ini sama rempongnya. 

Urusan memilih barang ternyata antara anak perempuan dan laki-laki berbeda banget ya. Anak lako-laki tuh simpel banget, liat - suka terus dipilih. Nah kalau anak perempuan itu emang beda banget, dilihat-lihat dulu, dicobain sana sini, dan ga hanya cukup satu atau dua kali aja nyobainnya bisa berkali-kali sampai bener-bener bisa nentuin pilihan. Padahal emaknya kalau belanja segala sesuatu ga pernah serempong si adek Shaqira. Baiklah dek.. Besok-besok kalau kita belanja, mama bakalan nyiapin tenaga ekstra. Akhirnya kemarin kita baru keluar mal hampir jam 9 malam, bukan karena kelamaan buka puasanya, tapi karena kelamaan milih sepatu si adek.

Tidak ada komentar: